Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tekanan Darah Menurut Kelompok Usia

image-gnews
Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaTekanan darah ada standarnya. Dan tiap kelompok umur, punya standar tekanan darah masing-masing.

Banyak orang yang tidak memahami bahwa tekanan darah berkaitan dengan usia tubuh. Kedua hal ini dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskular dan penyakit berat lainnya. 

Tekanan darah menunjukkan ukuran kekuatan yang menekan dinding arteri saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Apoteker, Divya Jacob dalam situs medicienet, mengungkapkan rata-rata tekanan darah seseorang tetap konstan. Ini menandakan fluktasi kecil sepanjang hari sampai menurun saat bersantai dan sesaat meningkat ketika bersemangat atau stres.

Tekanan darah dibedakan menjadi lima jenis, yang termasuk normal, tinggi, hipertensi stadium I, hipertensi stadium II, sampai krisis hipertensi. Pengukuran tekanan darah dicatat dalam dua angka, yakni tekanan sistolik yang diukur setelah jantung berkontraksi dan tekanan diastolik yang diukur sebelum jantung berkontraksi dan terendah.

Dikutip dari verywellhealth, rentang tekanan darah normal bervariasi pada anak-anak hingga remaja. Berikut kategorinya:

Bayi baru lahir hingga 1 bulan : sistolik 60-90 mm Hg, diastolik 20-60 mm Hg

Bayi                  : sistolik 87-105 mm Hg, diastolik 53-66 mm Hg

Balita                  : sistolik 95-105 mm Hg, diastolik 53-66 mm Hg

Anak prasekolah : sistolik 95-110 mm Hg, diastolik, 56-70 mm Hg

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anak usia sekolah: sistolik 97-112 mm Hg, diastolik 57-71 mm Hg

Remaja              : sistolik 112-128 mm Hg, diastolik 66-80 mm Hg 

Akan halnya tekanan darah normal untuk orang dewasa berusia 20 dan lebih tua, menurut American Heart Association, kurang dari 120/80 mm Hg. Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah cenderung menjadi lebih kaku dan plak (bahan berlemak) dapat menumpuk di dalamnya, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. 

Apabila tekanan darah terlalu tinggi, tubuh berisiko lebih besar terkena penyakit jantung, stroke, dan lainnya. Biasanya, pembacaan tekanan sistolik lebih diperhatikan, karena tekanan ini menjadi petunjuk faktor risiko utama penyakit kardiovaskular pada orang di atas usia 50 tahun.

Tempat pengujian tekanan darah dapat ditemukan di apotek, tempat kerja, dan klinik medis. Alat monitor tekanan darah dapat dibeli secara online atau di apotek setempat.

BALQIS PRIMASARI

Baca juga: Makanan yang Perlu Dihindari untuk Kelola Hipertensi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

15 jam lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

6 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.


Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

10 hari lalu

Varises. Usaveinclinics.com
Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

Olahraga merupakan cara ampuh mencegah varises karena dapat melancarkan sirkulasi darah dari kaki ke jantung. Ini jenis yang dianjurkan.


Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

13 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com
Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.


Bahaya Hipoglikemia Berulang, Stroke hingga Gangguan Jantung

16 hari lalu

Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)
Bahaya Hipoglikemia Berulang, Stroke hingga Gangguan Jantung

Hipoglikemia jangan sampai terjadi secara berulang karena tidak baik bagi kesehatan otak dan jantung.


Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

19 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

Spesialis jantung meminta mewaspadai gangguan atrial fibrilasi bila sering merasa sempoyongan. Apa itu?


Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

20 hari lalu

Ilustrasi dokter melakukan operasi jantung. Foto: Heartology Cardiovascular Hospital
Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

Ada berbagai masalah terkait penyakit jantung dan EKG pun berperan penting sebagai rekaman aktivitas listrik jantung.


Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

20 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

Jenis penyakit jantung yang paling sering mengakibatkan henti jantung adalah gangguan irama jantung seperti Sindrom Brugada. Bagaimana menanganinya?


Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

20 hari lalu

Ilustrasi jantung wanita. shutterstock.com
Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

Pakar mengungkapkan puasa Ramadan pada penderita penyakit jantung akut dikhawatirkan dapat mengakibatkan ketidakstabilan pompa jantung.


Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

23 hari lalu

Puluhan massa dari organisasi CISDI bersama dengan Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan aksi demo mendukung diberlakukannya cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di kawasan Patung Kuda, Monas,  Jakarta, Rabu 18 Oktober 2023. Studi meta analisis pada 2021 dan 2023 mengestimasi setiap konsumsi 250 mililiter MBDK akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 12 persen, risiko diabetes tipe 2 sebesar 27 persen, dan risiko hipertensi sebesar 10 persen (Meng et al, 2021; Qin et al, 2021; Li et al, 2023). Mengadaptasi temuan World Bank (2020), penerapan cukai diprediksi meningkatkan harga dan mendorong reformulasi produk industri menjadi rendah gula sehingga menurunkan konsumsi MBDK. Penurunan konsumsi MBDK akan berkontribusi terhadap berkurangnya tingkat obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, hingga penyakit jantung koroner. TEMPO/Subekti.
Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

Bappenas mengklaim penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan akan menekan penyakit diabetes, jantung dan stroke di masyarakat.