TEMPO.CO, Jakarta - Racun alami dapat dibentuk dalam makanan sebagai mekanisme pertahanan dari tumbuhan. Racun alami ini menyebabkan berbagai efek kesehatan yang merugikan dan menimbulkan ancaman kesehatan yang serius baik bagi manusia maupun hewan ternak. Racun ini diproduksi secara alami oleh organisme hidup. Senyawa kimia ini memiliki struktur yang beragam dan berbeda dalam fungsi biologis dan toksisitasnya.
Beberapa racun diproduksi oleh tanaman beracun sebagai mekanisme pertahanan alami terhadap pemangsa, serangga, atau mikroorganisme. Selain itu, juga dapat dihasilkan dari investasi mikroorganisme, seperti jamur, sebagai respon terhadap tekanan iklim.
Tanaman Hemlock atau Cicuta maculata adalah tanaman paling beracun di Amerika Utara. Bunga liar besar ini mengandung cicutoxin yang mematikan, terutama di akarnya, dan akan dengan cepat menghasilkan gejala yang berpotensi fatal jika terkonsumsi. Gejalanya akan mengakibatkan kejang-kejang yang menyakitkan, kram perut, mual, dan kematian. Gejala jangka panjang bisa menyebabkan amnesia atau tremor yang berlangsung lama.
Melansir laman fao.org, terdapat sebuah standar internasional dan kode praktik untuk membatasi paparan racun alami dari makanan tertentu. Standar ini ditetapkan oleh Codex Alimentarius Commission berdasarkan penilaian Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA).
Tumbuhan Mengandung Racun
Untuk mengetahui lebih lanjut apa saja makanan dan tumbuhan yang memiliki racun, simaklah daftar berikut ini.
1. Biotoksin laut
Racun ini dihasilkan dari alga laut dan air tawar sehingga sering disebut dengan racun alga. Racun ini menghasilkan ciguatoxins yang biasanya terdapat dalam kerang dan ikan. Racun ini tidak memiliki rasa atau bau dan tidak bisa dihilangkan dengan cara dimasak atau dibekukan.
2. Glikosida sianogenik
Mengutip buku Kimia Pangan dan Gizi, menjelaskan bahwa glikosida sianogenik merupakan senyawa dalam bahan makanan nabati (dihasilkan oleh tanaman) dan secara potensial sangat beracun. Sebab, senyawa ini dapat terurai dan mengeluarkan hidrogen sianida.
Singkong, sorgum, akar bambu, dan almond adalah makanan yang mengandung glikosida sianogenik. Potensi toksisitas tanaman ini bergantung pada potensi konsumsinya yang menghasilkan konsentrasi sianida beracun bagi manusia.
3. Furocoumarin
Racun ini terdapat di banyak tanaman, seperti parsnip (satu familia dengan wortel), akar seledri, tanaman jeruk (lemon, jeruk nipis, jeruk bali), dan beberapa tanaman obat. Furocoumarin adalah racun yang dilepaskan sebagai respon terhadap stres.
4. Lektin
Banyak jenis kacang yang mengandung racun lektin. Biasanya, kacang merah memiliki kandungan lektin tertinggi. Namun, lektin dapat dihancurkan dengan cara merendam kacang tersebut setidaknya 12 jam dan direbus dengan selama 10 menit dalam air.
5. Mikotoksin
Mengutip dari who.int, mikotoksin adalah senyawa beracun alami yang dihasilkan oleh jenis jamur tertentu. Jamur yang dapat menghasilkan mikotoksin tumbuh pada berbagai bahan makanan, seperti sereal, buah-buahan kering, kacang-kacangan, dan rempah-rempah.
6. Solanin dan chaconine
Semua tanaman dalam kategori ini, meliputi tomat, kentang, dan terong. Solanin dan chaconine merupakan kumpulan glikoalkaloid. Tanaman yang memiliki kadar tertinggi dalam racun ini adalah kecambah, kentang, dan tomat hijau.
7. Jamur beracun
Jamur liar mengandung beberapa racun, seperti muscimol dan muscarine yang dapat menyebabkan muntah, diare, kebingungan, gangguan penglihatan, dan halusinasi. Timbulnya gejala terjadi sekitar 6-24 jam atau lebih setelah mengonsumsi jamur beracun. Sebagian besar dokter menyarankan untuk menghindari segala jenis jamur liar, kecuali jika itu memang benar-benar tidak beracun.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca: Kenali Jenis Tanaman Beracun, Bisa Sebabkan Iritasi bahkan Kematian
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu