TEMPO.CO, Jakarta - Bila sakit kepala menyerang secara tiba-tiba, muncul tekanan atau gejala migrain tanpa henti, termasuk mual, sensitif terhadap cahaya, muntah secara teratur, banyak yang mengalaminya. Bahkan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sakit kepala mengambil predikat sebagai gangguan sistem saraf yang paling luas.
Penelitian baru yang diterbitkan dalam The Journal of Headache and Pain membahas seberapa banyak dunia berurusan dengan sakit kepala dan migrain yang ditakuti. Penelitian menunjukkan 52 persen dari populasi dunia dipengaruhi oleh sakit kepala.
Dilansir dari Eat This Not That, penelitian baru dilakukan oleh Universitas Sains dan Teknologi Norwegia dan Rumah Sakit St. Olavs di Trondheim, Norwegia. Para ilmuwan mengevaluasi penelitian yang terjadi selama periode 59 tahun, dari 1961 hingga 2020. Misi mereka adalah membandingkan, memahami, dan memperbarui kondisi paling dominan yang diderita individu secara global, mempelajari riwayat sakit kepala peserta selama setahun terakhir, dengan beberapa penelitian.
Perkiraan jenis kondisi sakit kepala pada yang diteliti dikategorikan sebagai berikut: 52 persen adalah sakit kepala, 14 persen migrain, 26 persen sakit kepala tipe tegang (TTH), dan 4,6 persen sakit kepala selama 15 hari atau lebih setiap bulan. Selama setiap hari diperiksa, 15,8 persen orang di seluruh dunia mengalami sakit kepala.
Selalu ada metode baru untuk merawat migrain. Menurut Yayasan Migrain Amerika (AMF), dua obat umum yang digunakan untuk mengobati adalah Triptans, yang tersedia dalam beberapa bentuk, termasuk tablet oral, suntikan, dan semprotan hidung. Obat ini perlu diminum ketika tanda pertama dari fase sakit kepala terjadi sebelum migrain yang parah.
Ada juga gepants, yang digunakan untuk migrain sedang hingga berat pada awalnya. Gepants biasanya diresepkan untuk pasien yang tidak dapat menggunakan triptan. Obat-obatan ini diminum untuk membantu mengurangi dan menargetkan protein calcitonin gene-related peptide (CGRP), yang dapat menyebabkan peradangan otak.
Pemicu
Ada begitu banyak pemicu sakit kepala atau migrain, yaitu kurang tidur, stres, gula darah rendah, dehidrasi, perubahan hormonal, kafein, terlalu banyak obat, dan bahkan aroma yang kuat, suara keras, dan cahaya terang. Berbagai metode membantu individu dengan cara yang berbeda. Beberapa orang mendapat manfaat dari kompres es sementara yang lain lebih suka bantal pemanas.
Pindah ke lokasi yang berbeda, jauh dari kebisingan, aroma, dan lampu juga dapat membantu. Anda harus selalu minum obat atau ibuprofen pada tanda pertama sakit kepala parah atau migrain untuk menjadi yang paling efektif. Pastikan untuk terhidrasi dengan baik.
Secara umum, cobalah menghindari stres bila memungkinkan dan pastikan untuk berolahraga dan tidur yang cukup. Jangan pernah melewatkan makan dan kenali tubuh. Jangan ragu untuk berbicara dengan profesional medis untuk pemeriksaan, diagnosis atau saran, dan rencana perawatan yang tepat.
Baca juga: Studi Terbaru Membuktikan Depresi Tidak Dipengaruhi Kadar Serotonin