TEMPO.CO, Jakarta - Kanker usus bersumber di usus besar atau rektum. Kebanyakan orang yang didiagnosis berusia di atas 60 tahun. Banyak penelitian menemukan sembelit kronis merupakan faktor risiko utama untuk kanker usus.
Dilansir dari Times of India, ada bukti kebiasaan buang air besar (BAB) yang buruk atau tidak tepat juga dapat menyebabkan kanker usus. Penelitian itu juga menyebutkan posisi buang air besar dengan berjongkok lebih baik daripada duduk. Pasalnya, buang air besar posisi duduk lebih mungkin menyebabkan sembelit dan kanker usus. Sedangkan jongkok adalah posisi alami untuk buang air besar karena memungkinkan gravitasi melakukan sebagian besar pekerjaan.
Saat berjongkok, berat alami tubuh menekan ke lubang WC, jadi Anda tidak perlu mengejan. Jongkok memungkinkan katup ileokaekal antara usus kecil dan usus besar menutup sendiri secara alami. Selanjutnya puborektalis, otot yang menempel pada tulang kemaluan, bisa rileks lebih baik saat jongkok. Semua ini memungkinkan pergerakan usus yang lebih mudah tanpa banyak usaha.
Sedangkan posisi duduk sebenarnya mencegah katup ileokaekal menutup dengan benar, membuat lebih sulit mencapai tekanan usus internal yang tepat untuk buang air besar. Saat duduk di jamban, otot dasar panggul yang digunakan untuk mengontrol kandung kemih dan usus tetap mengerut. Ketika otot puborektalis tidak rileks, Anda berusaha melawannya untuk buang air besar sambil duduk.
Penyebab pasti kanker usus tidak diketahui tetapi ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko. Salah satu faktor tersebut adalah usia. Sembilan dari 10 orang dengan kanker usus berusia 60 tahun ke atas. Faktor risiko lain adalah makanan. Pola makan tinggi daging merah atau olahan dan rendah serat dapat meningkatkan risiko.
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko terkena kanker usus. Hal yang sama berlaku untuk orang yang tidak aktif secara fisik, minum alkohol, dan merokok. Riwayat keluarga kanker usus juga dapat menambah risiko.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memastikan Anda memiliki usus yang sehat untuk menghindari sembelit. Makan makanan sehat seperti makanan rumahan, hindari makanan siap saji yang tinggi lemak dan makanan olahan. Sertakan buah dan sayuran kaya serat dalam pola makan harian dengan minum banyak air setiap hari.
Makan buah-buahan seperti kiwi dapat membantu memperlancar buang air besar secara teratur. Olahraga teratur juga dapat membantu merangsang waktu transit usus. Dalam beberapa penelitian sebelumnya para peneliti telah menemukan bukti pelari memiliki tumor lebih sedikit dibandingkan nonpelari.
Ketika kanker usus berkembang, perubahan gerakan usus adalah salah satu gejala pertama yang perlu diperhatikan. Menurut NHS UK, lebih dari 90 persen pasien kanker usus mengalami perubahan dalam gerakan usus. Perubahan kebiasaan buang air besar yang terus-menerus dapat mencakup buang air besar lebih sering dan kotoran juga bisa menjadi lebih berair.
Gejala lain bisa jadi darah terus-menerus di kotoran yang terjadi tanpa alasan yang jelas atau dikaitkan dengan perubahan kebiasaan buang air besar. Sakit perut bagian bawah yang terus-menerus, kembung atau ketidaknyamanan yang selalu disebabkan oleh makan juga bisa menjadi tanda kanker usus. Ini bisa disertai dengan hilangnya nafsu makan atau penurunan berat badan yang tidak disengaja secara signifikan.
Baca juga: Inilah 6 Penyebab Kentut Berbau Busuk