TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih dan pelari senior Hendri Pardede mengatakan sebelum mengikuti lomba lari, peserta juga perlu menyiapkan energi. Ia menyarankan para pelari untuk mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dua hari sebelum lomba.
Untuk menghitung jumlah karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh, pelari dapat menghitung 0,1 dikalikan berat badan. Jumlah tersebut adalah jumlah ideal karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh agar bisa mendapatkan energi yang optimal saat berlari.
"Sebelum race, seperti biasanya perbanyak karbohidrat kompleks, bisa berupa ubi, kentang, pokoknya jenis-jenis karbohidrat kompleks untuk kita makan sejak H-2 perlombaan, untuk cadangan glikogen karena saat berlari, kita membutuhkan energi," ungkap Hendri. "Energi itu enggak bisa cukup hanya dari gula yang kita makan. Ada juga isotonik dari minuman. Tapi itu saja enggak cukup."
ilustrasi pria makan nabati atau sayur atau jagung (pixabay.com)
Ketika berlari dengan rute yang panjang, apalagi setengah maraton, pelari perlu cadangan energi. Besarannya bukan sebanyak-banyaknya tapi 0,1 dikali berat badan. Jadi, kalau beratnya 70 kg berarti kebutuhan karbohidrat 700 gram. Ini yang harus dikonsumsi di luar jam makan yang lain.
Ia juga mengingatkan pelari pemula untuk berlari dengan nyaman tanpa memaksakan diri dan menjaga kecepatan. Itu merupakan salah satu kunci yang bisa diterapkan kalangan pemula yang ingin menjajal olahraga lari.
Kemudian, pelari pemula dianjurkan jangan terlalu memforsir diri dengan langsung berlari kencang. Kesalahan yang umumnya dilakukan pelari pemula saat lomba lari adalah memulai dengan kecepatan penuh. Hal tersebut justru dapat membuat tubuh lebih cepat kehilangan tenaga.
Baca juga: 7 Manfaat Lari Bagi Tubuh: Bikin Bahagia hingga Memperlambat Penuaan