Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gejala Sindrom Munchausen Perilaku Berpura-pura Sakit

image-gnews
Ilustrasi pria kesakitan/nyeri. Shutterstock
Ilustrasi pria kesakitan/nyeri. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSindrom Munchausen gangguan mental yang menandakan perilaku orang yang sering pura-pura sakit. Mengutip WebMD, sindrom Munchausen gangguan psikologis yang ditandai perilaku mencari perhatian termasuk memalsukan gejala penyakit. Seseorang memilih untuk berpura-pura sakit untuk memicu rasa khawatir orang lain agar perhatian hanya terfokus kepada dirinya.

Mengutip Verywell Mind, terdapat pula turunan dari sindrom Munchausen, yaitu Munchausen syndrome by proxy (MSP). MSP merupakan sindrom Munchausen yang memanfaatkan relasi kuasa, seperti anaknya. Seseorang yang mengalami MSP tidak termotivasi keinginan mendapat keuntungan materi apa pun. 

Perilaku yang menandakan sindrom Munchausen

Biasanya orang yang sindrom Munchausen mengeluh sakit yang berbeda dan berubah-ubah. Perilakunya pun terkadang tak segan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan sekadar untuk menunjukkan tampak kondisi sakit.

Mengutip Verywell Mind, keberhasilan penanganan sindrom Munchausen sulit dijalani jika orang itu sering menyangkal. Biasanya orang yang mengalami sindrom ini cenderung berbohong sehingga kesulitan membedakan kisah nyata dan khayalan.

Biasanya para ahli psikoterapi berfokus perubahan pemikiran dan perilaku individu. Gangguan sindrom Munchausen dengan terapi perilaku-kognitif. Tujuan terapi ini untuk membantu seorang yang mengalami sindrom itu memahami pikiran dan perasaan yang yang mempengaruh perilaku. Terapi ini juga berguna untuk belajar membentuk hubungan yang tidak terkait dengan kondisi sakit atau penyakit.

Mengutip dari WebMD, fase parah sindrom ini bahkan bisa sengaja melakukan hal yang  memicu gejala penyakit. Orang dengan sindrom Munchausen sengaja membesar-besarkan gejala dalam beberapa cara. Berbagai cara dilakukan untuk menunjukkan kondisi sakit, mogok makan, menyakiti diri, minum obat tertentu, dan lain sebagainya.

1. Riwayat medis yang terlalu berlebihan atau dramatis, tapi tidak konsisten. Setiap memeriksa penyakit ke dokter, orang yang sindrom Munchausen penyakitnya selalu berubah-ubah.

2. Gejala tidak jelas yang tak bisa dikendalikan dan menjadi lebih parah, bahkan berubah drastis setelah pengobatan dimulai.

3. Kambuhnya penyakit yang bisa diprediksi setelah mengunjungi dokter

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Muncul beberapa bekas luka, gejala baru atau tambahan setelah hasil tes menunjukkan seseorang itu tidak mengalami penyakit apa pun.

5. Muncul gejala ketika seseorang yang sindrom sindrom Munchausen bersama orang lain atau sedang diperiksa oleh dokter.

6.  Kesediaan atau keinginan berlebihan untuk menjalani tes kesehatan, operasi, atau prosedur lainnya.

8. Ketakinginan untuk mengizinkan dokter bertemu atau berbicara dengan keluarga, teman, atau ahli medis sebelumnya.

9. Memiliki permasalahan dengan identitas dan harga diri.

Baca: Apa Itu Sindrom Munchausen dan Penyebabnya?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

9 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@raditya_dika
Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.


Apakah Berbohong Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan Dalilnya

28 hari lalu

Apakah berbohong membatalkan puasa? Ketahui penjelasan terkait apakah berbohong dapat membatalkan puasa menurut pendapat para tokoh agama berikut.
Apakah Berbohong Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan Dalilnya

Apakah berbohong membatalkan puasa? Ketahui penjelasan terkait apakah berbohong dapat membatalkan puasa menurut pendapat para tokoh agama berikut.


Ingin Jadi Pilot? Ini Sekolah Pilot di Indonesia Plus Prakiraan Biaya dan Syarat Lainnya

37 hari lalu

Ilustrasi pilot. Shutterstock
Ingin Jadi Pilot? Ini Sekolah Pilot di Indonesia Plus Prakiraan Biaya dan Syarat Lainnya

Ingin menjadi pilot? Berikut beberapa sekolah pilot di Indonesia, berikut prakiraan biaya dan syarat lainnya.


Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

42 hari lalu

Ilustrasi terapi bekam. shutterstock.com
Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

Berikut lima tren kesehatan yang sempat viral dan masih populer sampai sekarang. Ingat, tak semua baik dilakukan dan cocok untuk setiap orang.


Dikritik, Tes Kesehatan Joe Biden Tak Termasuk Kesehatan Mental

49 hari lalu

Presiden AS Joe Biden berpidato mengenai pencegahan gagal bayar dan Perjanjian Anggaran Bipartisan, di Oval Office Gedung Putih di Washington, DC, 2 Juni 2023. JIM WATSON/Pool via REUTERS
Dikritik, Tes Kesehatan Joe Biden Tak Termasuk Kesehatan Mental

Joe Biden menjalani tes kesehatan tahunan. Dia dinyatakan sehat secara fisik untuk menjalani tugas-tugas sebagai presiden.


Inilah Penyebab Sakit Kepala Sebelah Kanan

52 hari lalu

Ilustrasi wanita sakit kepala/pusing. Shutterstock.com
Inilah Penyebab Sakit Kepala Sebelah Kanan

Sakit kepala sebelah kanan sering disebabkan oleh migrain, sakit kepala cluster, hingga Sindrom SUNCT.


Makna Menangis dari Sisi Ilmiah, Benarkah Ada Gunanya?

59 hari lalu

Ilustrasi pria menangis. shutterstock.com
Makna Menangis dari Sisi Ilmiah, Benarkah Ada Gunanya?

Banyak hal terkait menangis dari sisi ilmiah, termasuk melepaskan hormon bahagia yang membantu mengobati luka dan meredakan stres. Adakah gunanya?


Bisakah Hasil Hipnosis Diandalkan? Simak Penjelasan Berikut

16 Februari 2024

Ilustrasi hipnoterapi atau hipnosis 2 biji. shuttertock.com
Bisakah Hasil Hipnosis Diandalkan? Simak Penjelasan Berikut

Hipnosis bisa digunakan untuk membantu mengatasi rasa sakit atau kecemasan, bisa juga membantu mengubah perilaku berbahaya. Optimalkah hasilnya?


5 Terapi Penting untuk Tumbuh Kembang Anak

5 Februari 2024

Terapis membimbing seorang anak yang tengah menjalani terapi di RS Jiwa Provinsi Jawa Barat di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 27 Februari 2020. Rumah sakit ini melayani terapi bagi anak-anak usia 4-10 dan 10-19 tahun yang membutuhkan penanganan psikiater, khususnya anak-anak usia 4-10 tahun yang mengalami masalah dengan kemampuan berbicara dan kurangnya kemampuan untuk berinteraksi secara sosial. Kecanduan gadget adalah salah satu penyebab meningkatnya depresi, autisme, bipolar, psikosis, dan anti sosial.  TEMPO/Prima Mulia
5 Terapi Penting untuk Tumbuh Kembang Anak

Untuk membantu meningkatkan kemampuan anak, ada sejumlah terapi yang bisa dilakukan.


Seri Psikologi Berbohong: Apakah Alat Pendeteksi Kebohongan Sia-sia?

2 Februari 2024

Ilustrasi berbohong. Shutterstock
Seri Psikologi Berbohong: Apakah Alat Pendeteksi Kebohongan Sia-sia?

Meskipun merupakan operasi kognitif kompleks, kemampuan berbohong memainkan peran kunci dalam perkembangan anak yang normal.