Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kolesteatoma, Apa Penyebab dan Gejala Gangguan Telinga Itu?

image-gnews
Ilustrasi pemeriksaan telinga. shutterstock.com
Ilustrasi pemeriksaan telinga. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ada berbagai gangguan telinga, salah satunya kolesteatoma. Mengutip Healthline, kolesteatoma pertumbuhan kulit abnormal nonkanker yang berkembang di bagian telinga tengah. Akibatnya, pendengaran, keseimbangan, dan fungsi otot-otot wajah bisa terganggu.

Kolesteatoma bisa diobati melalui proses pembedahan. Kista harus segera diangkat untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi jika tumbuh lebih besar. Dalam kebanyakan kasus, operasi atau pembedahan merupakan prosedur rawat jalan. Itu berarti pasien kolesteatoma tidak harus tinggal di rumah sakit setelah prosedur. Namun, rawat inap tetap diperlukan jika kista sangat besar atau jika pasien mengalami infeksi telinga yang serius.

Penyebab kolesteatoma

Kolesteatoma kondisi yang tak umum. Merujuk Medical News Today, kolesteatoma kadang diturunkan dalam keluarga,sehingga para ahli menduga kemungkinan adanya hubungan genetik yang diwariskan.

Kolesteatoma disebabkan oleh infeksi telinga tengah berulang. Selain itu, bisa juga karena saluran eustachius yang tidak berfungsi secara tepat. Eustachius saluran yang menghubungkan bagian belakang hidung dengan bagian tengah telinga.

Saluran ini yang memungkinkan udara mengalir melalui telinga juga menyamakan tekanan. Beberapa penyebab saluran ini tidak berfungsi secara tepat antara lain, infeksi telinga kronis dan sinus, alergi.  Jika saluran eustachius tidak berfungsi, vakum parsial mungkin terjadi di telinga tengah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondisi itu bisa menyebabkan bagian gendang telinga tertarik ke bagian tengah, kemudian memunculkan kista yang berubah menjadi kolesteatoma. Pertumbuhannya menjadi makin besar karena diisi dengan sel kulit tua, cairan, dan kotoran lainnya.

Gejala kolesteatoma

Mengutip Verywell Health, gejala kolesteatoma, yaitu:

  • Gangguan pendengaran, mungkin bersifat sementara jika ditangani lebih awal
  • Tekanan telinga
  • Sakit di belakang telinga
  • Vertigo (pandangan berputar-putar dan hilang keseimbangan)
  • Keluar cairan berbau busuk
  • Kelumpuhan otot wajah.

Baca: Gangguan Telinga Otitis Media dan Eksterna, Apa Penyebab dan Gejalanya?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

18 hari lalu

Ilustrasi wanita mendengarkan musik di kafe. shutterstock.com
Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

Dokter THT menjelaskan kebiasaan mendengarkan musik dengan suara keras menggunakan earphone dapat memicu gangguan pendengaran.


Ragam Radang Telinga yang Paling Sering Dialami Anak

25 hari lalu

Ilustrasi periksa telinga. Shutterstock
Ragam Radang Telinga yang Paling Sering Dialami Anak

Radang telinga yang paling sering dialami anak adalah otitis media akut, di mana infeksi rongga hidung menyerang secara cepat.


4 Sinyal Ancaman Kehilangan Pendengaran

29 hari lalu

Ilustrasi periksa telinga. Shutterstock
4 Sinyal Ancaman Kehilangan Pendengaran

Kehilangan pendengaran bukan hanya masalah pada lansia. Anak muda pun bisa mengalaminya. Berikut empat tanda perlunya periksakan telinga.


Sebab Alat Bantu Dengar Tidak Bisa Dipakai Pasien Seumur Hidup

31 hari lalu

Alat bantu dengar. ANTARA/Lucky R.
Sebab Alat Bantu Dengar Tidak Bisa Dipakai Pasien Seumur Hidup

Dokter THT menjelaskan alat bantu dengar yang digunakan pasien dengan gangguan pendengaran tidak bisa dipakai seumur hidup. Ini alasannya.


Apakah Perempuan yang Pernah Keguguran dan Diangkat Ovarium Masih Bisa Hamil?

32 hari lalu

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Apakah Perempuan yang Pernah Keguguran dan Diangkat Ovarium Masih Bisa Hamil?

Kiky Saputri mengabarkan dirinya akan diangkat ovarium kirinya akibat keguguran. Perempuan yang diangkat ovarium masih bisa hamil?


Kiky Saputri Keguguran, Apa Saja Penyebab Ibu Hamil Alami Keguguran?

32 hari lalu

Kiky Saputri. Foto: Instagram.
Kiky Saputri Keguguran, Apa Saja Penyebab Ibu Hamil Alami Keguguran?

Kiky Saputri mengalami keguguran yang menyebabkan ovarium kirinya harus diangkat. Ini penyebab seseorang mengalami keguguran.


Tips Aman Gunakan Perangkat Audio agar Tak Sebabkan Gangguan Pendengaran

33 hari lalu

Ilustrasi perempuan mendengarkan musik. Pixabay.com/sweetlouise
Tips Aman Gunakan Perangkat Audio agar Tak Sebabkan Gangguan Pendengaran

Berikut tips pemakaian perangkat audio yang aman dan nyaman dari dokter agar tidak menyebabkan gangguan pendengaran.


Awas, Gangguan Pendengaran Dapat Percepat Demensia pada Lansia

34 hari lalu

ilustrasi lansia (pixabay.com)
Awas, Gangguan Pendengaran Dapat Percepat Demensia pada Lansia

Fungsi seperti mendengar dan berbicara dapat mempengaruhi proses demensia


Kiky Saputri Alami Keguguran, Ada Kista yang Gerogoti Asupan Makanan

36 hari lalu

Kiky Saputri dan suaminya saat mengabarkan harus kehilangan janin di perutnya. Foto: Instagram.
Kiky Saputri Alami Keguguran, Ada Kista yang Gerogoti Asupan Makanan

Kiky Saputri menjelaskan, ada kista yang menggerogoti asupan makanan ke janinnya.


Penyebab Gangguan Pendengaran dan Cara Mencegahnya

38 hari lalu

Ilustrasi wanita dengan gangguan telinga. shutterstock.com
Penyebab Gangguan Pendengaran dan Cara Mencegahnya

Masyarakat perlu edukasi pentingnya mencegah gangguan pendengaran agar semua panca indera tetap sehat sehingga produktif dalam banyak hal.