TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 belum usai sejak kemunculannya pada akhir 2019, dan di Indonesia terdeteksi awal Maret 2020 lalu. Hingga kini, berbagai varian dan subvarian virus ini telah bermunculan. Salah satu subvarian yang muncul dari Omicron BA.2.7, atau dijuluki Covid Centaurus di media sosial yang menyebabkan kekhawatiran dan kebingungan orang-orang di seluruh dunia.
Dilansir dari medicalnewstoday.com, para ahli pertama kali mendeteksi varian ini di India pada Mei 2022 lalu, saat itu subvarian Covid-19 ini dilaporkan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian Omicron lainnya.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) menetapkannya sebagai varian dalam pemantauan sejak 7 Juli 2022 lalu karena telah terdeteksi di negara-negara Eropa termasuk Inggris dan Jerman.
Beberapa kasus yang diidentifikasi sebagai BA.2.75 telah terdeteksi di California, Washington, Illinois, New York, North Carolina, Texas, dan Wisconsin. Varian yang disebut Covid Centaurus ini bukanlah subvarian Omicron pertama yang terdeteksi, dan juga bukan satu-satunya subvarian yang dipantau saat ini.
BA.4 dan BA.5 dan lainnya juga merupakan subvarian Omicron yang dipantau secara ketat oleh organisasi kesehatan masyarakat. Sebuah penelitian di menunjukkan bahwa keduanya dapat lolos dari sistem kekebalan yang dibentuk dari infeksi varian Omicron asli, atau vaksin apa pun yang mungkin didasarkan padanya.
Peneliti di Institut Bioteknologi Molekuler di Wina, Austria, Dr. Ulrich Elling menyebutkan subvarian yang muncul ini sangat baru sehingga hanya 400 sekuens genomik yang tersedia sejauh ini.
Para ahli telah memastikan bahwa BA.2.75 memiliki sembilan mutasi, delapan di antaranya baru di bidang pengkodean genom untuk protein lonjakan, di atas 29 mutasi BA.2 yang sudah ada dalam varian asal evolusinya.
Para ahli mengatakan subvarian inj memiliki mutasi pada protein lonjakan mereka. Itulah bagian dari virus yang menonjol dari permukaan dan mengikat sel inang sehingga memungkinkan virus masuk ke dalam sel. BA.2.75 memiliki mutasi tambahan di atas BA.5, sehingga lebih banyak perubahan pada protein lonjakannya sehingga dikhawatirkan akan lebih baik dalam melawan kekebalan tubuh.
Cara menghindarinya subvarian Covid Centaurus
Dilansir dari healthline, para ahli menyebukan penggunaan masker dan vaksinasi tetap merupakan tindakan efektif yang dapat diambil agar terhindar dari subvarian ini. Vaksinasi amat diperlukan terutama untuk jangka panjang agar tidak terinfeksi lagi.
Namun seseorang yang telah vaksinasi dan memiliki gejala jarang yang berakhir di rumah sakit. Jumlah penderita yabg berakhir dalam perawatan intensif dengan ventilator dan sekarat pun lebih rendah apabila telah vaksinasi.
ANNISA FIRDAUSI
Baca: Wamenkes: Subvarian Omicron BA 2.75 Sudah Masuk Indonesia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.