TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena Citayam Fashion Week belakangan ini viral dan wira-wiri mengisi timeline konten media sosial, baik TikTok, Twitter, Facebook, maupun Instagram. Keberadaannya menuai banyak respons dari berbagai pihak. Salah satunya disampaikan pakar komunikasi Universitas Airlangga (Unair), Rachmah Ida.
Ida menilai fenomena tersebut adalah bentuk ekspresi atas absennya ruang ekspresi. “Keberadaan Citayam Fashion Week menunjukkan bahwa terdapat ruang baru, berupa ruang publik yang sebelumnya tidak mereka dapatkan,” kata dia seperti dikutip Tempo dari laman unair.ac.id, Selasa, 19 Juli 2022.
Menurut Ida, para remaja yang tergabung dalam Citayam Fashion Week berusaha mendobrak tren busana belakangan ini. Saat ini sebagian besar tren busana didominasi oleh gaya pakaian kalangan middle-upper class dengan merek-merek ternama. "Tidak semua orang bisa mengakses tren tersebut. Citayam Fashion Week berusaha menyajikan ‘gaya fashion jalanan’ yang juga tak kalah menarik,” ujarnya.
Gaya urban-street fashion, kata dia, seringkali termarjinalkan karena dianggap norak dan tidak pantas. Hal ini membuatnya tidak mendapat ruang untuk diakomodiasikan oleh media. Ida menambahkan keberadaan Citayam Fashion Week adalah fenomena unik dan berbeda. “Citayam Fashion Week adalah bentuk liberated young people, ekspresi kebebasan diri anak muda dari kungkungan kapitalisme busana,” katanya.
Viralnya Citayam Fashion Week pun tidak bisa dilepaskan dari faktor media sosial, khususnya TikTok. Sebagai media sosial gratis, TikTok banyak digandrungi oleh masyarakat midle-lower class. Hal ini membuat subkultur yang selama ini tidak mendapat ruang. bisa bermunculan. Keberadaan Citayam Fashiion Week pun perlu diterima oleh berbagai pihak. “Setiap kebudayaan berhak menampilan eksistensi atas identitasnya,” ujarnya.
Citayam Fashion Week adalah sebutan untuk fenomena komunitas anak-anak remaja yang memakai pakaian modis gaya street-style di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di Stasiun MRT BNI Dukuh Atas dan Terowongan Kendal. Konsep street fashion ini memiliki konsep yang mirip dengan Harajuku di Jepang. Keberadaan Citayam Fashion Week pun menuai banyak komentar dari berbagai lapisan masyarakat.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga: Citayam Fashion Week Dinilai Sebagai Gerakan Brilian, Perlu Apresiasi