TEMPO.CO, Jakarta - Spinal muscular atrophy kondisi genetik yang membuat otot lemah yang berakibat gangguan gerakan. Merujuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), spinal muscular atrophy termasuk masalah kesehatan yang jarang terjadi, karena hanya mempengaruhi sekitar 1 dari 10.000 orang.
Mengutip Healthline, kondisi ini biasanya terdiagnosis setelah bayi lahir. Tapi, bisa juga terjadi pada masa remaja atau dewasa. Gejalanya, lengan dan kaki lemah, terbatas gerakan, seperti kesulitan duduk, merangkak atau berjalan. Otot berkedut atau gemetar, masalah tulang dan persendian.
Tipe spinal muscular atrophy
1. Tipe 0
Mengutip WebMD, tipe 0 yang paling langka. Kondisi ini berkembang janin yang masih dalam kandungan ibunya. Saat dilahirkan, bayi dengan kondisi spinal muscular atrophy tipe 0 mengalami masalah persendian, tonus otot yang lemah, dan sulit bernapas.
2. Tipe 1
Kondisi ini biasanya tidak bisa menopang kepalanya atau duduk tanpa bantuan. Kondisinya juga dimungkinka lengan dan kaki terkulai dan kesulitan menelan. Orang dengan tipe 1 biasanya mengalami kelemahan otot yang mengontrol pernapasan.
3. Tipe 2
Mengutip Cleveland Clinic, tipe 2 biasanya gejala muncul ketika anak berusia antara enam bulan hingga 18 bulan. Jenis ini cenderung mempengaruhi tungkai bawah, membuat anak-anak bisa duduk, tapi sulit berjalan.
4. Tipe 3
Tipe 3 muncul gejala setelah 18 bulan kehidupan anak. Beberapa anak dengan tipe 3 ini tidak memiliki tanda-tanda penyakit sampai memasuki usia dewasa awal. Gejala tipe 3 termasuk kelemahan otot ringan, kesulitan berjalan, dan mengalami infeksi pernapasan. Seiring waktu, gejala bisa mempengaruhi kemampuan berjalan atau berdiri.
5. Tipe 4
Tipe 4 tergolong langka yang biasanya tidak muncul sampai seseorang menginjak usia pertengahan 30-an tahun. Tipe ini bergejala kelemahan otot yang berkembang perlahan, sehingga kebanyakan orang tetap bisa bergerak dan menjalani kehidupan.
Baca: Gejala dan Penyebab Spinal Muscular Atrophy
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.