TEMPO.CO, Jakarta - Musim pancaroba bisa menyebabkan beberapa penyakit muncul. Salah satunya virus chikungunya, penyakit tropis yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Albopictus dan Aedes Aegypti.
Virus chikungunya menyebar ke orang-orang melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Wabah telah terjadi di berbagai wilayah seperti Afrika, Amerika, Asia, Eropa, Karibia, Samudra Hindia, dan Pasifik. Ada risiko virus akan menyebar ke daerah yang tidak terkena dampak oleh turis yang terinfeksi.
Kasus chikungunya juga sudah muncul di Tangerang, beberapa orang disebutkan terinfeksi virus ini. Dikutip dari CDC, kebanyakan orang yang terinfeksi virus chikungunya akan mengalami beberapa gejala, biasanya mulai 3-7 hari setelah nyamuk yang terinfeksi menggigit. Gejala yang paling umum adalah demam dan nyeri sendi. Gejala lain adalah sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan sendi, atau ruam.
Kematian akibat chikungunya jarang terjadi. Kebanyakan pasien merasa lebih baik dalam waktu seminggu. Namun, nyeri sendi bisa parah dan melumpuhkan serta bisa bertahan selama berbulan-bulan. Orang yang berisiko terkena penyakit yang lebih parah adalah bayi baru lahir yang terinfeksi sekitar waktu kelahiran, lansia, dan pemilik kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit jantung.
Begitu terinfeksi, kemungkinan besar orang akan terlindungi dari infeksi di masa depan. Saat ini tidak ada vaksin untuk mencegah atau obat untuk mengobati chikungunya. Namun, Anda bisa merawat diri dengan cara berikut.
-Banyak beristirahat
-Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.
-Minum obat seperti asetaminofen atau parasetamol untuk mengurangi demam dan nyeri.
-Jangan minum aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lain sampai demam mereda untuk mengurangi risiko perdarahan.
-Jika minum obat untuk kondisi medis lain, bicarakan dengan dokter sebelum minum obat tambahan.
Jika menderita chikungunya, cegah gigitan nyamuk selama minggu pertama sakit. Selama minggu pertama sakit, virus chikungunya dapat ditemukan di dalam darah. Virus dapat ditularkan dari orang yang terinfeksi ke nyamuk melalui gigitan nyamuk. Nyamuk yang terinfeksi kemudian menyebarkan virus ke orang lain.
Pencegahan
Virus chikungunya menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Nyamuk menggigit pada siang dan malam hari. Belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus chikungunya. Cara terbaik untuk mencegah adalah dengan melindungi diri dari gigitan nyamuk. Gunakan obat nyamuk, kenakan baju dan celana berlengan panjang, serta lakukan langkah-langkah pengendalian nyamuk di dalam dan di luar ruangan.
Dr. Dini Anggraeni, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, menyampaikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi virus chikungunya dengan cara sederhana, yakni 3M plus.
“Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan dengan 3M plus, yakni menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk,” papar Dini, dikutip dari laman tangerangkota..go.id.
Sedangkan untuk plusnya, masyarakat bisa menaruh cairan larvasida atau abate pada tempat penampungan air yang telah dicuci bersih, menggunakan obat ataupun losion antinyamuk, hingga menggunakan kelambu pada saat tidur. Selain itu, Dini juga meminta masyarakat selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan mengonsumsi makanan yang bergizi.
“Dengan makan makanan yang bergizi dan olahraga yang cukup, imun akan menjadi kuat sehingga apapun penyakit dan virusnya, imun bisa melawan dan terhindar dari virus atau bisa melewati fase penyakit tersebut,” kata Dini.
Jika ditemukan gejala chikungunya, seperti demam, lemas, mual, dan ciri khasnya yakni, nyeri sendi dan ruam kemerahan, masyarakat dapat menghubungi fasilitas kesehatan terdekat.