Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saran Dokter buat Pasien Cedera Olahraga: Segera Ditangani

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita cedera otot. shutterstock.com
Ilustrasi wanita cedera otot. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kedokteran olahraga dr. Antonius Andi Kurniawan menyarankan pasien cedera olahraga segera mendapatkan penanangan agresif dan akurat dari tim medis kompeten untuk memastikan ia dapat kembali berolahraga tanpa rasa sakit.

"Dan risiko cedera tidak berulang di kemudian hari," ujar anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) dan berpraktik di Sport Medicine, Injury & Recovery Center RS Pondok Indah – Bintaro Jaya itu.

Andi mengatakan penanganan pertama yang diberikan akan mempengaruhi keseluruhan proses pemulihan pasien, mulai dari tingkat keparahan hingga lama proses penyembuhan.

"Untuk itu, dukungan program pemulihan yang terdiri dari modalitas terapi dan terapi exercise yang tepat akan membantu proses penyembuhan pasien jadi lebih cepat,” katanya.

Pada kasus cedera berat yang menyebabkan terjadinya robekan pada tendon, ligamen, tulang rawan, hingga robekan rotator cuff atau otot atau tendon yang mengelilingi sendi bahu, maka diperlukan pemeriksaan penunjang dengan modalitas pencitraan MRI untuk mendapat gambaran jaringan lunak dalam tubuh dengan lebih jelas. Jika didapati adanya kerusakan yang membutuhkan pembedahan, maka tindakan operasi minimal invasif dapat dilakukan dengan membuat sayatan kecil untuk menangani bagian yang mengalami cedera. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Spesialis bedah ortopedi konsultan cedera olahraga dan artroskopi dari Sport Medicine, Injury and Recovery Center RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Andi Nusawarta, menuturkan tindakan minimal invasif memberikan banyak manfaat bagi pasien dengan kasus cedera olahraga berat. Menurutnya, durasi operasi pada tindakan ini relatif lebih singkat, luka sayatan lebih kecil sehingga meminimalisir kemungkinan rusaknya otot di area sekitar tindakan.

"Dan waktu pemulihan lebih cepat sehingga pasien dapat segera melanjutkan proses terapi pemulihan selanjutnya dengan lebih nyaman," tuturnya.

Andi menambahkan tak hanya cedera olahraga yang membutuhkan penanganan agresif dan akurat. Menurutnya, pasien yang baru menjalani operasi besar juga butuh terapi pemulihan dan latihan agar dapat kembali beraktivitas dan berolahraga seperti sedia kala.

Baca juga: Tips Memilih Sepatu Lari, Apa Saja yang Menjadi Perhatian?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

11 jam lalu

Ilustrasi push up. Freepik.com
5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental


Apa Manfaat Minuman Isotonik Ketika Berolahraga?

1 hari lalu

Jangan Asal Teguk Minuman Isotonik
Apa Manfaat Minuman Isotonik Ketika Berolahraga?

Minuman isotonik merupakan minuman yang memiliki komposisi yang menyerupai cairan tubuh manusia sehingga memperoleh tekanan osmosis yang seimbang.


Mengenal Jenis-jenis Olahraga Kardio

1 hari lalu

Ilustrasi jump squat. Foto: Freepik.com/diana.grytsku
Mengenal Jenis-jenis Olahraga Kardio

Konsep kardio berasal dari istilah "kardiovaskular" yang merujuk pada sistem jantung dan pembuluh darah dalam tubuh.


6 Olahraga ini Dapat Memulihkan Kebugaran Anda

2 hari lalu

Wanita menggunakan Skipping atau lompat tali. shutterstock.com
6 Olahraga ini Dapat Memulihkan Kebugaran Anda

Banyak orang yang rela mengikuti diet ketat, melakukan olahraga intens, bahkan menahan diri dari makanan favorit mereka demi meraih kebugaran tubuh.


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

9 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

14 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Ternyata olahraga ringan selama 15 menit dapat meningkatkan kekebalan dengan meningkatkan kadar sel pembunuh alami bernama raising natural killer (NK)


Yang Perlu Diperhatikan setelah Operasi Kanker Lidah

19 hari lalu

Ilustrasi pria periksa lidah ke dokter. shutterstock.com
Yang Perlu Diperhatikan setelah Operasi Kanker Lidah

Penderita kanker lidah yang menjalani operasi pengangkatan kanker yang mencakup pemotongan bagian lidah perlu memperhatikan hal ini.


10 Cara Mengatasi Ngantuk saat Puasa, Harus Berolahraga

21 hari lalu

Bagaimana cara mengatasi ngantuk saat puasa? Ikuti tipsnya berikut ini supaya puasa semakin lancar. Salah satunya harus rajin berolahraga. Foto: Canva
10 Cara Mengatasi Ngantuk saat Puasa, Harus Berolahraga

Bagaimana cara mengatasi ngantuk saat puasa? Ikuti tipsnya berikut ini supaya puasa semakin lancar. Salah satunya harus rajin berolahraga.


Spesialis KFR Bagi Tips Stimulasi Aktivitas Fisik Anak sesuai Usia

21 hari lalu

Ilustrasi anak bermain/UNIQLO
Spesialis KFR Bagi Tips Stimulasi Aktivitas Fisik Anak sesuai Usia

Pakar mengatakan stimulasi aktivitas fisik pada anak bisa dimulai dari usia 0-1 tahun dan disesuaikan kemampuan di usianya.


3 Rekomendasi Waktu Olahraga Saat Puasa untuk Menurunkan Berat Badan

22 hari lalu

Agar tubuh tidak lemas, perhatikan waktu olahraga saat puasa yang tepat. Anda bisa melakukan sebelum berbuka atau setelah buka puasa. Foto: Canva
3 Rekomendasi Waktu Olahraga Saat Puasa untuk Menurunkan Berat Badan

Agar tubuh tidak lemas, perhatikan waktu olahraga saat puasa yang tepat. Anda bisa melakukan sebelum berbuka atau setelah buka puasa.