Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Faktor yang Rentan Menyebabkan Gangguan Pola Makan Berlebihan atau Binge Eating Disorder

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
ilustrasi makanan (pixabay.com)
ilustrasi makanan (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Binge eating disorder (BED) ditandai gejala gangguan pola makan. Kondisi itu ketakmampuan seseorang mengontrol keinginan mengonsumsi makanan jumlah besar. Mengutip Eating Disorder Hope, diperkirakan sekitar 1 persen hingga 5 persen populasi di seluruh dunia mengalami gangguan makan ini. Merujuk American Psychological Association, gangguan makan ini juga kerap dibarengi munculnya perasaan bersalah, malu saat makan berlebihan.

Istilah BED pertama kali disebut dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) edisi kedua pada 1987. Penelitian tentang gangguan pola makan ini, kemudian berkembang. Adapun dalam DSM edisi kelima tahun 2013 mengategorikan BED sebagai salah satu masalah kesehatan mental. 

Penyebab binge eating disorder

Mengutip Healthline, BED biasanya dimulai pada ujung masa remaja atau mula usia dewasa. Orang yang mengalami gangguan pola makan ini menganggap, mengonsumsi makanan dalam porsi besar bisa menenangkan perasaan emosional untuk sesaat termasuk meredakan emosi, stres, depresi. Tapi kemudian, perasaan itu berubah menjadi penyesalan dan membenci diri sendiri.

Jika tak lekas ditangani, BED bisa berakibat obesitas, diabtes, dan penyakit jantung. BED biasanya diobati dengan psikoterapi, konseling nutrisi, dan obat-obatan. Strategi pengendalian gaya hidup pun penting untuk mencegah kondisi BED. Mengutip Help Guide, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyebab BED.

  1. Faktor biologis 

Kelainan biologis bisa saja menyebabkan BED. Misalnya, hipotalamus (bagian otak yang mengontrol nafsu makan) yang tidak mengirimkan pesan tentang rasa lapar dan kenyang. Para peneliti juga menemukan mutasi genetik yang agaknya menyebabkan kecanduan makanan. Adapun bukti kadar serotonin kimia otak yang rendah memaksa kebiasaan makan.

  1. Faktor psikologis 
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketakpuasan terhadap kondisi tubuh, kepercayaan diri rendah, dan kesulitan mengatasi perasaan juga rentan menyebabkan BED. Banyak orang dengan gangguan makan berlebihan juga memiliki riwayat diet. Ketakmampuan menjaga rutinitas diet mendorong keinginan untuk makan berlebihan, terutama jika seseorang memiliki tingkat percaya diri rendah dan gejala depresi. 

  1. Faktor risiko lingkungan sosial 

Pengalaman traumatis seperti riwayat pelecehan fisik, seksual, atau pengabaian emosional juga rentan meningkatkan risiko makan berlebihan. Tekanan sosial untuk menjadi kurus yang biasanya dipengaruhi media memicu meningkatkan pola makan secara emosional. Lingkungan sosial yang kurang mendukung, misalnya terlalu banyaj kontrol dan konflik juga bisa saja mempengaruhi orang mengalami BED. 

Baca: Binge Eating Disorder, Bagaimana Gejala dan Kiat Mengatasinya?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

2 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

2 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

3 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


Anjuran Konsumsi Hidangan Lebaran bagi Pasien Diabetes

7 hari lalu

Ilustrasi kue lebaran. Facebook.com
Anjuran Konsumsi Hidangan Lebaran bagi Pasien Diabetes

Pasien diabetes perlu berhati-hati dalam memilih hidangan Lebaran untuk menjaga kadar gula darah tetap normal tanpa lonjakan.


Manfaat Buah Manggis bagi Penderita Diabetes, Begini Penjelasan Ilmiahnya

7 hari lalu

Ilustrasi buah manggis (Pixabay.com)
Manfaat Buah Manggis bagi Penderita Diabetes, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Buah manggis dengan rasa asam manis cocok dikonsumsi penderita diabetes. Mengapa demikian?


Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

10 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

Berikut saran pakar kesehatan agar berat badan tidak melonjak selama perayaan Lebaran karena makan berlebihan.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

13 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Tips Olahraga Optimal Sembari Puasa Ramadan, Kapan Waktu yang Tepat?

16 hari lalu

Ilustrasi olahraga di rumah saat berpuasa. Shutterstock
Tips Olahraga Optimal Sembari Puasa Ramadan, Kapan Waktu yang Tepat?

Tak sekadar beraktivitas fisik, olahraga saat berpuasa Ramadan juga ada ketentuannya. Kapan waktu yang tepat dilakukan?


Asupan Kalori yang Harus Diperhatikan Penderita Diabetes saat Lebaran

16 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Asupan Kalori yang Harus Diperhatikan Penderita Diabetes saat Lebaran

Spesialis penyakit dalam mengatakan konsumsi makanan saat Lebaran perlu memperhatikan kebutuhan kalori tubuh, terutama penderita diabetes.


Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

16 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.