TEMPO.CO, Jakarta - Idealnya, untuk menurunkan berat badan dibutuhkan sekitar 1.200-1.500 kalori per hari. Namun hal ini berbeda pada setiap orang dan harus menyesuaikan dengan Indeks Massa Tubuh masing-masing.
Diet defisit kalori adalah salah satu cara menurunkan berat badan dengan menurunkan jumlah kalori yang masuk ke tubuh. Jenis ini dianjurkan oleh ahli gizi karena menerapkan pola makan berimbang.
Health Communicator Kalbe Nutritionals, dr. Dewi Virdianti, mengatakan jenis diet ini merupakan pengaturan pola makan dengan lebih sedikit jumlah kalori dibandingkan aktivitas fisik yang memerlukan banyak energi.
"Misalnya, kebutuhan kalori sehari-hari untuk orang normal yaitu di 2.000 kalori satu hari, kalau kita mau menurunkan berat badan, artinya harus kurangi asupan kalori jadi sekitar 500 kalori per hari," ujar Dewi.
Pehatikan jenis makanan
Ia mengatakan diet jenis ini mengharuskan prinsip diet sehat, yaitu memperhatikan jenis makanan dan jumlahnya. Makanan yang dikonsumsi pun harus mencakup protein, sayuran, buah-buahan, serta membatasi konsumsi makanan cepat saji.
Makanan yang dapat membuat kenyang lebih lama seperti oatmeal, ubi, kentang, talas, dan singkong juga dianjurkan untuk dikonsumsi. Jadwal makan sehari-hari juga penting diperhatikan. Dalam hal ini, bukan berarti orang diet tidak butuh sarapan, tidak makan malam, dan tidak makan siang. Diet defisit kalori tidak akan berhasil jika tidak diimbangi aktivitas fisik dan perubahan perilaku.
"Tentu harus diikuti dengan keseimbangan atau pola aktivitas. Jadi, kalau kegiatan sehari-hari kita hanya kebanyakan duduk atau rebahan, maka asupan kalorinya juga harus dikurangi. Tapi kalau aktivitasnya banyak, rajin olahraga, maka asupan kalorinya bisa 2.000 atau bahkan bisa lebih," jelas Dewi.
Diet yang tidak tepat dapat menyebabkan risiko komplikasi, malnutrisi, hingga berat badan kembali naik setelah program diet selesai sebab ketika kekurangan karbohidrat tubuh akan memintanya lebih banyak. Malnutrisi merupakan kelainan asupan nutrisi atau ketidakseimbangan, baik kelebihan nutrisi yang menyebabkan obesitas atau kekurangan nutrisi dan tubuh kurus, yang berisiko munculnya penyakit lain.
Saat malnutrisi terjadi, tubuh akan lebih mudah pegal-pegal, lemas, gangguan sistem imun, dan pembentukan hormon karena kekurangan protein, otot terasa kram akibat kekurangan kalsium, bahkan pingsan karena kehabisan energi. Salah satu cara tepat dalam mengukur porsi makan tanpa diet adalah dengan pola Isi Piringku. Pada satu per tiga piring diisi dengan makanan pokok, satu per tiga lain diisi sayuran, serta satu per tiga terakhir diisi lauk dan buah. Kemudian, bisa ditambah susu sebagai camilan.
"Tapi susunya juga diperhatikan yang kalorinya juga tidak tinggi," kata Dewi.
Baca juga: Pare Membantu Program Turunkan Berat Badan, Ini Khasiat Lainnya