Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Tips Mendidik Anak di Negeri Minoritas Muslim, Jadikan Rumah Zona Nyaman

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Pasangan selebriti Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu tampil kompak dengan baju yang sama bersama tiga buah hatinya, saat merayakan Hari Raya Idul Adha di rumah. Foto/Instagram
Pasangan selebriti Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu tampil kompak dengan baju yang sama bersama tiga buah hatinya, saat merayakan Hari Raya Idul Adha di rumah. Foto/Instagram
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Mendidik anak memang memiliki tantangan tersendiri, terlebih di luar negeri termasuk Jepang, di mana Muslim merupakan minoritas. Kepala Sekolah YUAI Japan International Islamic School Yetti Dalimi dalam diskusi yang bertajuk “Rambu-Rambu Mendidik Anak di Negeri Islam Minoritas” di Yokohama, Minggu membagikan sejumlah kiat dalam mendidik anak di negeri Bunga Sakura itu.

Menurut Yetti, hal pertama yang perlu dilakukan adalah membangun kedekatan dengan anak atau attachment dengan memberikan kasih sayang secara fisik baik berupa pelukan, kecupan, maupun secara psikis seperti perhatian dan apresiasi. “Attachment kepada anak itu penting sekali karena membangun rasa secure, rasa aman. Banyak permasalahan anak-anak karena mereka merasa insecure, merasa tidak aman,” katanya.

Rasa tidak aman itu lah merupakan akar dari tantrum akibat anak-anak tidak bisa mengekspresikan perasaannya, seperti kekesalan dan stres. Kedua, memanfaatkan waktu berkualitas, yakni di pagi hari saat anak bangun tidur dan saat akan tidur karena momentum tersebut merupakan waktu terbaik untuk membangun attachment. “Banyak dipeluk, banyak bercerita, banyak komunikasi. Jadi komunikasi dengan anak itu bukan hanya interpersonal melainkan intrapersonal,” ujarnya.

Ketiga, menggunakan kalimat positif dalam mengarahkan anak. Yetti mengatakan seringkali anak-anak melakukan perbuatan yang menurut orang tua tidak baik bukan karena anak tersebut ingin melakukannya, melainkan karena mereka tidak tahu.

Keempat, jadikan rumah sebagai zona nyaman anak dengan membebaskan mereka untuk bermain karena itu akan membangun kepercayaan diri. “Kalau ini tidak boleh, itu tidak boleh, kita tidak memberikan kepercayaan diri kepada anak. Semuanya serba permisif. Biarkan mereka pakai baju sendiri, kasih makan meskipun berantakan dan jatuh-jatuh, itu membangun rasa percaya diri,” katanya.

Menurut dia, rasa nyaman yang ditanamkan di dalam rumah akan membuat anak-anak merasa aman saat dunia di luar sana sedang mengancamnya dan mencoba merobohkan identitasnya. “Buatlah rumah itu tempat curhat, tempat mereka bebas berekspresi dengan membangun komunikasi yang baik,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keempat, mengedepankan persamaan dibanding perbedaan. Menurut dia, tidak bisa dipungkiri bahwa anak-anak menghadapi tantangan tersendiri di negeri minoritas Muslim, contohnya bullying atau perundungan.

Yetti mengatakan perbedaan budaya antara di keluarga dan di lingkungan pendidikan ataupun pertemanan berpotensi memunculkan kebingungan pada anak-anak yang apabila tidak segera diatasi, anak akan mengalami krisis identitas. “Kita tidak boleh menyalah-nyalahkan budaya orang. Yang harus kita lakukan adalah memberikan kekuatan kepada anak kita bahwa anak kita kuat meski di-bully misalnya, bahwa anak kita tidak membenci mereka meski mereka berbuat tidak baik kepada kita,” katanya.

Yetti menjelaskan rasa aman, kasih sayang, rasa percaya diri yang ditanamkan pada anak sejak dini akan membentuk daya lenting atau resilience. Menurut sejumlah literatur, lanjut dia, daya lenting merupakan salah satu kecerdasan selain kecerdasan spiritual yang paling menentukan kesuksesan seorang anak.

Kelima, cari lingkungan yang mendukung. Yetti mengatakan bersosialisasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, karena itu lingkungan yang mendukung penting bagi proses pendidikan anak.

Baca: Mendidik Anak Gaya Strict Parents: Ciri-ciri dan Dampaknya ke Anak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Kento Momota, Pebulu Tangkis Jepang yang Pensiun Usia 29 Tahun

9 jam lalu

Tunggal putra Jepang Kento Momota saat ditemui di mixed zone Indonesia Open 2023, Selasa, 13 Juni 2023. TEMPO/Randy
Mengenal Kento Momota, Pebulu Tangkis Jepang yang Pensiun Usia 29 Tahun

Pebulu tangkis Jepang yang juga dunia dua kali Kento Momota mengumumkan pensiun


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

12 jam lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

16 jam lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

20 jam lalu

Orang-orang menikmati bunga sakura di Tokyo, Jepang, 20 Maret 2023. REUTERS/Androniki Christodoulou
Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

Perilaku sekelompok turis asal Indonesia di Jepang mengundang kecaman luas gara-gara perilakunya terhadap bunga sakura yang sedang bermekaran.


Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

2 hari lalu

Ilustrasi video viral. shutterstock.com
Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.


Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

4 hari lalu

Jalan Nakamise menuju kuil Senso-ji di distrik Asakusa, tempat wisata populer, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 24 Desember 2021. REUTERS/Issei Kato
Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

Perilaku pasangan tersebut yang merusak properti publik di Jepang dianggap mencemarkan nama baik Thailand.


Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

4 hari lalu

Pengunjung menikmati keindahan bunga sakura yang bermekaran di tengah pandemi COVID-19 di Taman Ueno di Tokyo, Jepang 30 Maret 2022. REUTERS/Issei Kato
Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

Jika ingin melihat sakura mekar di Jepang dan menikmati keindahannya, silakan melakukannya secara bertanggung jawab dan ikuti aturannya.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

7 hari lalu

Perdana Menteri Isael, Benjamin Netanyahu dan Pemimpin group Hamas, Ismail Haniyeh. REUTERS/Ronen Zvulun dan Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

Pasukan Israel membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan PM Benyamin Netanyahu


Video Viral WNI di Jepang Minta Bantuan Dana untuk Operasi

9 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
Video Viral WNI di Jepang Minta Bantuan Dana untuk Operasi

Kementerian Luar Negeri RI memastikan telah menangani kasus video viral WNI di Jepang yang meminta bantuan untuk biaya operasi.