Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Risiko Toxic Positivity, Berjarak dari Realitas dan Berbagai Emosi Lainnya

Fenomena budaya toxic positivity melonjak di masa pandemi, tragic optimism bisa jadi penawarnya. (Pexel/Yousuf Sarfaraz)
Fenomena budaya toxic positivity melonjak di masa pandemi, tragic optimism bisa jadi penawarnya. (Pexel/Yousuf Sarfaraz)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam merespons berbagai masalah, salah satunya toxic positivityMengutip Verywell Mind, toxic positivity dianggap kondisi yang dilematis. Di satu sisi, berpikir positif membawa beberapa manfaat. Tapi, di sisi lain, selalu berpikir positif membuat seseorang tidak memiliki ruang untuk berbagai emosi lainnya.

Orang yang toxic positivity cenderung akan terus berusaha menghindari emosi negatif. Masalah dari toxic positivity, hidup tidak selalu positif. Itu sebabnya, toxic positivity merupakan tindakan yang berjarak dari realitas.

Apa itu toxic positivity?

Mengutip Medical News Today, toxic positivity rentan berdampak buruk. Misalnya, apabila seseorang yang telah kehilangan sosok berharga dalam hidupnya disuruh untuk berpikir positif. Kondisi itu menyebabkkan orang itu akan merasa kehilangannya tidak terlalu berharga. 

Toxic positivity membuat berbagai emosi tertentu menjadi tidak dianggap. Merujuk  Psychology Today, memungkinkan berbagai emosi lainnya meledak pada waktu tertentu. Akibatnya, kondisi emosional seseorang pun menjadi tidak stabil.

Toxic positivity juga mempengaruhi hubungan seseorang dengan orang lain. Toxic positivity membuat seseorang sulit terhubung dengan orang lain. Sebab, orang itu hanya berfokus terhadap segala hal yang positif. Sedangkan orang lain menyadari kehidupan tidak melulu bersifat positif. 

Setiap orang mengalami emosi negatif. Toxic positivity mencegah orang merasakan emosi negatif saat kesulitan nyata perlu dihadapi. "Manusia tak bisa hanya memilih emosi yang ingin dimiliki. Merasakan semua perasaan menyakitkan atau tidak, itu realistis,” kata ahli psikologi klinis Jaime Zuckerman, dilansir Healthline. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang yang merasakan tekanan untuk tersenyum dalam menghadapi kesulitan mungkin cenderung tidak mencari dukungan itu bisa saja menandakan toxic positivity. Menurut American Psychiatric Association, stigma juga menghalangi seseorang untuk mencari perawatan kesehatan mental.

Toxic positivity mendorong orang untuk mengabaikan fakta, setiap hubungan memiliki tantangan. Sebab, berfokus hal yang positif saja. Pendekatan itu rentan menghancurkan komunikasi dan kemampuan untuk memecahkan masalah dalam hubungan.

Baca: Bahaya Toxic Positivity, Sulit Berpikir Kritis Hingga Berujung KDRT

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Tingkatkan Kesehatan Fisik dan Mental dengan Seni

1 hari lalu

Ilustrasi wanita menggambar. Unsplash.com/Stefan Stefancik
Tingkatkan Kesehatan Fisik dan Mental dengan Seni

Ada banyak cara di mana seni dapat digunakan untuk memperbaiki kesehatan fisik, mental, dan emosional. Berikut di antaranya.


7 Hal yang Membingungkan Pria Tentang Wanita: Emosi hingga Sinyal Campuran

4 hari lalu

Ilustrasi pria bengong. Shutterstock
7 Hal yang Membingungkan Pria Tentang Wanita: Emosi hingga Sinyal Campuran

Pria sering merasa sulit memahami hal-hal tertentu yang dilakukan wanita yang kadang membuat bingung seperti kompleksitas emosi hingga bahasa tubuh.


Tips Menemukan Kebahagiaan lewat Gaya Hidup Slow Living

5 hari lalu

Ilustrasi wisata kebugaran. Dok. Pegipegi
Tips Menemukan Kebahagiaan lewat Gaya Hidup Slow Living

Dalam mempersiapkan penerapan gaya hidup santai serta slow living, sejumlah langkah berikut mungkin dapat diikuti.


Memahami Gaya Hidup Slow Living untuk Redakan Stres

5 hari lalu

Ilustrasi berkebun. Freepik.com/Senivpetro
Memahami Gaya Hidup Slow Living untuk Redakan Stres

Buat yang selalu sibuk, saatnya beralih ke gaya hidup slow living, melambatkan laju hidup demi menikmati setiap momen dengan lebih bermakna.


Asal-usul Hari Skizofrenia Sedunia Diperingati Tiap 24 Mei

6 hari lalu

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
Asal-usul Hari Skizofrenia Sedunia Diperingati Tiap 24 Mei

Hari Skizofrenia Sedunia juga momentum untuk memperluas pengetahuan melawan stigma buruk orang dengan skizofrenia


Rare Beauty Merek Kecantikan Selena Gomez Hadir di Sephora Indonesia

6 hari lalu

Rare Beauty by Selena Gomez hadir di Sephora Indonesia baik di gerai dan online. (dok. Sephora Indonesia)
Rare Beauty Merek Kecantikan Selena Gomez Hadir di Sephora Indonesia

Selena Gomez menngajak beauty enthusiast mencoba dan membuat tampilan makeup dengan koleksi Rare Beauty


Tips Jaga Kesehatan Mental Agar Lancar Kerjakan Soal UTBK 2023

8 hari lalu

Hari pertama Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer - Seleksi Nasional Berbasis Tes di Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin 8 Mei 2023. Gelombang pertama UTBK-SNBT digelar 8-14 Mei 2023. (ANTARA/HO-Unpad)
Tips Jaga Kesehatan Mental Agar Lancar Kerjakan Soal UTBK 2023

Selain mempersiapkan diri secara akademis, kondisi kesehatan mental juga perlu dijaga agar tetap stabil dalam menghadapi masa-masa UTBK 2023


Tips Atasi Kecemasan dalam Hitungan Detik

9 hari lalu

Ilustrasi wanita cemas. Freepik.com/Wayhomestudio
Tips Atasi Kecemasan dalam Hitungan Detik

Metode 478 dapat membantu mengatasi kecemasan yang tiba-tiba datang. Seperti apa?


Kaitan Keseimbangan Mikrobioma Usus dan Kesehatan Mental

9 hari lalu

Ilustrasi usus. 123rf.com
Kaitan Keseimbangan Mikrobioma Usus dan Kesehatan Mental

Mikrobioma usus dapat mempengaruhi kesehatan mental. Beberapa penelitian menunjukkan usus dapat mempengaruhi suasana hati.


6 Manfaat Terapi Air Dingin, Mengapa Baik untuk Kesehatan Mental?

10 hari lalu

Umat kuil menggunakan pot kayu saat menyiramkan air dingin pada tubuhnya dalam festival tahan dingin di kuil Kanda Myojin Shinto di Tokyo, Sabtu 21 Januari, 2017. Mandi air dingin diyakini dapat memurnikan jiwa. AP/Eugene Hoshiko
6 Manfaat Terapi Air Dingin, Mengapa Baik untuk Kesehatan Mental?

Terapi air dingin bisa dengan berbagai cara, seperti mandi air dingin atau kompres air dingin. Ini 6 manfaatnya, terutama untuk kesehatan mental.