Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Paruh Baya, Penyebab dan Cara Menghadapi

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita paruh baya. Freepik.com/Shurkin_son
Ilustrasi wanita paruh baya. Freepik.com/Shurkin_son
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah bertahun-tahun lulus pendidikan, orang mulai berpikir tentang perubahan dalam hidup, seperti berbicara, bersikap, bertindak, maupun berinteraksi. Hal ini kemudian mengembangkan pandangan hidup yang mulai realistis dan krisis paruh baya, dan biasanya orang juga mulai merasa belum mencapai apa-apa. 

Apa itu krisis paruh baya? Menurut Urbandictionary, orang biasanya mengalami krisis pada usia 20-an, saat perjalanan karir akan dimulai, sehingga pada fase ini orang memikirkan jalan yang akan dipilih sebagai tujuan hidup. Krisis di usia paruh baya adalah periode saat orang merasakan krisis emosional. Hal ini terjadi ketika harus membuat keputusan berupa pilihan hidup, biasanya terjadi pada anak muda usia 18-30 tahun. 

Selain itu, krisis paruh baya dimulai dengan seringnya mempertanyakan diri sendiri, seperti identitas diri dan juga pilihan karir kehidupan ke depan karena orang yang sedang mengalami krisis paruh baya akan merasa kehilangan identitas. 

Bagaimana tandanya? Berikut ini tanda-tanda yang biasa dialami saat sedang berada dalam krisis paruh baya.

-Biasanya orang yang mengalami krisis paruh baya akan merasa bingung apa yang harus dilakukan untuk ke depannya. Selain itu, dia juga akan berusaha untuk mencari apa yang hilang dalam hidupnya. 

-Merasa kesulitan mengambil keputusan. Hal ini berkaitan dengan pemikiran dan pandangan hidup yang mulai realistis, berbeda dengan pandangan hidupnya semasa duduk di bangku pendidikan. 

-Merasa kurang termotivasi. 

-Merasakan ketegangan atau kebingungan memilih jalan hidup. Umumnya, pilihannya adalah tetap bertualang seperti sebelumnya atau justru menetap dan menjadi orang dewasa. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apakah ada cara mengatasi krisis paruh baya? Meskipun krisis ini merupakan hal yang wajar dialami anak muda, ada juga cara untuk mengatasi krisis paruh baya, yaitu dengan berlaku produktif dan juga beberapa hal berikut: 

Bersabar dengan proses diri. Pernah mendengar kata-kata semua orang punya tenggat waktunya masing-masing? Ini perlu dipahami oleh orang yang sedang dalam krisis paruh baya agar tidak gelisah dan menyalahkan diri sendiri secara terus menerus. 

-Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kesuksesan orang lain tidak seharusnya dijadikan bahan untuk melukai diri dengan membandingkannya dengan diri sendiri. Jangka waktu dalam meraih kesuksesan semua orang tidak sama. 

-Hidup di masa sekarang. Hal ini berarti masa lalu tidak perlu disesali karena tidak dapat diubah tapi masa depan masih bisa direncanakan. 

-Jauhkan diri dari hal-hal negatif. Pergaulan beracun harus dihindari karena akan merugikan banyak hal. 

-Bersyukur dengan pencapaian hari ini. Kadang kala, diri sendiri harus diapresiasi, bersyukur atas kerja keras dan pencapaian hari ini, jangan terus menerus menyalahkan diri. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan ketenangan batin.  

Baca juga: 4 Cara Manajemen Krisis Paruh Baya, Jangan Meratapi Proses Penuaan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

18 jam lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

1 hari lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

8 hari lalu

Pasangan paruh baya berjalan bergandengan di bawah pohon saat musim gugur di Sheffield Park Garden, Haywards Heath, Inggris, Senin 20 Oktober 2014. REUTERS/Luke MacGregor
Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

Membangun hubungan baru di umur yang sudah tidak muda atau usia paruh baya punya tantangan unik tersendiri. Berikut hal yang perlu dipahami.


Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

27 hari lalu

Ilustrasi gerhana matahari (Pixabay.com)
Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

Menyaksikan gerhana dapat membangkitkan berbagai emosi dan memiliki efek psikologis yang signifikan pada masing-masing orang.


Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

28 hari lalu

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dalam acara jumpa wartawan di kantor Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI


Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

29 hari lalu

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, di Jakarta, Selasa (19 Maret 2024). (ANTARA/HO-Kemnaker)
Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.


Tak Cuma Faktor Fisik, Masalah Emosional Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ginjal

35 hari lalu

Ilustrasi ginjal. ANTARA-Shutterstock
Tak Cuma Faktor Fisik, Masalah Emosional Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ginjal

Selain faktor risiko yang bersifat fisik atau keturunan, masalah emosional juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya kanker ginjal.


Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

37 hari lalu

Ibu sedang pompa ASI. Foto : Motherly
Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

Perubahan besar dalam proses melahirkan dapat menyebabkan beban mental dan emosional yang signifikan pada ibu. Ini gejala gangguan mental pada ibu.


Alasan Orang Tertutup pada Pasangan dan Cara Mengatasinya

39 hari lalu

Ilustrasi pasangan. dailymail.co.uk
Alasan Orang Tertutup pada Pasangan dan Cara Mengatasinya

Jika Anda kesulitan bersikap terbuka kepada pasangan karena berbagai alasan, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan


9 Masalah Kesehatan yang Mengancam Wanita Paruh Baya

39 hari lalu

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
9 Masalah Kesehatan yang Mengancam Wanita Paruh Baya

Pakar kesehatan menyebut sembilan masalah kesehatan yang identik dengan perempuan paruh baya. Apa saja?