Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Limbah B3 Rumah Tangga Termasuk Baterai, Hair Spray, Bekas Pengharum Ruangan

image-gnews
Aktivis dari Koalisi Melawan Limbah menggotong tong berisi lumpur limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) saat unjuk rasa di Bandung, 28 April 2016. Aksi ini digelar dengan menumpahkan bukti pencemaran berupa lumpur limbah B3 industri tekstil. TEMPO/Prima Mulia
Aktivis dari Koalisi Melawan Limbah menggotong tong berisi lumpur limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) saat unjuk rasa di Bandung, 28 April 2016. Aksi ini digelar dengan menumpahkan bukti pencemaran berupa lumpur limbah B3 industri tekstil. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Udara yang tercemar limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ternyata dapat membahayakan kesehatan. Padahal, secara tak sengaja, manusia umumnya menghirup udara yang mengandung polutan limbah B3 ini. Lalu, apa bahaya polusi udara oleh limbah B3 ini?

Mengutip laman dlh.bulelengkab.go.id, limbah B3 bukan hanya dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan limbah yang menyebabkan pencemaran udara ini. Beberapa contoh limbah B3 rumah tangga domestik di antaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, pembersih bahan rumah tangga, pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, serta batu baterai, dan lainnya.

Bahayanya Limbah B3

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau U.S. Environmental Protection Agency (USEPA), udara yang mengandung polutan limbah B3 diduga menyebabkan kanker atau efek kesehatan serius lainnya. Seperti efek reproduksi atau cacat lahir, maupun efek lingkungan yang merugikan. World Health Organization atau WHO melaporkan, polusi udara dari limbah B3 rumah tangga membunuh 4 juta orang per tahun dan cenderung mempengaruhi negara-negara di Afrika dan Asia.

Laporan WHO mengungkapkan wanita dan anak-anak, yang cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, paling terpengaruh oleh polusi limbah B3. Di seluruh dunia, sebanyak 14 persen anak-anak berusia 5 hingga 18 tahun menderita asma akibat polusi udara. Bahkan, setiap tahunnya setengah juta anak di bawah 5 tahun meninggal karena penyakit pernapasan akibat polutan limbah B3 tersebut.

Hasil penelitian WHO juga mendukung klaim USEPA terkait polusi limbah B3 mempengaruhi ibu hamil dan serta pertumbuhan janin. Ibu hamil yang terpapar polusi udara dapat mempengaruhi pertumbuhan otak janin. Polusi udara juga terkait dengan gangguan kognitif pada anak-anak dan orang dewasa. Selain itu, polusi udara juga menyebabkan kanker pada anak-anak.

Adapun limbah B3 yang sering dihirup tanpa sengaja yaitu Benzena dalam bensin, Perchloroethylene yang dipancarkan dari beberapa fasilitas dry cleaning, serta Metilen klorida yang digunakan sebagai pelarut dan pengelupas cat oleh sejumlah industri. Selain itu, limbah b3 lain yang kemungkinan mencemari udara yaitu dioksin, asbes, toluena, dan logam seperti kadmium, merkuri, kromium, dan senyawa timbal.

Polusi udara sulit untuk dihindari, tidak peduli seberapa kaya area tempat Anda tinggal. Itu ada di sekitar kita. Polutan mikroskopis di udara dapat menyelinap melewati pertahanan tubuh kita, menembus jauh ke dalam sistem pernapasan dan peredaran darah kita, merusak paru-paru, jantung, dan otak kita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Polusi udara sulit untuk dihindari karena berukuran partikulat, atau sangat halus. Polutan berukuran mikroskopis ini menyelinap melewati pertahanan tubuh, menembus jauh ke dalam sistem pernapasan dan peredaran darah, merusak paru-paru, jantung, dan otak. Polutan yang masuk ke dalam tubuh biasanya berdiameter mulai dari atau kurang dari 10 mikron (PM10).

Polutan yang paling berbahaya adalah yang berukuran 2,5 mikron atau kurang, (PM2.5). PM2.5 dapat menembus sawar paru-paru dan memasuki sistem darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, pernapasan, serta kanker paru-paru. Lalu bagaimana kategori udara sehat yang masih aman dari polusi limbah B3? Menurut pedoman WHO, tingkat keamanan polutan berdiameter PM2.5 adalah maksimum rata-rata tahunan adalah 10 gram per meter kubik.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: Hati-hati Limbah Medis B3 Serta 9 Jenisnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

6 hari lalu

Chairperson GoTo Impact Foundation, Monica Oudang, saat peluncuran Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0 via zoom meet, Kamis, 21 Maret 2024. Dok: Tangkapan Layar
CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

GoTo Impact Foundation meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem atau CCE 3.0 dengan tema Lokal Berdaya.


Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

8 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.


Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

8 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.


11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

9 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

MER-C bekerja sama dengan WHO untuk mengirim tim medis yang beranggotakan 11 orang ke Gaza.


Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

10 hari lalu

Ekspresi seorang anak Palestina saat antre untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

Bahkan jika perang di Gaza berakhir besok sekalipun, mereka yang bertahan akan menghadapi konsekuensi kesehatan satu dekade, bahkan sepanjang hidup.


Peneliti Undip dan Warga Kabupaten Grobogran Hasilkan Biogas dari Limbah Tahu dan Ternak

10 hari lalu

Instalasi konversi limbah cair menjadi biogas (Dok. Universitas Diponegoro)
Peneliti Undip dan Warga Kabupaten Grobogran Hasilkan Biogas dari Limbah Tahu dan Ternak

Peneliti Undip dan UKM Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, membuat biogas dari olahan limbah tahu dan ternak sapi. Bisa digunakan untuk kelistrikan.


Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

13 hari lalu

Alat pemantau polusi udara Birulangit yang dipasang di Telkom University Bandung. Dok. Tel-U
Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

15 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

15 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

16 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?