Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Asbes Tidak Dianjurkan untuk Digunakan Atap Rumah?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Warga membetulkan asbes atap rumah yang diterjang angin puting beliung di Taman Sari, Bandung. Jumat (27/8). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Warga membetulkan asbes atap rumah yang diterjang angin puting beliung di Taman Sari, Bandung. Jumat (27/8). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Asbes sampai saat ini masih digunakan atap rumah bagi sebagian masyarakat Indonesia. Asbes dipilih karena biayanya yang terbilang lebih murah dari genteng dan bahan lainnya. Namun di balik itu semua, asbes dianggap sebagai pembunuh secara diam-diam karena efek sampingnya yang berbahaya bagi kesehatan.

Meskipun asbes dianggap cukup berbahaya, tapi ada beberapa penjelasan mengapa asbes masih dapat dipergunakan. Melansir health.state.mn.us, atap atau dinding berbahan asbes dinyatakan tidak berbahaya semisal kondisnya dalam keadaan baik dan baru. Dengan kata lain bersifat ‘nonfriable’ atau tidak dapat pecah dengan tekanan tangan.

Sementara penghalang uap seperti kertas justru lebih berbahaya karena dianggap mudah rapuh atau friable oleh tekananan tangan. Adapun berbagai faktor yang membuat atap dengan asbes mudah rapuh sehingga dianggap tidak gembur.

Atap asbes yang rapuh akan menyebabkan pelepasan serat asbes ke udara. Lalu jenis kegiatan seperti memecahkan, mengampelas, memotong, mengebor dan menggergaji material mempermudah penyebaran asbes ke udara.

Asbes yang terhirup ke dalam paru-paru seseorang berpotensi besar menyebabkan penyakit paru-paru, seperti salah satunya asbestosis. Melansir Healthline, asbes yang terhirup ke saluran pernapasan akan tertanam di paru-paru.

Hal tersebut lama-kelamaan akan membentuk jaringan parut yang membuat seseorang sulit untuk bernapas secara normal. Prognosis Anda bervariasi tergantung pada berapa lama dan seberapa banyak Anda terpapar

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang pekerja yang sering berhubungan dengan penggunaan asbes lebih tinggi terkena asbestosis. Pekerjaan tersebut di antaranya adalah pekerjaan konstruksi, pertambangan, dan tukang listrik.

Karena itu, untuk mengurangi terpaparnya asbes dalam keseharian, seseorang dapat menghindari penggunaanya atau memakai bahan lain yang sekiranya lebih aman.

Selain itu, perlunya mengecek kembali kondisi kesehatan atap bangunan yang mulai terlihat rapuh. Terkadang atap dan dinding yang mengandung asbes dapat ditutup dengan bahan baru.

FATHUR RACHMAN

Baca juga: Waspadalah, Asbes Bisa Sebabkan Kanker Paru

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

5 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

9 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

9 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

12 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

12 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

15 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

15 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

16 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.


Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

18 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

Tidak hanya pada ikan buntal, tetrodotoxin juga ada pada katak, guritam, dan amfibi.