Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Faktor Risiko Stroke Ringan

Reporter

Editor

Nurhadi

Ilustrasi stroke.saga.co.uk
Ilustrasi stroke.saga.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Stroke ringan bisa menjadi tanda stroke yang akan datang. Mengenal faktor risikonya menjadi cara ampuh mencegah penyakit ini.

Menurut Asosiasi Stroke Amerika, sekitar 7-40 persen orang dengan stroke melaporkan stroke ringan beberapa saat sebelum stroke pertama mereka. Stroke ringan juga bisa menjadi tanda stroke yang akan datang. 

Karena itu, penting mengetahui faktor risiko stroke ringan supaya penyakit ini bisa dicegah. Dilansir dari Healthline, berikut adalah faktor risiko stroke ringan:

Faktor risiko yang bisa dikendalikan

  • Merokok: kandungan nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok bisa membahayakan sistem kardiovaskular, sehingga meningkatkan risiko stroke.
  • Diabetes: diabetes tipe 1 dan 2 yang tidak diobati bisa meningkatkan risiko stroke.
  • Makan makanan tinggi lemak: makanan tinggi lemak, seperti daging merah, gorengan, dan makanan cepat saji bisa meningkatkan kolesterol dan meningkatkan risiko stroke.
  • Kurang aktivitas fisik: kurang olahraga bisa meningkatkan risiko stroke.
  • Obesitas: ini bisa meningkatkan risiko diabetes dan kolesterol tinggi, yang kemudian meningkatkan risiko stroke.

Faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan

  • Usia: risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Riwayat keluarga: risiko stroke meningkat jika memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami stroke, terutama sebelum usia 65 tahun.
  • Ras: orang Afrika Amerika memiliki risiko stroke lebih tinggi dibandingkan kelompok ras lainnya.
  • Jenis kelamin: perempuan memiliki risiko stroke lebih tinggi daripada laki-laki karena faktor tertentu, seperti kehamilan, riwayat preeklamsia atau diabetes gestasional, penggunaan kontrasepsi oral, dan terapi hormon pascamenopause.

Faktor risiko lainnya adalah tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi yang tidak diobati bisa merusak dinding bagian dalam arteri dan mengakibatkan aterosklerosis atau timbunan plak kolesterol di dinding arteri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini bisa menyebabkan penggumpalan darah di arteri itu, sehingga bisa mengakibatkan mini stroke atau stroke. Cobalah cek tekanan darah secara rutin sebagai tindakan preventif.

Sementara itu, memiliki satu atau lebih faktor risiko tidak serta merta membuat seseorang terkena stroke ringan. Pergilah ke dokter untuk memastikan hal ini.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Bisakah Stroke Ringan Disembuhkan?

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Sharon Stone Mengaku Diabaikan Hollywood selama 20 Tahun setelah Terkena Stroke

1 hari lalu

Sharon Stone. Instagram.com/@sharonstone
Sharon Stone Mengaku Diabaikan Hollywood selama 20 Tahun setelah Terkena Stroke

Sharon Stone mengalami stroke pada 2001, lalu menjauh dari Hollywood untuk memulihkan kesehatannya. Tapi sejak itu dia sulit dapat peran.


7 Makanan untuk Mencegah Serangan Stroke, dari Oatmeal hingga Bayam

4 hari lalu

Ilustrasi stroke.saga.co.uk
7 Makanan untuk Mencegah Serangan Stroke, dari Oatmeal hingga Bayam

Daftar makanan untuk mencegah serangan stroke. Dari buah-buahan dan sayuran segar hingga ikan berlemak dan biji-bijian utuh.


Alasan Dokter Enggan Ditugaskan di Daerah Terpencil

9 hari lalu

Ilustrasi dokter. Sumber: Getty Images/iStockphoto/mirror.co.uk
Alasan Dokter Enggan Ditugaskan di Daerah Terpencil

Ketua umum PB-IDI menyebut sejumlah alasan dokter enggan bekerja di wilayah pedesaan dan terpencil sehingga berdampak pada layanan kesehatan.


Penyakit Degeneratif Saraf, Apa Penyebab dan Gejalanya?

11 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Penyakit Degeneratif Saraf, Apa Penyebab dan Gejalanya?

Penyakit degeneratif saraf adalah kondisi yang mempengaruhi cara kerja tubuh


Gaya Hidup yang Memicu Hipertensi

11 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Gaya Hidup yang Memicu Hipertensi

Munculnya hipertensi atau tekanan darah tinggi sangat dipengaruhi pola atau gaya hidup. Yang seperti apa?


Peran Penting Keluarga dalam Penyembuhan Pasien Stroke

15 hari lalu

Ilustrasi stroke.saga.co.uk
Peran Penting Keluarga dalam Penyembuhan Pasien Stroke

Keluarga berperan penting dalam proses terapi penyembuhan pasien stroke karena mayoritas dilakukan dalam pengawasan keluarga di rumah.


Tips Mengontrol Tekanan Darah untuk Cegah Hipertensi

15 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Tips Mengontrol Tekanan Darah untuk Cegah Hipertensi

Berikut cara-cara alami yang dapat dilakukan untuk mengendalikan tekanan darah agar terhindar dari hipertensi.


Hipertensi Sering Menyebabkan Sakit Kepala, Ini Penanganan yang Disarankan Dokter

16 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Sering Menyebabkan Sakit Kepala, Ini Penanganan yang Disarankan Dokter

Pada umumnya urgensi hipertensi muncul dengan gejala yang lain, seperti pandangannya kabur, muntah-muntah, kesemutan, dan hingga gangguan neurologi.


Hari Hipertensi Sedunia, Pentingnya Rutin Mengukur Tekanan Darah

17 hari lalu

Periksa tekanan darah. TEMPO/Budi Purwanto
Hari Hipertensi Sedunia, Pentingnya Rutin Mengukur Tekanan Darah

Di Hari Hipertensi Sedunia, dokter mengatakan tekanan darah harus diukur secara rutin serta baik dan benar untuk mendeteksi hipertensi yang akurat.


Asal-usul Hari Hipertensi Sedunia yang Diperingati Tiap 17 Mei

17 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Asal-usul Hari Hipertensi Sedunia yang Diperingati Tiap 17 Mei

Hari Hipertensi Sedunia ditetapkan oleh World Hypertension League pada 2005