Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Dampak Buruk Toxic Positivity

image-gnews
Ilustrasi pria tertawa. shutterstock.com
Ilustrasi pria tertawa. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai cara setiap orang memandang masalah dalam hidup, salah satunya toxic positivity yang membungkam emosi negatif. Mengutip Medical News Today, kondisi itu menyebabkan orang merendahkan kesedihan dan merasa tertekan untuk berpura-pura bahagia. 

Toxic positivity membuat berbagai emosi tertentu menjadi tidak dianggap. Merujuk Psychology Today, toxic positivity memungkinkan berbagai emosi lainnya meledak pada waktu tertentu. Akibatnya, kondisi emosional seseorang pun menjadi tidak stabil.

Toxic positivity mengacu obsesi terhadap pikiran positif terhadap semua kejadian atau pengalaman. Tak peduli jika pun itu kejadian yang buruk. Banyak sumber yang menyoroti fenomena ini selama dekade belakangan. Sebab, melulu berpikir positif sambil menekan emosi lainnya terhadap respons keadaan, bukan obat mujarab untuk tantangan hidup.

Toxic positivity memaksakan pemikiran positif sebagai satu-satunya solusi untuk masalah. Terlebih itu menuntut agar seseorang menghindari respons negatif atau mengekspresikan emosi lainnya. Walaupun memang, berpikir positif bermanfaat jika mengalami masalah. Tapi, toxic positivity efek berlebihan obsesi pikiran positif juga berdampak buruk, sehingga menghalangi diri mencari dukungan sosial.

Dampak buruk toxic positivity

1. Mengabaikan bahaya nyata

Kekerasan dalam rumah tangga ada bias positif yang menyebabkan orang yang mengalami pelecehan atau meremehkan tingkat parahnya. Kondisi itu yang membiarkan tetap dalam hubungan yang kasar. Jika dibiarkan rentan menjadi sasaran pelecehan yang terus meningkat, karena terus dalam obsesi berpikir positif.

2.  Membiarkan kehilangan

Jika kehilangan, emosi kesedihan merupakan hal yang normal. Seseorang yang berulang kali mendengar pesan untuk bahagia mungkin merasa seolah-olah orang lain tidak peduli rasa kehilangan itu. Toxic positivity rentan berdampak buruk. Misalnya, apabila seseorang yang telah kehilangan sosok berharga dalam hidupnya disuruh untuk berpikir positif. Kondisi itu menyebabkkan orang itu akan merasa kehilangannya tidak terlalu berharga. 

3. Memencil

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang yang merasakan tekanan untuk tersenyum dalam menghadapi kesulitan mungkin cenderung tidak mencari dukungan. Kecenderungan merasa memencil atau malu terhadap perasaan itu, sehingga menghalangi diri untuk mencari bantuan. Menurut American Psychiatric Association, pandangan itu pula yang menghalangi seseorang untuk mencari perawatan kesehatan mental.

4. Masalah komunikasi

Toxic positivity mendorong orang untuk mengabaikan fakta, setiap hubungan memiliki tantangan. Sebab, cenderung berfokus hanya hal yang positif saja. Pendekatan ini, merusak komunikasi dan kemampuan untuk memecahkan masalah hubungan.

5. Enggan merasakan emosi negatif

Setiap orang mengalami emosi negatif. Toxic positivity mencegah orang merasakan emosi negatif saat kesulitan nyata perlu dihadapi. "Manusia tak bisa hanya memilih emosi yang ingin dimiliki. Merasakan semua perasaan menyakitkan atau tidak, itu realistis,” kata ahli psikologi klinis Jaime Zuckerman, dilansir Healthline. 

Baca: Risiko Toxic Positivity, Berjarak dari Realitas dan Berbagai Emosi Lainnya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

19 jam lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

7 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

11 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.


Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

18 hari lalu

Ilustrasi perempuan alami social burnout. Foto: Freepik.com/Jcomp
Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.


4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

30 hari lalu

Ilustrasi video game. Sumber: Korea e-Sports Association via Facebook/asiaone.com
4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

Kecanduan game atau media sosial sangat buruk terhadap kemampuan kognitif anak. Berikut empat dampak jeleknya.


Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

30 hari lalu

Ilustrasi livestreaming game. Foto : EV
Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

Remaja rentan mengalami kecanduan karena kondisi perkembangan otak yang belum sempurna atau matang. Simak penjelasannya.


Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

41 hari lalu

Queensland University of Technology, Australia. Gotoaustralia.com.au
Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

Keduanya adalah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Psikologi Universitas Airlangga (Unair).


Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

45 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.


Yulia Navalnaya Ubah Kesedihan Kehilangan Alexei Navalny Jadi Semangat Perjuangan, Ini Pendapat Pakar

21 Februari 2024

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dan istrinya Yulia Navalnaya terlihat di dalam pesawat selama penerbangan dari Berlin ke Moskow, 17 Januari 2021. REUTERS/Maria Vasilyeva
Yulia Navalnaya Ubah Kesedihan Kehilangan Alexei Navalny Jadi Semangat Perjuangan, Ini Pendapat Pakar

Pakar menyebut wajar bila orang ingin mengubah kesedihan menjadi sesuatu yang lebih bermakna, seperti yang dilakukan Yulia Navalnaya.


Manfaat Berpikir Positif bagi Kesehatan Tubuh Menurut Psikiater

20 Februari 2024

Ilustrasi meditasi. puer-chay.ru
Manfaat Berpikir Positif bagi Kesehatan Tubuh Menurut Psikiater

Psikiater mengatakan berpikir positif dapat menyehatkan tubuh dan membantu menyelesaikan masalah dengan lebih fokus.