Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Perlu Malu, Menguap Punya Manfaat Kesehatan

Reporter

Ilustrasi wanita mengantuk atau menguap.  shutterstock.com
Ilustrasi wanita mengantuk atau menguap. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMenguap identik dengan mengantuk dan dapat terjadi pada manusia, anjing, kera, burung, dan hampir semua spesies vertebrata selain jerapah. Ternyata, menguap punya manfaat sendiri. 

Berikut tiga manfaat potensial menguap yang bisa membawa hal baik, dilansir dari Psychology Today.

Meningkatkan kinerja atletik 
Menguap membuat orang merasa lebih baik. Sejauh ini, menguap tidak meningkatkan kadar oksigen secara keseluruhan namun dapat berguna dalam pelatihan pernapasan. Ada tingkat pelepasan CO2 (karbon dioksida) yang bermanfaat secara langsung tetapi tingkat itu dapat dicapai dengan tiga siklus pernapasan besar. 

Meningkatkan aktivitas area kecil otak
Berdasarkan studi pemindaian otak, menguap meningkatkan aktivitas area kecil otak yang disebut prekuneus, yang berperan penting dalam orientasi spasial, memori, dan kesadaran. Jadi, menguap dapat membantu fokus dan perhatian. Menguaplah sebanyak mungkin dalam sehari, baik ketika bangun, menghadapi masalah yang sulit di tempat kerja, bersiap untuk tidur, dan kapan pun Anda merasa marah, cemas, atau stres karena setelah itu mampu fokus kembali. 

Fungsi sosial 
Ada fungsi sosial menguap. Menguap merupakan isyarat sosial untuk menghindari suatu keadaan tergantung pada situasinya, bisa juga merupakan panggilan untuk kewaspadaan. Dalam perjalanan keluarga, misalnya, seorang pengemudi yang menguap merupakan sinyal penting ia perlu istirahat. Efek kewaspadaan menguap ditunjukkan dari sebuah penelitian. Orang yang menyaksikan menguap lebih mungkin untuk mendeteksi ancaman di lingkungan daripada yang tidak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menguap memiliki fungsi pensinyalan yang berbeda, ada interaksi signifikan untuk mendeteksi keadaan. Fungsi pensinyalan ini sebenarnya dapat melampaui kewaspadaan dan empati. Namun, anak-anak dengan gangguan spektrum autisme tampaknya memiliki gangguan kemampuan untuk menguap secara menular. Orang yang menguap terlalu banyak kemungkinan menderita menguap patologis, yang dipicu penyakit atau reaksi yang merugikan terhadap pengobatan.

Menguap yang tidak normal juga dikaitkan dengan migrain parah, depresi klinis, dan stroke berat. Orang yang memakai antidepresan, khususnya serotonergik seperti Prozac, juga dapat menderita kondisi ini. Terlepas dari hal tersebut, menguap bukan hanya cara yang baik untuk mencegah tertidur di malam hari jika sedang bekerja tetapi juga dapat membantu fokus untuk memaksimalkan kinerja dan menjaga tetap aman di lingkungan yang kurang aman.

Baca juga: Bukan Cuma Mengantuk, Menguap Ternyata Bisa karena Menular

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Migrain tanpa Sakit Kepala, Seperti Apa?

22 jam lalu

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
Migrain tanpa Sakit Kepala, Seperti Apa?

Ada jenis migrain yang tanpa disertai sakit kepala yang disebut silent migraine. Apa pemicu dan gejalanya?


8 Cara Manajemen Stres, Kunci Utama Berpikir Positif

1 hari lalu

Ilustrasi pekerja stres. Shutterstock
8 Cara Manajemen Stres, Kunci Utama Berpikir Positif

Stres bisa dialami siapa saja, tapi manajemen tres jauh lebih penting dipahami. Berikut 8 cara mengelola stres.


7 Kiat Mempertajam Ingatan bagi Anda yang Suka Lupa

6 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
7 Kiat Mempertajam Ingatan bagi Anda yang Suka Lupa

Jika sering lupa, Anda bisa melakukan beberapa aktivitas ini untuk mempertajam ingatan.


Dampak Buruk Main Media Sosial di Malam Hari

8 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Dampak Buruk Main Media Sosial di Malam Hari

Para peneliti menemukan mengunggah komentar atau konten ke situs media sosial sebelum waktu tidur normal dapat menunda waktu tidur orang lain.


Perdana, RS Paru Jember Lakukan Operasi Bedah Saraf Aneurisma Otak

8 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Perdana, RS Paru Jember Lakukan Operasi Bedah Saraf Aneurisma Otak

RS Paru menjadi rumah sakit pertama yang melakukan operasi bedah saraf clipping aneurisma otak untuk Jawa Timur bagian timur.


Peneliti Ungkap Otak Suku Amazon Mengalami Penuaan lebih Lama

10 hari lalu

Masyarakat adat dari suku Mura berjalan di daerah gundul di tanah adat nondemarcated di dalam hutan hujan Amazon dekat Humaita, Negara Bagian Amazonas, Brasil 20 Agustus 2019. [REUTERS / Ueslei Marcelino]
Peneliti Ungkap Otak Suku Amazon Mengalami Penuaan lebih Lama

Menurut penelitian terbaru, masyarakat suku Amazon mengalami penuaan otak lebih lama seiring bertambahnya usia mereka


Neuralink Milik Elon Musk Kantongi Izin Uji Coba Implan Otak Manusia

10 hari lalu

Ilustrasi desain Neuralink. Chip itu berada di belakang telinga, sementara elektroda dimasukkan ke dalam otak. Kredit: Neuralink/YouTube
Neuralink Milik Elon Musk Kantongi Izin Uji Coba Implan Otak Manusia

Perusahaan implan otak milik Elon Musk, Neuralink, mengumumkan FDA telah memberikan lampu hijau untuk uji klinis pertama pada manusia.


Memahami Gaya Hidup Slow Living untuk Redakan Stres

12 hari lalu

Ilustrasi berkebun. Freepik.com/Senivpetro
Memahami Gaya Hidup Slow Living untuk Redakan Stres

Buat yang selalu sibuk, saatnya beralih ke gaya hidup slow living, melambatkan laju hidup demi menikmati setiap momen dengan lebih bermakna.


Penyakit Degeneratif Saraf, Apa Penyebab dan Gejalanya?

13 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Penyakit Degeneratif Saraf, Apa Penyebab dan Gejalanya?

Penyakit degeneratif saraf adalah kondisi yang mempengaruhi cara kerja tubuh


Satu Lagi Kemungkinan Long Covid adalah Face Blindness, Tak Bisa Mengingat Wajah

13 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Satu Lagi Kemungkinan Long Covid adalah Face Blindness, Tak Bisa Mengingat Wajah

Satu kasus long Covid ini mencuat dari sebuah hasil studi yang dipublikasi dalam jurnal Cortex pada Maret lalu.