TEMPO.CO, Jakarta - Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia diperingati setiap 10 September. Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2022 mengangkat tema "Menciptakan Harapan melalui Tindakan".
Menurut Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) drg. R. Vensya Sitohang, momen ini penting untuk meningkatkan kesadaran warga dunia mengenai pentingnya menjaga kesehatan jiwa atau mental. Dalam webinar bertajuk “Major Depressive Disorder with Suicidal Ideatio", Sabtu, 10 September 2022, ia mengatakan bunuh diri dapat dicegah dan karena itu perlu dilakukan upaya pencegahan yang komprehensif dengan melibatkan peran serta berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.
Baca Juga:
Melalui promosi kesehatan jiwa mengenai deteksi dini hingga faktor risiko, masyarakat diharapkan dapat lebih peka mengenali tanda-tanda depresi dan peduli jika ada perubahan perilaku pada orang sekitar.
“Bunuh diri merupakan masalah yang kompleks karena tidak diakibatkan oleh penyebab atau alasan yang tunggal. Faktor biologis, genetik, psikologis, sosial, budaya, dan lingkungan saling berinteraksi, menyebabkan bunuh diri,” jelasnya.
Remaja rentan
Ia pun mengajak masyarakat dapat memberi kesempatan dan waktu untuk mendengarkan cerita yang ingin disampaikan penderita serta memberikan dukungan untuk mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan. Sementara itu, Ahli Madya Epidemiologi Kesehatan di Direktorat Kesehatan Jiwa Kemenkes, dr. Edduwar Idul Riyadi, Sp.KJ, mengatakan kementerian telah menyusun kebijakan tentang pedoman pencegahan kasus bunuh diri sebagai bagian dari realisasi target. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), di mana pada 2030 angka kematian karena bunuh diri harus diturunkan sepertiganya.
“Kalau tahun sekarang rata-rata dari data, baik itu data Polri maupun BPS, menunjukkan bahwa rata-rata sekitar 700-an kasus setiap tahun. Nanti di tahun 2030 (diharapkan) bisa hilang sepertiganya, itu sudah cukup sekali bahwa upaya-upaya kita sudah berhasil dalam mencegah kejadian atau kasus bunuh diri,” katanya.
Eddu juga menggarisbawahi adanya peningkatan kasus bunuh diri pada remaja di masa sekarang. Hal tersebut menjadi sasaran target Kemenkes untuk menyusun dan menjalankan program deteksi dini bagi anak dan remaja dalam mengenali ide-ide bunuh diri.
“Setelah itu, kami melakukan intervensinya, bagaimana (edukasi) meningkatkan harga diri serta kemampuan psikologi dan sosial anak dan remaja sehingga tidak terjadi kasus-kasus bunuh diri pada kelompok mereka,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan literasi kesehatan jiwa, terutama pada anak-anak sekolah atau remaja, sangat rendah di Indonesia sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan diagnosis diri sendiri.
“Jadi, literasi kesehatan jiwa itu yang sekarang mau kami tingkatkan karena sekarang. Kemenkes tengah memprogramkan itu, meningkatkan literasi kesehatan jiwa di sekolah,” ujarnya.
Baca juga: Pentingnya Menyadari Bahaya Depresi Pemicu Bunuh Diri