TEMPO.CO, Jakarta -Vaksin adalah agen biologis yang memiliki respon imun terhadap antigen spesifik yang berasal dari patogen penyebab penyakit, dan vaksin booster adalah tindakan jilid 3 dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19.
Hingga saat ini vaksinasi Covid-19 dilakukan sebanyak 3 kali. Menurut data yang diperoleh dari website resmi covid19.go.id, ada 10 jenis vaksin yang digunakan untuk menanggulangi wabah Covid-19 diantaranya adalah Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Novavax, Sputnik-V, Janssen, Convidencia dan Zifivax.
Vaksinasi lengkap dan vaksin booster diyakini dapat mengurangi resiko kematian akibat Covid-19. Untuk mendaftar vaksin peserta dapat langsung mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat, vaksin tersedia secara gratis.
Lalu, apakah semua usia perlu melakukan vaksin booster?
Menurut Reisa Broto Asmoro selaku Juru Bicara Pemerintah untuk Covid dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru menuturkan bahwa vaksin Covid-19 booster digunakan bagi umur 18 tahun ke atas, sedangkan anak – anak atau remaja berusia dibawah 18 tahun di prioritaskan untuk melakukan vaksin dosis kedua.
Tidak hanya itu, dilansir dari Antara, vaksin booster untuk anak - anak masih belum dapat dilakukan, karena perlu kajian lebih lanjut. Untuk saat ini yang perlu dilakukan adalah memprioritaskan pemerataan vaksin dosis satu dan dua untuk anak-anak.
“Vaksin booster kita prioritaskan dulu untuk lansia, orang–orang dengan komorbid, serta orang dengan usia 18 tahun ke atas, Setelah itu perlu kajian lagi terkait faktor resiko, ketersediaan vaksin karena penyakit ini tergolong penyakit baru sehingga harus dilakukan penelitian lebih lanjut.”, ujar Mei Neni Dokter Spesialis Anak kepada Antara beberapa waktu lalu.
MELINDA KUSUMA NINGRUM
Baca : ASN Solo yang Belum Vaksin Booster Terancam Telat Dapat Tunjangan