TEMPO.CO, Jakarta - Pada saat pandemi COVID-19 ini, kebutuhan vitamin D semakin meningkat. Spesialis gizi klinik dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi, mengatakan vitamin D punya sederet manfaat.
“Berdasarkan jurnal penelitian yang ada, jika ingin kuat melawan COVID-19, kadar vitamin D dalam darah sebaiknya berjumlah di atas 60 nanogram/mililiter (ng/ml) atau di atas 80 ng/ml," katanya.
Cindy menjelaskan vitamin D berada di bawah kulit tubuh dan sinar matahari membantu untuk mengaktifkannya. Sayangnya, tidak semua orang bisa memanfaatkan sinar matahari untuk mencukupi kebutuhan vitamin D.
“Karena adanya perubahan pada gen yang berperan menghasilkan enzim untuk mengolah vitamin D pada tubuh. Jadi, meski berjemur lama di bawah sinar matahari, ada yang belum bisa mencukupi kebutuhan vitamin D karena keadaan genetik yang berbeda," ujarnya.
Pada orang yang memiliki keadaan genetik tersebut, dibutuhkan suplemen untuk mencukupi kebutuhan vitamin D tubuh. Meski demikian, Cindy menyarankan untuk mengonsumsi vitamin D dengan pengawasan dokter karena belum ada dosis pasti yang sebaiknya diasup tubuh setiap hari.
“Enggak bisa diterawang dosisnya karena untuk tahu kekurangan vitamin D atau tidak itu berdasarkan hasil laboratorium," jelasnya.
Kekurangan vitamin D bisa meningkatkan risiko penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, autoimun, bahkan meningkatkan risiko depresi. Apoteker Eric Antonius, manajer merek PT Kalbe Farma, menjelaskan manfaat vitamin D pada tubuh yaitu meningkatkan fungsi otak, menurunkan tekanan darah, mendukung fungsi paru-paru dan kesehatan jantung, menjaga kadar insulin, dan membantu pengelolaan diabetes, sistem imun tubuh, otak, saraf, dan menjaga kesehatan gigi dan tulang.
Kadar vitamin D yang rendah selama kehamilan bisa menyebabkan preeklamsia, diabetes melitus gestasional, dan kelahiran prematur. Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah dan kelebihan protein dalam urine, yang terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
Diabetes melitus gestasional adalah diabetes yang berlangsung selama masa kehamilan sampai proses persalinan. Kondisi ini biasanya terjadi pada trimester kedua atau trimester ketiga. Sumber vitamin D bisa juga didapatkan dari makanan, seperti minyak ikan kod, ikan haring, ikan todak, ikan salmon, dan jamur seperti jamur maitake mentah, shitake kering, dan portobello.
Baca juga: Cegah Infeksi Paru-paru dengan Mencukupi Nutrisi Berikut