Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Program Diet Gagal, Mungkin Ini Penyebabnya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi menimbang berat badan. Shutterstock
Ilustrasi menimbang berat badan. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang mengeluh program diet gagal membantu menurunkan berat badan. Padahal, mereka sudah mencoba beragam program diet yang sukses diijalankan orang lain. Kenapa itu bisa terjadi? 

Pola diet memang tidak bisa sukses begitu saja dijalankan semua orang. Ada yang gagal dan berhasil. Semua dipengaruhi banyak hal. Ahli bedah bariatrik dan laparoskopi Dr. Aparna Govil Bhasker mengatakan tubuh manusia sangat kompleks dan kita tetap hidup karena interaksi berbagai mekanisme umpan balik dan sistem kontrol. Ketika semua ini berjalan sebagaimana mestinya, kita menjaga kesehatan yang baik. Namun, jika salah satu dari sistem kontrol dan mekanisme umpan balik ini salah, hal itu menghasilkan penyakit.

Mekanisme penyebab penambahan berat badan meski sudah diet ghrelin adalah hormon pemicu nafsu makan. Obesitas dikaitkan dengan penurunan supresi hormon ghrelin setelah makan. Nafsu makan yang meningkat justru bukan penyebab obesitas melainkan efek dari peningkatan kadar ghrelin. 

Diet penurunan berat badan menyebabkan peningkatan kadar ghrelin yang menyebabkan peningkatan rasa lapar dan mengidam. Hormon usus seperti GLP 1 dan PYY mempengaruhi penekanan nafsu makan, rasa kenyang, rasa lapar, regulasi glukosa darah, dan sebagainya. Diet penurunan berat badan menyebabkan penurunan kadar GLP1 dan PYY yang mengarah ke rasa kenyang yang lebih rendah, peningkatan rasa lapar, dan keinginan makan. 

Obesitas juga berhubungan dengan resistensi insulin dan leptin. Hormon-hormon ini terlibat dalam keseimbangan energi dan pengaturan berat badan. Respons saraf terhadap makanan berubah pada orang dengan obesitas. Jalur penghargaan atau jalur hedonis adalah jalur neurologis yang dikendalikan oleh hipotalamus di otak. Rangsangan jalur hedonis sentral dapat mengubah perilaku makan pada orang dengan obesitas dan terkadang mengesampingkan sinyal lapar dan kenyang dan cenderung mengalahkan diet penurunan berat badan. 

Mikrobioma usus telah terbukti dalam beberapa penelitian bahwa lapisan bakteri orang dengan obesitas berbeda dari orang kurus. Obesitas dikaitkan dengan peningkatan atau penurunan relatif pada spesies bakteri tertentu, memiliki peran penting dalam penambahan berat badan. 

Asam empedu telah terbukti berperan dalam keseimbangan glukosa dan energi. Selain semua tindakan yang lain, mereka juga membantu dalam aktivasi GLP 1. Pada pasien dengan obesitas, kadar asam empedu yang bersirkulasi terganggu. Obesitas adalah keadaan peradangan yang dapat mempengaruhi selera di lidah. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang dengan obesitas cenderung kurang sensitif terhadap rasa manis dan mungkin mengonsumsi lebih banyak makanan manis untuk mendapatkan persepsi rasa yang sama. Ada interaksi yang erat antara sinyal keseimbangan energi, rasa, dan bau. 

Hampir 70 persen kasus obesitas dikaitkan dengan keturunan. Obesitas dapat bersifat monogenik, sindrom, atau poligenik. Obesitas poligenik adalah yang paling umum. Teori ini menyatakan tubuh mencoba mempertahankan beratnya dalam kisaran yang diinginkan dan setiap kali kita cenderung menurunkan berat badan, tubuh cenderung kembali ke berat yang ditetapkan. 

Seperti yang terlihat dari semua faktor di atas, mekanisme homeostatis tubuh manusia cenderung mempertahankan berat badan yang tinggi dan membuatnya lebih sulit untuk menurunkan berat badan. Sementara modifikasi diet dan gaya hidup tetap menjadi dasar dari semua modalitas penurunan berat badan, adalah salah untuk berpikir diet dan olahraga saja sudah cukup untuk mengatasi setiap tahap obesitas. 

Diet adalah pilihan pengobatan yang efektif untuk orang yang kelebihan berat badan atau obesitas tingkat 1. Pada orang dengan obesitas berat, mekanisme umpan balik dan pengaturan ini rusak dan diet saja tidak dapat membantu. Diet bukanlah satu-satunya penyebab obesitas pada orang-orang seperti itu dan diet saja tidak bisa menjadi pengobatan. 

Penting juga untuk memahami obesitas tidak ditimbulkan oleh diri sendiri. Ini tidak ada hubungannya dengan kemauan tapi penyakit yang sama seperti penyakit lain dan perlu diobati secara metodis dan bertahap untuk mendapatkan hasil yang efektif.

Baca juga: Tips Menu Diet Paleo untuk Satu Pekan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

2 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

5 hari lalu

Ilustrasi menimbang berat badan. Shutterstock
Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

6 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


7 Rekomendasi Minuman Peluntur Lemak Setelah Konsumsi Hidangan Lebaran

8 hari lalu

Ilustrasi jus seledri dan sayuran (pixabay.com)
7 Rekomendasi Minuman Peluntur Lemak Setelah Konsumsi Hidangan Lebaran

Setelah menjalani masa lebaran yang penuh dengan hidangan berlemak dan bersantan, bakar lemak melalui olahraga dan minuman bisa dilakukan.


Manfaat Buah Manggis bagi Penderita Diabetes, Begini Penjelasan Ilmiahnya

10 hari lalu

Ilustrasi buah manggis (Pixabay.com)
Manfaat Buah Manggis bagi Penderita Diabetes, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Buah manggis dengan rasa asam manis cocok dikonsumsi penderita diabetes. Mengapa demikian?


Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

13 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

Berikut saran pakar kesehatan agar berat badan tidak melonjak selama perayaan Lebaran karena makan berlebihan.


Fatin Shidqia Mengaku Tidak Makan Daging Sapi, Ini Manfaatnya

13 hari lalu

Fatin Shidqia. Dok. Istimewa
Fatin Shidqia Mengaku Tidak Makan Daging Sapi, Ini Manfaatnya

Juara X Factor Fatin Shidqia mengaku tidak mengonsumsi daging sapi atau daging merah. Ternyata, kebiasaan ini punya banyak manfaat kesehatan.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

16 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.