Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Jenis Depresi, Ketahui Ciri-cirinya

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi Depresi (Pixabay.com)
Ilustrasi Depresi (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Sedih adalah perasaan normal yang wajar jika dialami, tetapi jika terlalu sering merasa sedih dan itu memengaruhi kehidupan sehari-hari, bisa jadi mengalami depresi. Mengutip WebMD gangguan mental ini dapat dioati dengan obat-obatan, berbicara dengan terapis, dan mengubah gaya hidup.

Ada banyak jenis depresi. Melansir Healthline, berikut 5 jenis depresi yang sering terjadi:

1. Depresi mayor

Depresi berat adalah kondisi yang umum dan berulang. Menurut penelitian tahun 2017, tentang  17,3 juta orang dewasa di AS telah mengalami setidaknya satu kali depresi mayor.

Orang juga dapat menyebut depresi berat sebagai depresi kronis, depresi klasik dan depresi unipolar.

Orang dengan depresi berat mengalami gejala hampir sepanjang hari, setiap hari.

Cir-ciri orang dengan gejala depresi berat yaitu:

  1. Sedih yang berlebihan
  2. Sulit tidur atau terlalu banyak tidur
  3. Kekurangan energi dan kelelahan
  4. Nafsu makan menurun
  5. Sakit dan nyeri tanpa alasan jelas
  6. Kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya menyenangkan
  7. Kurang konsentrasi dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan
  8. Perasaan tidak berharga atau putus asa
  9. Kekhawatiran dan kecemasan terus-menerus
  10. Pikiran tentang kematian, menyakiti diri sendiri, atau bunuh diri

2. Depresi persisten

Gangguan depresi persisten adalah depresi yang berlangsung selama 2 tahun atau lebih. Sebutan lainnya yaitu distimia atau depresi kronis.

Beberapa gejala depresi persisten meliputi:

  1. Kesedihan atau keputusasaan yang mendalam
  2. Harga diri rendah atau perasaan tidak mampu
  3. Kurangnya minat pada hal-hal yang pernah dinikmati
  4. Perubahan nafsu makan
  5. Perubahan pola tidur atau energi rendah

Meskipun ini adalah jenis depresi jangka panjang, keparahan gejala sewaktu-waktu dapat berkurang. Beberapa orang juga mengalami depresi berat sebelum atau saat mereka mengalami gangguan depresi persisten. Ini disebut depresi ganda.

Depresi persisten berlangsung selama bertahun-tahun, sehingga orang dengan jenis depresi ini mungkin mulai merasa bahwa gejala mereka hanyalah bagian dari pandangan hidup normal mereka.

3. Depresi manik atau gangguan bipolar

Depresi manik melibatkan periode mania atau hipomania.  pengidap depresi ini akan merasa sangat bahagia. Depresi manik adalah sebutan lama untuk gangguan bipolar. Hypomania adalah bentuk mania yang tidak terlalu parah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tanda-tanda depresi manik meliputi:

  1. Energi tinggi
  2. kurang tidur
  3. sifat lekas marah
  4. balap pikiran dan ucapan
  5. pemikiran yang muluk-muluk
  6. meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri
  7. perilaku yang tidak biasa, berisiko, dan merusak diri sendiri
  8. merasa gembira, “tinggi”, atau euforia

Dalam kasus yang parah, depresi dapat mencakup halusinasi dan delusi. Dapat juga mengalami episode campuran, yaitu gejala mania dan depresi.

4. Psikosis depresif

Beberapa orang dengan depresi berat mungkin mengalami periode psikosis. Ini dapat melibatkan halusinasi dan delusi.

Profesional medis menyebut ini sebagai gangguan depresi mayor dengan ciri psikotik. Namun, beberapa penyedia masih menyebut fenomena ini sebagai psikosis depresi atau depresi psikotik.

5. Depresi perinatal

Depresi perinatal atau gangguan depresi mayor dengan onset peripartum, terjadi selama kehamilan atau dalam 4 minggu setelah melahirkan. Orang mungkin menyebut ini sebagai depresi pascamelahirkan.

Perubahan hormon selama kehamilan dan persalinan dapat memicu perubahan di otak yang menyebabkan perubahan suasana hati.

Gejala depresi perinatal bisa sama parahnya dengan depresi berat dan misalnya kesedihan, kecemasan, marah, kelelahan, kesulitan merawat diri sendiri atau bayi baru dan parahnya pikiran untuk melukai diri sendiri atau menyakiti bayi.

Orang yang kurang mendapat dukungan atau pernah mengalami depresi sebelumnya berisiko lebih tinggi mengalami depresi perinatal.

NOVITA ANDRIAN

Baca: Ketahui Penyebab dan Gejala Depresi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

1 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

2 hari lalu

Ilustrasi menopause. shutterstock.com
Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.


Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

8 hari lalu

Aurelie Moeremans saat melakukan upacara melukat. Foto: Instagram.
Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.


Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

10 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.


Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

14 hari lalu

Sebuah potret Kim Jong-hyun, yang lebih dikenal dengan nama panggung Jonghyun SHINee, terlihat di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan,  19 Desember 2017. Penyanyi utama dari boy band ini mati diduga bunuh diri. AP
Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

Kematian tragis Jonghyun SHINee telah memunculkan perbincangan baru di Korea Selatan tentang tekanan yang berat yang diberikan oleh industri hiburan.


Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

15 hari lalu

Kim Jonghyun, personel grup SHINee ditemukan tewas tak bernyawa di apartemennya di kawasan Cheongdamdong. Jonghyun memutuskan mengakhiri hidupnya dengan menghirup gas kriket batubara. Instagram/@kjonghyun.018
Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

Salah satu anggota SHINee, Kim Jonghyun ditemukan tewas di apartemennya pada 18 Desember 2017 karena menghirup karbonmonoksida


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

16 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

16 hari lalu

Seorang pengunjuk rasa memegang poster memprotes eutanasia di depan gedung parlemen di Lisbon, Portugal, 29 Mei 2018.[REUTERS/Rafael Marchante]
Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.


3 Jenis Tes Kesehatan Mental

16 hari lalu

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku


Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

20 hari lalu

Ilustrasi usus. 123rf.com
Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

Kesehatan usus kecil memiliki kaitan dengan kesehatan otak. Berikut penjelasannya menurut spesialis kesehatan jiwa.