Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lebih Jauh Soal Alergi dan Penyebabnya

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi Alergi Debu. shutterstock.com
Ilustrasi Alergi Debu. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Sebagian orang mungkin mempunyai alergi akan suatu hal tertentu yang bagi orang lain hal tersebut bukanlah suatu masalah. Alergi sendiri terjadi ketika seseorang bereaksi terhadap sesuatu di lingkungan yang tidak berbahaya bagi kebanyakan orang.

Zat ini dikenal sebagai alergen dan umumnya ialah debu, hewan peliharaan, serbuk sari, serangga, kutu, jamur, makanan, dan beberapa obat.

Antibodi dan Alergen  

Dilansir dari mayoclinic.org, sistem kekebalan tubuh menghasilkan zat yang dikenal sebagai antibodi.

Ketika memiliki alergi, sistem kekebalan tubuh membuat antibodi yang mengidentifikasi alergen tertentu sebagai sesuatu yang berbahaya, meskipun sebenarnya tidak.

Sehingga ketika bersentuhan dengan alergen, reaksi sistem kekebalan dapat dirasakan oleh kulit, sinus, saluran udara, atau sistem pencernaan. 

Tiap orang memiliki tingkat keparahan alergi yang bervariasi, mulai dari iritasi ringan hingga anafilaksis atau keadaan darurat yang berpotensi mengancam jiwa. Meskipun sebagian besar alergi tidak dapat disembuhkan, perawatan dapat membantu meringankan gejala alergi seseorang. 

Pemicu Alergi  

1. Alergen udara, seperti serbuk sari, bulu binatang, tungau debu, dan jamur

2. Makanan tertentu, terutama kacang tanah, kacang pohon, gandum, kedelai, ikan, kerang, telur, dan susu

3. Sengatan serangga, seperti dari lebah atau tawon

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Obat-obatan, terutama penisilin atau antibiotik berbasis penisilin

5. Lateks atau zat lain yang tersentuh dan dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit 

Dilansir dari allergy.org.au, ketika alergen dihirup, pelepasan histamin menyebabkan lapisan hidung menghasilkan lebih banyak lendir dan menjadi bengkak dan meradang. Ini menyebabkan hidung meler dan gatal, dan bersin hebat dapat terjadi. Mata mungkin mulai berair dan penderita mungkin mengalami sakit tenggorokan. 

Selain itu asma dapat dipicu oleh reaksi alergi. Ketika alergen dihirup, lapisan saluran di paru-paru membengkak dan membuat sulit bernapas.  

Makanan yang sering menyebabkan alergi antara lain kacang tanah, makanan laut, produk susu, dan telur. Alergi susu sapi pada bayi dapat terjadi dan menyebabkan eksim, asma, kolik dan sakit perut. Beberapa orang tidak dapat mencerna laktosa. Intoleransi laktosa menyebabkan gangguan perut. 

Sedangkan masalah kulit yang dapat dipicu oleh alergi antara lain dermatitis atopik (eksim) dan gatal-gatal. 

ANNISA FIRDAUSI
Baca juga : Kurangi Risiko Alergi pada Anak dengan Cukup Asupan Serat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

15 hari lalu

Kacang salah satu penyebab alergi (pixabay.com)
Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

Dokter anak serta pakar alergi dan imunologi di California mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang alergi kacang. Simak faktanya.


Alergi Bisa Picu Anak Sering Sakit, Ini Kata Guru Besar FK Unair

35 hari lalu

Ilustrasi anak alergi. communitytable.parade.com
Alergi Bisa Picu Anak Sering Sakit, Ini Kata Guru Besar FK Unair

Guru Besar FK Unair mengatakan anak sering jatuh sakit bisa jadi karena alergi terhadap sesuatu yang belum diketahui orang tua.


5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

42 hari lalu

Ilustrasi mata gatal atau mata merah. shutterstock.com
5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

Ketika mata mengalami iritasi, pembuluh darah halus di bagian putih mata membengkak. Saat terjadi, maka tampaklah mata merah.


Sering Lelah dan Rambut Rontok, Gejala Penyakit Autoimun

56 hari lalu

Ilustrasi rambut rontok.
Sering Lelah dan Rambut Rontok, Gejala Penyakit Autoimun

Pemilik riwayat keluarga alergi atau autoimun berisiko lebih tinggi mengalami penyakit autoimun. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


6 Efek Samping Makan Telur Setiap Hari

9 Februari 2024

Ilustrasi Telur Rebus
6 Efek Samping Makan Telur Setiap Hari

Terlalu sering mengonsumsi telur bisa berdampak buruk bagi kesehatan.


Gejala Alergi Tungau Debu yang Disalahartikan sebagai Flu

30 Januari 2024

Ilustrasi orang bersin. shutterstock.com
Gejala Alergi Tungau Debu yang Disalahartikan sebagai Flu

Tak sedikit orang yang menyalahartikan alergi tungau debu sebagai flu karena gejalanya yang mirip, selain menyebabkan masalah di kulit.


Jangan Takut Anak Alergi saat Diberi MPASI, Simak Saran Dokter

27 Januari 2024

 Ilustrasi bayi makan MPASI (pixabay.com)
Jangan Takut Anak Alergi saat Diberi MPASI, Simak Saran Dokter

Orang tua tak perlu takut terjadi alergi saat memberi protein hewani sebagai MPASI pada bayi. Ini yang perlu dilakukan menurut dokter anak.


Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

24 Januari 2024

Ilustrasi anak makan. Pixabay.com/EdMontez
Bedakan Alergi dan Intoleransi Makanan pada Anak agar Tak Kurang Gizi

Para ibu diminta tak menyamakan alergi dan intoleransi pada anak karena meski mirip, keduanya berbeda, agar anak tidak kurang gizi.


Ini Perbedaan Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu Sapi

23 Januari 2024

Ilustrasi susu segar (Pixabay.com)
Ini Perbedaan Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu Sapi

Intoleransi laktosa dan alergi susu sapi memiliki gejala yang berbeda. Apa saja?


Bahaya Penggunaan Kosmetik Kedaluwarsa, Sayangi Kulit

26 Desember 2023

Ilustrasi belanja kosmetik. Boldsky
Bahaya Penggunaan Kosmetik Kedaluwarsa, Sayangi Kulit

Kosmetik kedaluwarsa adalah tempat berkembang biaknya bakteri dan jamur dan berdampak buurk pada kulit. Jadi, jangan dipakai lagi.