2. Mendorong anak eksplorasi di luar E-Sport
Menurut Rosdiana, sebab di zaman sekarang anak tidak bisa hanya memiliki satu keahlian.
“Dengan mengakses ke sumber yang valid, maka anak bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang dunia e-sport secara menyeluruh dan dampaknya dari berbagai sisi sehingga mencegah kemungkinan terjadinya kecanduan.”
Memang, kecanduan ponsel atau smartphone kerap kali menjadi kekhawatiran besar orang tua. Menurut Rosdiana, kondisi pandemi dua tahun belakangan cenderung berdampak kurang menyenangkan. Sebab kegiatan di luar rumah yang berpotensi mencegah kecanduan menjadi tereduksi.
Tak hanya itu, kebanyakan anak ketika telah kecanduan menjadi lebih sulit untuk fokus dan mengalami perubahan suasana hati/mood swing yang signifikan apabila tidak menggenggam gawai. Jelas Rosdiana, salah satu dampak negatif dari game juga dapat membawa akibat pada sifat yang lebih mudah marah, murung, bahkan nilai atau prestasi pelajaran di sekolah juga mulai mengalami penurunan.
Jika candu gawai telah menunjukkan gejala yang akut, Rosdiana menyarankan orang tua agar membawa buah hati ke psikolog atau profesional untuk mendapatkan treatment khusus.
Selain itu, jika anak menunjukkan gejala ringan, Rosdiana juga menyarankan agar orang tua dengan bertahap mendorong anak-anak untuk melakukan aktivitas fisik dan mental lain yang mereka gemari, seperti olahraga di luar ruangan, sehingga ketergantungan pada gawai ataupun games akan berkurang.
Terakhir, Rosdiana menyarakan kepada orang tua agar lebih bersabar dalam mendorong anak menuju kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Seperti mendampingi anak untuk berolahraga, melukis maupun aktivitas lain yang membuat anak nyaman. “Kenalkan juga ke teman-temannya yang mungkin sudah lama nggak ketemu. Kalau remaja, dibuat suasananya jadi lebih menyenangkan dan nggak banyak tuntutan dulu,” tutur Rosdiana.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : MPL Pamit dai Indonesia Setelah PHK 100 seratus orang