TEMPO.CO, Jakarta - Cahaya biru atau blue light dari layar gawai (gadget) yang cukup tinggi lebih berkemungkinan menyebabkan kerusakan ketika diserap berbagai sel dalam tubuh manusia. Mengutip Harvard Health Publishing, cahaya biru tampak dengan panjang gelombang antara 400 nanometer dan 450 nanometer.
Persepsi manusia tentang warna terutama bergantung empat sel peka cahaya utama. Tiga fotoreseptor kerucut dan satu fotoreseptor batang. Keseluruhan sel berada di dalam retina. Adapun gadget, laptop, dan perangkat elektronik berlayar lainnya memancarkan cahaya biru.
Sumber cahaya biru mempengaruhi siklus tidur
Cahaya biru yang cukup tinggi akan menimbulkan permasalahan indra penglihatan. Sinar ultraviolet yang berlebihan dari matahari meningkatkan risiko rusaknya indra penglihatan. Itu karena sinar matahari memiliki spektrum cahaya yang luas, tapi LED menghasikan puncak cahaya yang cenderung sempit.
Cahaya dari LED hampir tak bisa dibedakan dari sinar putih. LED putih akan memancarkan lebih banyak cahaya biru. Cahaya dari LED dianggap hampir tak bisa dibedakan dari sinar putih atau siang. Hal ini memungkinkan cahaya dari LED dianggap hampir tak bisa dibedakan dari cahaya putih atau siang.
Layar perangkat elektronik modern mengandalkan teknologi LED. Layar tipikal memiliki LED merah, hijau, dan biru yang dikontrol secara individual yang dikemas dalam perangkat penuh warna. Namun, LED cahaya putih terang, yang menerangi layar di ponsel pintar, tablet, dan laptop menghasilkan cahaya biru paling banyak
Ilustrasi main telepon genggam menjelang tidur/Phillips
Cahaya biru tidak langsung membahayakan fisik atau retina, tapi efeknya di tubuh akan menganggu ritme sirkadian atau siklus tidur. Saat ini, banyak gawai yang mengandalkan teknologi LED yang banyak memancarkan cahaya biru.
Mengutip WebMD, paparan cahaya biru dari perangkat elektronik saat malam mengacaukan ritme sirkadian atau siklus tidur. Itu karena cahaya biru memberi sinyal bangun di otak saat tubuh seharusnya tertidur.
Laporan penelitian menunjukkan, sedikitnya 2 jam terpapar cahaya biru pada malam hari memperlambat atau menghentikan pelepasan hormon tidur melatonin. Sebaiknya tak mengakses perangkat digital setidaknya 3 jam sebelum waktu tidur malam.
Baca: 3 Alasan Anda Harus Mengaktifkan Filter Cahaya Biru di Ponsel
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.