TEMPO.CO, Jakarta - Semakin bertambah usia daya tahan kekuatan tulang dan sendi akan berkurang, biasanya yang berumur lebih dari 55 tahun atau sudah menopause. Merujuk Cleveland Clinic sebanyak 240 juta orang di seluruh dunia mengalami gejala pengapuran sendi atau osteoartritis.
Osteoartritis kondisi yang menyebabkan persendian terasa nyeri dan kaku. Kondisi ini sering juga disebut penyakit degeneratif sendi. Pengapuran sendi yang banyak dialami lansia sebenarnya sudah bergejala sejak dewasa.
Apa itu osteoartritis?
Pengapuran sendi akan makin parah berkembang secara perlahan dalam jangka bertahun-tahun. Dalam beberapa kondisi seperti cedera akan menyebabkan percepatan kerusakan beberapa bagian seperti tulang, tendon, ligamen, dan tulang rawan. Gejala nyeri, pembengkakan dan kelainan bentuk (deformitas) sendi juga terasa lebih awal.
Merujuk National Health Service UK, gejala utama osteoartritis terasa kaku dan nyeri juga sulit untuk digerakkan. Beberapa orang juga mengalami pembengkakan dan sendi berbunyi (crackling) saat digerakkan.
Gejala ini tak terus-menerus dirasakan. Jika masih ringan rasa sakit hanya terkadang muncul. Tapi, ketika makin parah, maka akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Biasanya gejala ini terasa di lutut, pinggul dan sendi kecil tangan.
Pengapuran sendi juga tak hanya tersebab usia, melainkan faktor yang bisa diubah dan tidak. Usia merupakan faktor risiko yang tak bisa diubah.
Risiko yang menyebabkan osteoartritis
1. Cedera sendi
Saat sendi terlalu sering digunakan (hipermobilitas sendi) seperti olahraga berat atau aktivitas berat lain, ketika mengalami cedera akan membutuhkan waktu lama untuk sembuh meski sudah melakukan operasi. Hal ini juga dapat memperparah gejala yang dirasakan dalam usia yang belum terlalu lanjut.
2. Kondisi lain (arthritis sekunder)
Osteoartritis juga bisa terjadi di sendi yang rusak tersebab penyakit yang sudah ada, seperti rheumatoid arthritis atau asam urat. Peradangan sendi akibat cedera juga rentan merusak tulang rawan dalam sendi.
3. Obesitas
Berat badan yang berlebihan akan memberi tekanan di persendian, terutama bagian yang menumpu sebagian besar bobot, seperti lutut dan pinggul. Obesitas juga berisiko lebih tinggi mengalami diabetes dan kolesterol tinggi juga mempertinggi risiko peradangan sendi.
Risiko osteoartritis rentan dialami wanita lansia. Itu karena terjadi penurunan kadar estrogen wanita yang telah menopause.Sebab, estrogen melindungi kesehatan tulang dan mengurangi stres oksidatif di tulang rawan.
Baca: Radang Sendi Bukan Lagi Penyakit Lansia, Anak Muda Bisa Kena
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.