Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Timbulkan Pro-Kontra, Apa Saja Manfaat Ganja Medis?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Pekerja memeriksa kualitas daun ganja di perkebunan ganja Rak Jangdi Nakhon Ratchasima, Thailand, 28 Maret 2021. Thailand sendiri merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang mengizinkan penggunaan ganja untuk medis pada 2018 lalu. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Pekerja memeriksa kualitas daun ganja di perkebunan ganja Rak Jangdi Nakhon Ratchasima, Thailand, 28 Maret 2021. Thailand sendiri merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang mengizinkan penggunaan ganja untuk medis pada 2018 lalu. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan ganja medis menimbulkan pro-kontra di berbagai negara, termasuk Indonesia. Padahal, tanaman ini dikenal memiliki manfaat dalam dunia medis. 

Dilansir dari laman Harvard Health Publishing, ganja memiliki lebih dari 100 komponen aktif. Ekstrak tanaman ganja yang disebut CBD (cannabidiol) biasanya digunakan dalam pengobatan. 

Ini juga memiliki sedikit sifat memabukkan karena mempunyai sedikit atau bahkan tidak ada THC (tetrahydrocannabinol). THC adalah bahan kimia yang menyebabkan sensasi ‘fly’ saat orang mengonsumsi ganja.

Manfaat ganja medis

Dilansir dari laman WebMD, para peneliti sedang mempelajari penggunaan ganja medis terhadap sejumlah kondisi, termasuk:

  • penyakit alzheimer;
  • kehilangan nafsu makan;
  • kanker;
  • penyakit crohn;
  • penyakit yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS atau multiple sclerosis (MS);
  • gangguan makan, seperti anoreksia;
  • epilepsi;
  • glaukoma;
  • kondisi kesehatan mental, seperti skizofrenia dan PTSD (gangguan stres pascatrauma);
  • kejang otot;
  • mual;
  • rasa sakit;
  • kejang;
  • sindrom wasting (cachexia).

Namun, ahli penyalahgunaan zat di Fakultas Kedokteran Pennsylvania Perelman University, Marcel Bonn-Miller, mengatakan, belum ditemukan bukti kuat ganja bisa mengobati kondisi-kondisi itu.

Meski begitu, ganja memiliki efek terapeutik. Bukti terbesar efek terapeutik ganja berhubungan dengan kemampuannya mengurangi rasa sakit kronis, mual dan muntah karena kemoterapi, serta otot tegang karena MS.

Selain itu, penelitian terbatas menunjukkan efek bahan kimia aktif dalam ganja medis yang disebut cannabinoid, yaitu: 

  • mengurangi kecemasan;
  • mengurangi peradangan dan menghilangkan rasa sakit;
  • mengontrol mual dan muntah karena kemoterapi kanker;
  • membunuh sel kanker dan memperlambat pertumbuhan tumor;
  • merilekskan otot yang tegang pada orang dengan MS;
  • merangsang nafsu makan dan meningkatkan berat badan pada penderita kanker dan AIDS.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, ganja medis juga membantu mengendalikan kejang. Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui obat dari CBD yang disebut Epidiolex pada 2018. 

Obat ini digunakan untuk mengatasi kejang kronis terkait sindrom Lennox-Gastaut dan sindrom Dravet. FDA juga telah menyetujui dua obat cannabinoid lain buatan manusia, dronabinol (Marinol, Syndros) dan nabilone (Cesamet), untuk mengobati mual dan muntah akibat kemoterapi.

Namun, ganja medis dilaporkan menimbulkan efek samping, seperti mata merah, depresi, pusing, detak jantung cepat, halusinasi, dan tekanan darah rendah. Selain itu, juga mempengaruhi penilaian dan koordinasi, yang bisa mengakibatkan kecelakaan dan cedera. 

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Pengobatan Medis dengan Ganja, Apa Manfaatnya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


OJ Simpson Meninggal, Kilas Balik Kasus Pembunuhan Mantan Istri dan Pencurian yang Melibatkannya

5 hari lalu

O.J. Simpson. Julie Jacobson-Pool/Getty Images
OJ Simpson Meninggal, Kilas Balik Kasus Pembunuhan Mantan Istri dan Pencurian yang Melibatkannya

OJ Simpson meninggal karena kanker prostat. Mantan atlet NFL ini dipenuhi kontroversi, antara lain dugaan pembunuhan dan lakukan pencurian.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

10 hari lalu

Ilustrasi wanita mual. Freepik.com
Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?


Jerman Legalkan Ganja untuk Rekreasi Mulai 1 April 2024

17 hari lalu

Ilustrasi Ganja. Getty Images
Jerman Legalkan Ganja untuk Rekreasi Mulai 1 April 2024

Pemerintah Jerman melegalkan penggunaan ganja untuk rekreasi mulai 1 April 2024, menyusul negara-negara Eropa lainnya.


Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

18 hari lalu

Ilustrasi pria  minum kopi. fadquip.com
Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

Minum kopi sebelum penerbangan tak hanya meningkatkan risiko kembung, tapi juga menyebabkan dehidrasi yang berujung pada rasa mual dan sakit kepala.


Obat-obatan yang Tak Dianjurkan Diminum sebelum Mengemudi

29 hari lalu

Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti
Obat-obatan yang Tak Dianjurkan Diminum sebelum Mengemudi

Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi aktivitas mengemudi segera setelah diminum. Berikut obat-obatan yang sebaiknya dihindari.


MK Tolak Permohonan Ibu Rumah Tangga Agar Ganja Medis Dilegalkan untuk Pengobatan

29 hari lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo memimpin jalannya sidang perkara nomor 116/PUU-XXI/2023 mengenai uji materiil Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum di Gedung MK, Jakarta, Kamis (29/2/2024). . ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt (ADITYA PRADANA PUTRA/ADITYA PRADANA PUTRA
MK Tolak Permohonan Ibu Rumah Tangga Agar Ganja Medis Dilegalkan untuk Pengobatan

Seorang ibu rumah tangga Pipit Sri Hartanti mengajukan gugatan ke MK agar ganja medis bisa dilegalkan sebagai pengobatan.


Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

32 hari lalu

Ilustrasi minum teh. Shutterstock.com
Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

Kandungan kafein berlebihan dalam teh dapat mengganggu siklus tidur dan bangun.


Dilaporkan Berefek Buruk, Penggunaan Ganja Rekreasi di Thailand akan Kembali Dilarang

33 hari lalu

Seorang wanita bekerja di dalam toko ganja, di Khaosan Road, salah satu tempat wisata favorit di Bangkok, Thailand, 29 Maret 2023. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Dilaporkan Berefek Buruk, Penggunaan Ganja Rekreasi di Thailand akan Kembali Dilarang

Rancangan undang-undang pemerintah Thailand yang melarang penggunaan ganja untuk rekreasi akan mendapat persetujuan kabinet akhir bulan ini.