Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Cara Penularan, Pencegahan dan Pengobatan HIV

Reporter

image-gnews
Ilustrasi pemeriksaan HIV. ANTARA/Zabur Karuru
Ilustrasi pemeriksaan HIV. ANTARA/Zabur Karuru
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Publik belakangan tengah dibuat heboh dengan berita ratusan orang di Bandung, termasuk mahasiswa yang positif HIV. Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyatakan jumlah tersebut merupakan data akumulasi selama 30 tahun antara 1991-2021 dengan jumlah kasus sebanyak 5.843.

Masyarakat pun bertanya-tanya bagaimana cara penanganan penyakit yang disebut-sebut belum ada obatnya ini. Berikut gejala, penyebab, penanganan, serta pencegahan HIV menurut Medicalnewstoday dan Healthline

HIV merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh. Jika tidak diobati, HIV akan mempengaruhi hingga  membunuh sel CD4, jenis sel kekebalan tubuh yang biasa disebut sel T. Semakin banyak sel ini terbunuh, semakin tinggi pula tubuh mendapatkan kondisi serius seperti kanker. 

Sementara Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah HIV yang sudah memasuki stadium tiga. Pengobatan yang kian canggih dan maju dengan antiretroviral membuat pengidap HIV jarang hingga ke stadium tiga atau AIDS. Bagaimana gejala HIV

Orang dengan HIV umumnya tidak menunjukkan gejala apapun pada beberapa bulan pertama atau bahkan bertahun-tahun setelah tertular virus. Seperti yang terjadi di Amerika Serikat, 13 persen orang dengan HIV tidak menyadari penyakit tersebut. Orang-orang dengan HIV tanpa gejala bahkan merasa dan tampak sehat tetapi virusnya tetap berkembang dalam tubuh dan merusak sistem kekebalan tubuh. 

Namun, bukan berarti tidak ada orang yang bergejala. Sekitar dua per tiga orang dengan HIV mengalami gejala mirip flu selama 2-4 minggu setelah tertular virus. Gejala-gejala ini secara bersamaan disebut sindrom retroviral akut, seperti demam, panas dingin, berkeringat, terutama pada malam hari, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam difus, kelelahan, lemah, nyeri sendi, nyeri otot, dan sakit tenggorokan. 

Selain itu, infeksi jamur mulut atau vagina berulang, radang paru-paru, dan herpes zoster juga merupakan gejala HIV. Umumnya orang yang tertular HIV juga tertular infeksi menular seksual (IMS). Gejala-gejala ini muncul karena sistem kekebalan tubuh sedang melawan infeksi. Jika mengalami berbagai gejala ini selama 2-6 minggu, sebaiknya lakukan tes. 

Penyebab 
HIV dapat ditularkan ketika cairan tubuh yang mengandung virus HIV bersentuhan dengan penghalang permeabel di dalam tubuh penerima atau celah kecil di jaringan lembab area tertentu, seperti kelamin. Penularan HIV dapat melalui darah, air mani, cairan pramani, cairan vagina, cairan rektal, serta ASI. Cairan mengandung virus HIV tidak dapat menular melalui air liur. 

HIV umumnya ditularkan lewat hubungan seks ataupun anal. Sedangkan pada bayi, HIV ditularkan oleh ibu selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Kemungkinan lain penularan adalah transfusi darah atau menyuntikkan cairan pada tubuh. 

Pengobatan
Saat ini belum ditemukan obat untuk HIV. Namun, kedokteran mengembangkan perawatan antiretroviral yang berfungsi mengurangi risiko penularan. Selain itu, perawatan ini juga membantu memperpanjang hidup pengidap HIV serta meningkatkan kualitas hidupnya. Berikut pengobatan dan pencegahan HIV. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pil HIV darurat PEP 
Setelah kemungkinan terpapar harus segera berkonsultasi tentang profilaksis pascapajanan atau PEP. Ketika orang segera meminum obat ini, kemungkinan infeksi akan berhenti. Meskipun PEP tidak 100 persen efektif, perlu menggunakan teknik pencegahan seperti perlindungan penghalang dan praktik injeksi yang aman, termasuk saat meminum PEP. 

Obat antiretroviral 
Obat antiretroviral bekerja melawan infeksi serta membantu memperlambat penyebaran virus. Umumnya, orang dengan HIV menggunakan kombinasi obat yang disebut terapi antiretroviral. 

Pengobatan alternatif atau komplementer 
Pengobatan alternatif dengan herbal memang tidak ada bukti yang menunjukkan efektivitasnya namun cukup banyak dilakukan. 

Pencegahan 
-Menggunakan penghalang atau pengaman. Salah satu cara untuk mencegah tertular HIV adalah dengan menggunakan pengaman saat sedang berhubungan seksual seperti kondom. 

-Menggunakan jarum suntik yang aman. Penularan HIV paling utama melalui jarum suntik saat penggunaan narkoba intravena. Berbagi jarum suntik inilah yang menyebabkan virus menyebar. Maka, berhenti memakai obat-obatan terlarang dengan cara apapun tepat untuk menghindari HIV. Namun, penggunaan jarum suntik juga bisa dilakukan saat transfusi darah, maka gunakan jarum yang aman. 

-Menghindari paparan cairan tubuh yang mengandung virus. Untuk mengurangi risiko terpapar HIV, mengurangi kontak dengan darah, air mani, cairan vagina, dan berbagai cairan tubuh lain yang mengandung virus HIV sangat disarankan. 

-Tidak menyusui. Virus HIV bisa ditularkan melalui ASI, maka wanita dengan HIV tidak diperbolehkan menyusui. 

-Pendidikan, mengetahui bahaya HIV seharusnya dapat membantu menghindari HIV.

Baca juga: Mengenal VCT, Konseling HIV/AIDS yang Dilakukan Sukarela

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

12 hari lalu

Ilustrasi dokter memeriksa mulut anak. intermountainhealthcare.org
Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah untuk pengobatan sementara radang gusi. Salah satunya kompres air dingin.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

14 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

16 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

16 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

19 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

21 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

22 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

23 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

23 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

26 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.