Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspadai Virus Chikungunya di Musim Pancaroba

Reporter

image-gnews
Seorang balita, tertidur saat dirawat karena menderita virus chikungunya, di rumah sakit Zacamil di Mejicanos, San Salvador, 24 September 2014. REUTERS
Seorang balita, tertidur saat dirawat karena menderita virus chikungunya, di rumah sakit Zacamil di Mejicanos, San Salvador, 24 September 2014. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Musim pancaroba bisa menyebabkan beberapa penyakit muncul. Salah satunya virus chikungunya, penyakit tropis yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Albopictus dan Aedes Aegypti. 

Virus chikungunya menyebar ke orang-orang melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Wabah telah terjadi di berbagai wilayah seperti Afrika, Amerika, Asia, Eropa, Karibia, Samudra Hindia, dan Pasifik. Ada risiko virus akan menyebar ke daerah yang tidak terkena dampak oleh turis yang terinfeksi.  

Kasus chikungunya juga sudah muncul di Tangerang, beberapa orang disebutkan terinfeksi virus ini. Dikutip dari CDC, kebanyakan orang yang terinfeksi virus chikungunya akan mengalami beberapa gejala, biasanya mulai 3-7 hari setelah nyamuk yang terinfeksi menggigit. Gejala yang paling umum adalah demam dan nyeri sendi. Gejala lain adalah sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan sendi, atau ruam. 

Kematian akibat chikungunya jarang terjadi. Kebanyakan pasien merasa lebih baik dalam waktu seminggu. Namun, nyeri sendi bisa parah dan melumpuhkan serta bisa bertahan selama berbulan-bulan. Orang yang berisiko terkena penyakit yang lebih parah adalah bayi baru lahir yang terinfeksi sekitar waktu kelahiran, lansia, dan pemilik kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit jantung. 

Begitu terinfeksi, kemungkinan besar orang akan terlindungi dari infeksi di masa depan. Saat ini tidak ada vaksin untuk mencegah atau obat untuk mengobati chikungunya. Namun, Anda bisa merawat diri dengan cara berikut.

-Banyak beristirahat 
-Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. 
-Minum obat seperti asetaminofen atau parasetamol untuk mengurangi demam dan nyeri. 
-Jangan minum aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lain sampai demam mereda untuk mengurangi risiko perdarahan. 
-Jika minum obat untuk kondisi medis lain, bicarakan dengan dokter sebelum minum obat tambahan. 

Jika menderita chikungunya, cegah gigitan nyamuk selama minggu pertama sakit. Selama minggu pertama sakit, virus chikungunya dapat ditemukan di dalam darah. Virus dapat ditularkan dari orang yang terinfeksi ke nyamuk melalui gigitan nyamuk. Nyamuk yang terinfeksi kemudian menyebarkan virus ke orang lain. 

Pencegahan 
Virus chikungunya menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Nyamuk menggigit pada siang dan malam hari. Belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus chikungunya. Cara terbaik untuk mencegah adalah dengan melindungi diri dari gigitan nyamuk. Gunakan obat nyamuk, kenakan baju dan celana berlengan panjang, serta lakukan langkah-langkah pengendalian nyamuk di dalam dan di luar ruangan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dr. Dini Anggraeni, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, menyampaikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi virus chikungunya dengan cara sederhana, yakni 3M plus. 

“Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan dengan 3M plus, yakni menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk,” papar Dini, dikutip dari laman tangerangkota..go.id. 

Sedangkan untuk plusnya, masyarakat bisa menaruh cairan larvasida atau abate pada tempat penampungan air yang telah dicuci bersih, menggunakan obat ataupun losion antinyamuk, hingga menggunakan kelambu pada saat tidur. Selain itu, Dini juga meminta masyarakat selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan mengonsumsi makanan yang bergizi. 

“Dengan makan makanan yang bergizi dan olahraga yang cukup, imun akan menjadi kuat sehingga apapun penyakit dan virusnya, imun bisa melawan dan terhindar dari virus atau bisa melewati fase penyakit tersebut,” kata Dini. 

Jika ditemukan gejala chikungunya, seperti demam, lemas, mual, dan ciri khasnya yakni, nyeri sendi dan ruam kemerahan, masyarakat dapat menghubungi fasilitas kesehatan terdekat.

Baca juga: Daftar 5 Penyakit yang Umum Saat Musim Pancaroba

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

3 hari lalu

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.


10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

4 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

13 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

16 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

17 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

17 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

21 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

23 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

24 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

25 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.