Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Ingatkan Subvarian COVID-19 yang Semakin Tak Menunjukkan Gejala Khas

Reporter

image-gnews
Warga mengikuti Vaksin Booster Covid 19 yang diselenggarakan oleh RSUD Kecamatan Johar Baru di GOR Johar Baru, Jakarta, Selasa 14 Juni 2022. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk melakukan vaksinasi dosis tambahan atau booster untuk menekan penularan virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. TEMPO/Subekti.
Warga mengikuti Vaksin Booster Covid 19 yang diselenggarakan oleh RSUD Kecamatan Johar Baru di GOR Johar Baru, Jakarta, Selasa 14 Juni 2022. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk melakukan vaksinasi dosis tambahan atau booster untuk menekan penularan virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Varian baru COVID-19 masih terus bermunculan. Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Prasenohadi, menyatakan subvarian baru COVID-19 semakin tidak menunjukkan kekhasan gejala saat menginfeksi.

“Awalnya bersarang di saluran pernapasan atas. Tapi kenyataannya, dengan perjalanan waktu, ternyata virus ini mampu mencapai organ-organ tertentu. Makanya, kenapa sekarang gejalanya menjadi tidak khas,” kata Prasenohadi dalam bincang-bincang "Perkembangan Gejala pada Subvarian BA.5", Jumat, 26 Agustus 2022.

Prasenohadi menuturkan pada mulanya infeksi akibat COVID-19 menyerang saluran pernapasan bagian atas. Gejala yang diderita berupa batuk, pilek, demam seperti influenza atau ditambah sesak napas bila bergejala sedang hingga berat. Saat ini pada kasus varian Delta, gejala yang paling banyak dilaporkan penderita berupa sesak napas. Sedangkan pada kasus varian Omicron, gejala yang paling banyak adalah batuk.

Hal itu kemungkinan disebabkan antibodi yang meningkat karena tingginya cakupan vaksinasi atau Omicron yang lebih lemah dari keganasan Delta. Namun, seiring berjalannya waktu, ditemukan pula pasien COVID-19 justru memiliki gejala seperti diare. Prasenohadi menjelaskan kekhasan yang semakin hilang itu disebabkan virus dapat menyebar ke sejumlah organ tubuh tertentu dan mengganggu fungsi organ berjalan dengan baik seperti biasa.

“Sering ditemukan orang dengan diare ternyata begitu diusap PCR positif dan keluhannya hanya diare, atau pasien dengan kelelahan dan kesadaran menurun. Itu karena bisa menyerang otak, usus, ginjal, dan sebagainya,” ucap dokter yang berpraktik di RSUP Persahabatan itu.

Penyebab lain yakni ditemukannya virus akan mengenai organ yang dianggapnya lemah sehingga keluhan akan gejala yang dirasakan pasien sudah tidak dapat lagi dikatakan khas. Dari beberapa pemeriksaan COVID-19 yang ia lakukan ditemukan ada pasien yang telah dinyatakan negatif COVID-19 justru tiba-tiba mengalami gangguan ginjal atau jantung. Ada pula pasien yang mengaku merasa lebih cepat lelah hingga mengalami gangguan pembekuan darah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Itu bisa berlangsung lama. Beberapa pasien saya sudah lama menderita COVID-19, kemudian sudah sembuh, PCR sudah negatif, tapi naik tangga tidak mampu, berjalan jauh juga tidak mampu karena terjadi pembekuan darah,” jelasnya.

Menurut Prasenohadi, meski pandemi kini didominasi oleh Omicron dengan varian BA.5, tidak menutup kemungkinan bila gejala yang dirasakan bisa sama seperti yang diakibatkan oleh varian Alfa atau Delta karena tergantung imunitas dan kondisi tubuh seseorang. Karena itu, sambil pemerintah dan para ahli terus melakukan kajian, ia berharap semua pihak bekerja sama menekan penularan COVID-19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi yang disediakan.

“Penyakit ini baru dua tahun, kita tidak tahu lima atau 10 tahun ke depan. Jadi, manusia masih mempelajari COVID- 19 ini. Berbeda dengan kita belajar menangani TBC atau asma atau pasien lain yang kita sudah tahu obatnya. Ini masih berjalan, semuanya masih di awang-awang,” katanya.

Baca juga: Tak Hanya Covid-19, Ini 7 Penyebab Lain Munculnya Kabut Otak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

11 menit lalu

Pengunjung yang mengenakan masker pelindung berdoa pada hari kerja pertama Tahun Baru 2023 di kuil Kanda Myojin, yang sering dikunjungi oleh para pemuja yang mencari keberuntungan dan bisnis yang makmur, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 4 Januari , 2023. REUTERS/Issei Kato
Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan


Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

2 hari lalu

Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

Permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud serupa, yakni meminta Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Gibran dan pemilihan presiden ulang.


Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

2 hari lalu

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

Kanker ovarium stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, yang dapat menyebabkan diagnosis tidak terjawab.


26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

3 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.


Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

3 hari lalu

Kepala Bagian Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 Januari 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad diperiksa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 di Kemenkes.


3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

3 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.


Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

9 hari lalu

Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad.
Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

KPK memanggil Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad sebagai saksi dugaan korupsi pengadaan APD Covid-19 di Kemenkes.


Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

15 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto Istimewa
Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

Diduga RAB pengadaan APD Covid-19 yang diteken Kadis Kesehatan Sumut itu tidak disusun sesuai ketentuan sehingga nilainya melambung tinggi.


Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

15 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto: Istimewa
Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.


Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

16 hari lalu

Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif COVID-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.