Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ciri Perilaku Berbohong Mitomania, Kebohongan yang Fasih dan Terus-menerus

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Ilustrasi berbohong. Shutterstock
Ilustrasi berbohong. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perilaku berbohong agaknya pernah dilakukan semua orang, karena suatu alasan. Mengutip publikasi Bias Konfirmasi terhadap Perilaku Berbohong, kebohongan bentuk manipulasi informasi, perilaku, dan gambaran diri yang sengaja dilakukan untuk mengarahkan orang lain terhadap kesimpulan tertentu.

Namun, ada kondisi ketika seseorang terbiasa berbohong tanpa tujuan secara terus-menerus atau mitomania, dikutip dari artikel Mythomania, Bukan Bohong Biasa dalam laman Psikologi Universitas Negeri Semarang. Mitomania juga disebut  pseudologia fantastica. Mitomania gejala kebohongan dari gangguan kepribadian antisosial.

Apa itu mitomania?

Mitomania seseorang yang berbohong secara kompulsif. Meskipun ada banyak kemungkinan penyebab kebohongan, belum sepenuhnya dipahami mengapa seseorang berbohong secara mitomania. Beberapa kebohongan diceritakan untuk membuat pembohong mendapat penerimaan atau simpati.

Mengutip publikasi Localisation of Increased Prefrontal White Matter in Pathological Liars, masalah yang mempengaruhi sistem saraf pusat mempengaruhi seseorang untuk berbohong. Kebohongan kompulsif juga ciri yang diketahui dari beberapa gangguan kepribadian.

Merujuk Healthline, beberapa ciri dan karakteristik mitomania antara lain:

1. Tak ada manfaat

Seseorang mungkin berbohong untuk menghindari situasi yang tidak nyaman, seperti rasa malu atau mendapat masalah. Tapi, mitomania berucap kebohongan atau cerita yang tidak memiliki manfaat objektif.

2. Dramatis, rumit, dan detail

Kebohongan mitomania cenderung sangat detail dan beragam. Meskipun jelas berlebihan, ucapan seorang yang mitomania mungkin sangat meyakinkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Pahlawan atau korban

Mitomania berucap kebohongan untuk memosisikan diri sebagai pahlawan atau korban dalam ceritanya. Tujuannya untuk mendapat kekaguman, simpati, atau penerimaan orang lain.

4. Mempercayai kebohongan yang diceritakan

Mitomania bercerita kebohongan di antara sadar dan delusi. Terkadang, seorang yang mitomania itu memercayai kebohongannya sendiri. Ahli psikologi menganggap dalam kondisi itu seorang mitomania berkemungkinan tidak mengetahui perbedaan antara fakta dan fiktif setelah beberapa waktu.

Biasanya seorang mitomania fasih saat berbicara kebohongan. Ada kecenderungan tidak menunjukkan tanda kebohongan yang umum, seperti jeda yang lama atau menghindari kontak mata. Ketika ditanya pertanyaan, mungkin berbicara banyak tanpa pernah spesifik atau menjawab pertanyaan.

Baca: Mengenal Factitious Disorder, saat Seseorang Berbohong tentang Penyakit yang Dialami

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

1 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

19 hari lalu

April Mop Happy Fool Day by Boldsky
Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.


Apakah Berbohong Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan Dalilnya

30 hari lalu

Apakah berbohong membatalkan puasa? Ketahui penjelasan terkait apakah berbohong dapat membatalkan puasa menurut pendapat para tokoh agama berikut.
Apakah Berbohong Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan Dalilnya

Apakah berbohong membatalkan puasa? Ketahui penjelasan terkait apakah berbohong dapat membatalkan puasa menurut pendapat para tokoh agama berikut.


Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

41 hari lalu

12_iptek_ilustrasiSkizofrenia
Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

Skizofrenia memiliki korelasi pada tindakan-tindakan tragis, seperti pembunuhan. Polisi sebut ibu pembunuh anak di Bekasi Utara pun terindikasi itu.


Penyidik Bakal Periksa Ahli Poligraf untuk Deteksi Kebohongan dalam Kasus Kematian Dante

51 hari lalu

Tersangka Yudha Arfandi memeragakan adegan dalam rekonstruksi kematian Dante, putra Tamara Tyasmara di kolam renang Tirtamas Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Rabu, 28 Februari 2024. Polda Metro Jaya melakukan dua rekonstruksi untuk mendalami kasus kematian Raden Andante Khalif Pramudityo, dengan melakukan sebanyak 49 adegan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Penyidik Bakal Periksa Ahli Poligraf untuk Deteksi Kebohongan dalam Kasus Kematian Dante

Penyidik Polda Metro Jaya dalam waktu dekat bakal memeriksa ahli poligraf dan ahli kriminolog dalam kasus kematian anak artis Tamara Tyasmara, Dante.


Seri Psikologi Berbohong: Apakah Alat Pendeteksi Kebohongan Sia-sia?

2 Februari 2024

Ilustrasi berbohong. Shutterstock
Seri Psikologi Berbohong: Apakah Alat Pendeteksi Kebohongan Sia-sia?

Meskipun merupakan operasi kognitif kompleks, kemampuan berbohong memainkan peran kunci dalam perkembangan anak yang normal.


Seluk-beluk Tindakan Berbohong dan Kebohongan

1 Februari 2024

Ilustrasi berbohong. Shutterstock
Seluk-beluk Tindakan Berbohong dan Kebohongan

Apakah seseorang berbohong ketika menyampaikan pernyataan yang, meskipun tidak sepenuhnya akurat, pada dasarnya benar?


Perbedaan Halusinasi dengan Delusi yang Perlu Diketahui

14 Desember 2023

Ilustrasi halusinasi. Shutterstock
Perbedaan Halusinasi dengan Delusi yang Perlu Diketahui

Halusinasi dan delusi adalah dua keadaan yang dipengaruhi oleh cara otak memproses atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata atau tidak ada.


Pesan Mendalam dari Serial I Do(n't) Love Him Menurut Prilly Latuconsina

31 Oktober 2023

Serial I Do(n't) Love Him dibintangi Prilly Latuconsina dan Cinta Brian. Dok. Viu
Pesan Mendalam dari Serial I Do(n't) Love Him Menurut Prilly Latuconsina

Prilly Latuconsina menjalani dua peran, yaitu sebagai produser dan pemain utama dalam serial I Do(n't) Love Him


Ketahui Gejala dan Penyebab Psikosis: Bisa Berbuntut Halusinasi dan Delusi

8 Oktober 2023

Terapis membimbing seorang anak yang tengah menjalani terapi di RS Jiwa Provinsi Jawa Barat di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 27 Februari 2020. Rumah sakit ini melayani terapi bagi anak-anak usia 4-10 dan 10-19 tahun yang membutuhkan penanganan psikiater, khususnya anak-anak usia 4-10 tahun yang mengalami masalah dengan kemampuan berbicara dan kurangnya kemampuan untuk berinteraksi secara sosial. Kecanduan gadget adalah salah satu penyebab meningkatnya depresi, autisme, bipolar, psikosis, dan anti sosial.  TEMPO/Prima Mulia
Ketahui Gejala dan Penyebab Psikosis: Bisa Berbuntut Halusinasi dan Delusi

Individu yang terkena psikosis mungkin mengalami halusinasi, delusi, dan pemikiran dan pembicaraan yang tidak teratur.