TEMPO.CO, Jakarta - Daging tumbuh di permukaan kulit berukuran kecil menyerupai kutil menandakan kondisi skin tag. Skin tag bisa muncul di berbagai bagian tubuh. Biasanya tumbuh di bagian kulit yang rentan bergesekan dengan kulit. Skin tag biasanya muncul setelah usia paruh baya, pria maupun wanita.
Mengutip Medical News Today, skin tag tergolong tumor kulit yang jinak, tidak bersifat seperti kanker. Susunannya inti serat dan saluran, sel saraf, lemak, dan epidermis.
Apa itu skin tag?
Skin tag mungkin muncul di beberapa bagian seperti kelopak mata, ketiak, paha, dada atas, dan leher. Skin tag tak jarang terabaikan, kecuali jika berada di bagian yang menonjol atau berulang kali kena gesekan pakaian, perhiasan, atau bercukur.
Sebagiuan orang mungkin saja tak menyadari munculnya skin tag, kecuali sudah sangat besar. Permukaan skin tag bisa saja halus atau tidak beraturan. Biasanya berwarna kecokelatan.
Skin tag bermula kecil seperti benjolan kepala peniti. Ukurannya bisa tetap kecil atau tumbuh makin besar. Diameternya kira-kira dua milimeter. Jika tumbuh besar mencapai satu sentimeter. Skin tag rentan membesar kalau sering bergesekan.
Mengutip National Health Service UK, skin tag tersusun dari serat kolagen longgar dan pembuluh darah yang dikelilingi kulit. Kolagen sejenis protein yang ditemukan di seluruh tubuh.
Skin tag rentan dialami orang yang mengalami obesitas atau diabetes tipe 2. Skin tag cenderung tumbuh di lipatan kulit. Itu sebabnya cenderung mempengaruhi orang yang kelebihan berat badan, karena memiliki banyak lipatan kulit yang rentan lecet. Wanita hamil juga berkemungkinan mengalami skin tag akibat dari perubahan kadar hormon.
Baca: Pasien Ini Bermain Biola saat Operasi Tumor Otak
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.