TEMPO.CO, Jakarta - Minuman energi biasanya mengandung banyak kafein, gula tambahan, aditif, dan stimulan seperti guarana, taurin, dan karnitina. Kandungan itu meningkatkan kewaspadaan dan menjaga tenaga, salah satunya mencegah kantuk.
Batasan konsumsi minuman energi
Mengutip Center for Disease Control and Prevention (CDC), American Academy of Pediatrics menyarankan agar minuman energi tak dikonsumsi anak-anak atau remaja. Kafein dalam minuman energi berisiko ketergantungan dan berefek negatif perkembangan jantung dan otak.
Minuman energi untuk remaja bisa diterima bila kandungan kafein tidak lebih dari 100 miligram perhari. Sedangkan untuk orang dewasa, disarankan mengonsumsi minuman energi yang kandungan kafeinnya tidak lebih dari 400 miligram perhari, dilansir Healthline.
Minuman energi mengandung banyak gula, sehingga berisiko mengakibatkan kenaikan gula darah dan diabetes apabila sering dikonsumsi. Peningkatan gula darah juga telah dikaitkan dengan risiko stres oksidatif dan peradangan yang terlibat dalam perkembangan penyakit kronis.
Orang dewasa disarankan tidak mengonsumsi minuman energi lebih dari 476 mililiter per-hari. Tak disarankan mengonsumsi sumber kafein lain secara bersamaan dengan minuman berenergi, guna mengindari risiko kelebihan zat. Banyak minuman berenergi kemasan mengandung 200 miligram kafein per 57 mililiter minuman. Belum beberapa zat lainnya.
Merujuk The British Dietetic Association, konsumsi berlebihan minuman energi sebagian besar terkait peningkatan tekanan darah, gangguan tidur, pusing, dan sakit perut. American Heart Association juga menemukan, konsumsi minuman energi menunjukkan perpanjangan interval QTc yang signifikan terhadap orang dewasa. Pemanjangan interval QTc ini menjadi tanda peningkatan risiko fatal detak jantung tak teratur.
Mengutip Verywell Health, percobaan kontrol acak menemukan, minuman energi meningkatkan tekanan darah orang dewasa muda yang sehat. Penelitian lain juga telah menghubungkan minuman energi dengan tekanan darah anak-anak dan remaja. Risiko itu meningkatkan masalah jantung.
Merujuk National Center for Complementary and Integrative Health, konsumsi berlebihan minuman energi rentan mengganggu pola tidur remaja.
Baca: Dehidrasi? Hindari Minuman Energi dan Jus Buah Kemasan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.