Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sindrom Cotard Delusi Tubuh Terasa Mati, Apa Gejala dan Penyebabnya?

image-gnews
Parkinson Berangkat dari Perut
Parkinson Berangkat dari Perut
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom Cotard kondisi delusi langka yang ditandai dengan keyakinan keliru yang menganggap bagian tubuh terasa mati, sekarat, atau tidak ada. Mengutip Healthline, kondisi ini sering disebut sebagai sindrom mayat berjalan atau delusi nihil. Biasanya mengalami depresi berat atau gangguan psikotik lainnya. Delusi Cotard hanya sekitar 200 kasus yang diketahui di seluruh dunia. 

Beberapa ahli berpendapat, delusi Cotard menyebabkan mempengaruhi pandangan orang yang mengalaminya. Pertama, mengubah cara seseorang memandang diri sendiri. Kedua, terus mempercayai pandangan yang keliru itu, walaupun itu sudah diyakinkan tidak benar. 

Gejala delusi Cotard

Gejala utama delusi Cotard, keyakinan nihil dunia ini tidak ada yang bernilai atau bermakna. Orang yang mengalami delusi Cotard akan merasa dirinya sudah mati. Beberapa orang merasakan keadaan nihil tentang seluruh tubuhnya. Sedangkan yang lain merasakan hanya organ tertentu anggota badan.

Gejala lain yang ditunjukkan delusi ini, yaitu kecemasan, halusinasi, ketakutan berlebihan terhadap penyakit (hipokondria), dan keseruan ketika menyakiti diri atau keinginannya mengenai kematian.

Banyak kemungkinan faktor risiko yang menyebabkan seseorang mengalami delusi Cotard. Mengutip WebMD, beberapa penelitian menunjukkan, rata-rata orang dengan delusi Cotard berusia 50 tahun. 

Kondisi kesehatan mental lainnya juga rentan meningkatkan risiko seseorang mengalami delusi Cotard, antara lain gangguan bipolar, kekacauan identitas (disosiatif), merasa diri tak nyata (depersonalisasi), skizofrenia.

Penyebab delusi Cotard

Delusi Cotard rentan dialami karena pengaruh dari masalah medis lain terhadap otak. Mengutip MedicineNet, kondisi itu dipengaruhi beberapa penyakit antara lain:

1. Demensia kondisi karena adanya penurunan dua fungsi otak, seperti kehilangan memori dan penilaian

2. Ensefalopati tersebab virus atau racun yang mengubah cara kerja dan struktur otak

3. Parkinson kerusakan sel saraf di otak yang menyebabkan gemetar, kaku, dan kesulitan berjalan

4. Pendarahan di luar otak karena cedera yang parah

5. Multiple sclerosis atau sklerosis ganda melumpuhkan otak dan sumsum tulang belakang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

6. Epilepsi merupakan kondisi yang terjadi karena aktivitas di sel saraf otak terganggu.

7. Benturan kencang mengena kepala

8. Migrain

Baca: Bagaimana Meringankan Gejala Sindrom Capgras?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

19 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Bedakan Bipolar Disorder dan Kepribadian Ganda

21 hari lalu

Ilustrasi gangguan bipolar (Pixabay.com)
Bedakan Bipolar Disorder dan Kepribadian Ganda

Gangguan Bipolar dan kepribadian ganda adalah gangguan kesehatan mental yang sering memiliki gejala yang serupa, namun keduanya kondisi yang berbeda.


30 Maret Hari Bipolar Sedunia, Kenali Tipe dan Gejala Gangguannya

24 hari lalu

24_KOSMO_bipolar
30 Maret Hari Bipolar Sedunia, Kenali Tipe dan Gejala Gangguannya

30 Maret diperingati sebagai Hari Bipolar Sedunia. Kenali tipe dan gejala bipolar.


Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

29 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?


Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

37 hari lalu

Headache, Migrain
Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

Selain multiple sclerosis dan stroke, migrain juga lebih banyak menyerang wanita. Pakar beri saran pencegahan dan cara mengatasi.


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

38 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.


Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

43 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

Polisi pastikan proses hukum kasus ibu bunuh anak di Bekasi tetap dilanjutkan, meski pelaku terindikasi mengidap penyakit jiwa skizofrenia.


Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

43 hari lalu

12_iptek_ilustrasiSkizofrenia
Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

Skizofrenia memiliki korelasi pada tindakan-tindakan tragis, seperti pembunuhan. Polisi sebut ibu pembunuh anak di Bekasi Utara pun terindikasi itu.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

44 hari lalu

(ki-ka) Pengurus Formas LKSA - PSAA, Jasra Putra bersama pengurus Panti Asuhan Dapur Yatim Baleendah, Devi Susiana dan Komisioner KPAI, Rita Pranawati menjelaskan foto-foto terkait penyergapan panti oleh Densus 88 Anti Teror saat konferensi pers di Kantor KPAI, Jakarta, 19 Januari 2016. TEMPO/Amston Probel
Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan


Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

45 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, di rumahnya, perumahan Burgundy Summarecon Bekasi, Kota Bekasi.