Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cacar Monyet Tengah Marak, Sejauh ini Bahayanya

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi Virus Monkeypox atau Cacar Monyet. newscientist.com
Ilustrasi Virus Monkeypox atau Cacar Monyet. newscientist.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Usai kasus Covid-19 melandai, Otoritas Kesehatan di Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Australia kini disibukkan dengan wabah baru monkeypox atau cacar monyet yang marak ditemukan baru-baru ini. Umumnya penyakit ini muncul di Afrika Tengah dan Barat. 

Sempat hilang beberapa dekade, cacar monyet telah dilaporkan ditemukan di beberapa negara. Sejak awal Mei, berdasarkan data dari WHO 3.000 kasus cacar monyet telah ditemukan di lebih dari 50 negara.

Cacar monyet disebabkan oleh virus yang ditularkan hewan ke manusia. Gejalanya mirip cacar pada umumnya. Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terhadap virus cacar monyet termasuk berbagai jenis tupai, dormice, berbagai jenis primata dan spesies lainnya.

Penularan lewat kontak langsung 

Dilansir dari rsud.tulungagung.go.id, penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi dari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, lesi dari hewan yang terinfeksi. Makan daging yang tidak dimasak dengan baik dan produk hewani lainnya dari hewan yang terinfeksi merupakan faktor risiko paling besar.  

Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi akibat kontak udara, lesi kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang baru saja terkontaminasi. Penularan juga dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin yang dapat menyebabkan cacar monyet bawaan.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dikutip dari situs resmi WHO, cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung sekitar 2 hingga 4 minggu. Kasus yang parah sering terjadi pada anak-anak. Imunitas yang lemah dapat menyebabkan hal-hal yang lebih buruk. 

Setelah penghentian kampanye vaksinasi cacar secara global, saat ini orang yang berusia kurang dari 40 hingga 50 tahun mungkin lebih rentan terhadap cacar monyet. 

Hingga kini komplikasi cacar monyet dapat menyebabkan infeksi sekunder, bronkopneumonia, sepsis, ensefalitis, dan infeksi kornea dengan hilangnya penglihatan. 

Dengan cacar monyet yang tengah marak, rasio kasus fatalitas cacar monyet secara historis berkisar antara 0 hingga 11 persen pada populasi umum dan lebih tinggi di antara anak-anak. Dalam beberapa waktu terakhir, rasio kasus kematian tercatat sekitar 3-6 persen.

ANNISA FIRDAUSI

Baca juga : Kementerian Kesehatan, Cacar Monyet Bisa Sembuh Sendiri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kongo Memulai Imunisasi Vaksin Cacar Monyet

3 hari lalu

Nsimire Nakaziba, 34, mengobati ruam pada saudara perempuannya, Sifa Mwakasisi, 32, untuk meredakan rasa sakit di dalam tenda tempat dia menjalani perawatan melawan mpox di rumah sakit Kavumu di wilayah Kabare, provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, 29 Agustus 2024. Untuk menghadapi wabah cacar monyet, salah satu strategi efektif yang bisa diterapkan adalah peningkatan kesadaran diri serta isolasi bagi individu yang terinfeksi. REUTERS/Arlette Bashizi
Kongo Memulai Imunisasi Vaksin Cacar Monyet

Tenaga kesehatan di Kongo mendapat prioritas untuk melakukan imunisasi vaksin cacar monyet


WHO Laporkan Ada 30 Ribu Kasus Cacar Monyet Sepanjang 2024 di Afrika

15 hari lalu

Petugas kesehatan Kongo berkonsultasi dengan pasien yang diduga terkena mpox di pusat perawatan di rumah sakit Kavumu di wilayah Kabare, provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, 29 Agustus 2024. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menyatakan lonjakan kasus cacar monyet atau Mpox di beberapa negara Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat. REUTERS/Arlette Bashizi
WHO Laporkan Ada 30 Ribu Kasus Cacar Monyet Sepanjang 2024 di Afrika

Lebih dari 800 orang meninggal diduga karena mpox di penjuru Afrika. Setelah Kongo, Burundi saat ini bergulat dengan cacar monyet


Kembali Terdeteksi Cacar Monyet, Waspada Terhadap Kasus Mpox di Indonesia

19 hari lalu

Petugas medis berkonsultasi dengan dokter di Ruang Rawat Inap Infeksi Khusus Kemuning Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat, 5 September 2024. Kementerian Kesehatan juga sudah membagikan alat dan bahan pemeriksa Mpox ke seluruh Indonesia. Di antaranya ada alat periksa cepat yang hasilnya bisa diketahui dalam 30 menit. Alat tersebut sudah dipakai seperti di Jakarta dan Bali. TEMPO/Prima Mulia
Kembali Terdeteksi Cacar Monyet, Waspada Terhadap Kasus Mpox di Indonesia

Kementerian Kesehatan melaporkan perkembangan terbaru terkait kasus Mpox atau cacar monyet di Indonesia. Apa yang harus diwaspadai?


Kenali Gejala dan Penyebab Mpox atau Cacar Monyet

19 hari lalu

Kalala, seorang pasien dengan ruam wajah yang disebabkan oleh virus mpox, duduk pada hari ketiga perawatannya di pusat perawatan Rumah Sakit Vijana di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, 30 Agustus 2024. REUTERS/Justin Makangara
Kenali Gejala dan Penyebab Mpox atau Cacar Monyet

Cacar monyet monkeypox (Mpox) salah satu penyakit yang disebabkan infeksi virus dari kelompok yang serupa dengan penyakit cacar. Apa gejalanya?


Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

19 hari lalu

Seorang perawat mempersiapkan ruangan isolasi khusus pasien positif terjangkit cacar monyet atau mongkeypox (Mpox) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai, Riau, Sabtu 31 Agustus 2024. Pihak RSUD Dumai menyediakan empat ruangan isolasi khusus penyakit cacar monyet (Mpox), mempersiapkan peralatan medis dan obat-obatan serta tenaga kesehatan untuk merawat pasien yang terjangkit penyakit itu. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

Pada Agustus 2024, beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk di Swedia, Filipina, dan Thailand, melaporkan peningkatan kasus Mpox atau cacar monyet.


Malaysia Laporkan Kasus Mpox Baru, Pasien Tidak ke Luar Negeri

22 hari lalu

Seorang pasien dengan ruam wajah yang disebabkan oleh virus mpox terbaring di pusat perawatan Rumah Sakit Vijana di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, 30 Agustus 2024. Cara penuran Mpox dari manusia ke manusia terjadi melalui kontak langsung dengan lesi kulit atau cairan tubuh orang yang terinfeksi, termasuk sekret pernapasan. REUTERS/Justin Makangara
Malaysia Laporkan Kasus Mpox Baru, Pasien Tidak ke Luar Negeri

Mpox yang dipicu oleh virus cacar monyet ditemukan lagi di Malaysia. Seperti apa gejalanya?


Epidemiolog UI : Penyakit Mpox Bisa Sembuh dalam 4 Pekan

25 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Epidemiolog UI : Penyakit Mpox Bisa Sembuh dalam 4 Pekan

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Syahrizal Syarif menyatakan Mpox bisa sembuh sendiri dalam hitungan minggu.


BPOM Setujui Impor Vaksin Mpox, Sudah Tersedia 2 Ribu Dosis Lebih

26 hari lalu

An illustration of a monkeypox vaccine. (ANTARA/Shutterstock/am/rst)
BPOM Setujui Impor Vaksin Mpox, Sudah Tersedia 2 Ribu Dosis Lebih

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan pemerintah tak hanya mengimpor vaksin itu.


Dermatolog: Cepat Tertangani dan Deteksi Dini, Kunci Sembuh dari Mpox

26 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Dermatolog: Cepat Tertangani dan Deteksi Dini, Kunci Sembuh dari Mpox

Deteksi dini dan penanganan cepat terhadap gejala Mpox memungkinkan kesembuhan penderita, jadi tak perlu khawatir berlebihan.


Bolehkah Pasien Cacar Monyet Mandi? Ini Kata Dokter Kulit

27 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Bolehkah Pasien Cacar Monyet Mandi? Ini Kata Dokter Kulit

Pasien cacar monyet tetap perlu mandi dan menggunakan sabun yang dapat memberi kelembapan pada kulit. Berikut saran dokter kulit.