TEMPO.CO, Jakarta - Pada ibu hamil, tekanan darah tinggi bisa sangat berbahaya bagi kesehatan ibu dan bayinya. Baik mereka yang memiliki tekanan darah tinggi sebelumnya dan mereka yang tidak memiliki tekanan darah tinggi dapat mengalami hipertensi yang diinduksi kehamilan - yang terkait dengan kondisi lebih serius disebut preeklamsia.
Preeklamsia dalam healthline, berkembang selama minggu ke-20 kehamilan, tetapi dapat terjadi lebih awal dalam kasus yang jarang terjadi. Terkadang, bisa selama pasca persalinan, tekanan darah tinggi termasuk gejala preeklamsia, disertai dengan sakit kepala; kemungkinan masalah hati atau ginjal dan penambahan berat badan secara tiba-tiba dan pembengkakan.
Baca Juga:
Beberapa wanita mengalami peningkatan tekanan darah ringan selama kehamilan tanpa pernah terkena gejala preeklamsia lainnya. Namun, wanita memiliki risiko lebih besar untuk menderita preeklamsia dengan perawatan ketat.
Kadar Protein Tinggi dan Tekanan Darah Tinggi
Tidak hanya wanita yang memiliki tekanan darah tinggi di kemudian hari, preeklamsia merupakan risiko kelahiran mati dan berkontribusi dalam banyak persalinan prematur.
Ditambah dengan memiliki kadar protein yang tinggi dalam urin dan tekanan darah tinggi, ini gejala preeklamsia parah. Tanda-tanda awal preeklamsia kemungkinan termasuk menahan lebih banyak air dari biasanya, peningkatan tekanan darah, bersama dengan protein dalam urin penderita.
Biasanya, ibu hamil akan mendapatkan tes urin pada kunjungan prenatal pertama. Direktur Klinis, Maggie Bolton menyatakan sebagian besar penyebab protein dalam urine pada awal kehamilan tidak memiliki risiko serius, namun kemungkinan kecil menjadi gejala yang mengkhawatirkan.
“Jika tekanan darah mulai meningkat atau anda mengalami gejala sakit kepala parah yang tidak hilang pada kehamilan selanjutnya, penyedia layanan merekomendasikan pengujian protein urin anda. Rasio protein urin terhadap kreatinin diperuntukan menguji urin pada kehamilan,” papar Bolton seperti yang dikutip dalam laman verywellfamily.
Sebagian besar kasus protein dalam urin selama kehamilan tidak dapat dicegah. Kondisi seperti preeklamsia seringkali menjadi kelainan bawaan. Diabetes, lupus, dan hipertensi juga dapat mendasari menyebabkan protein dalam urin meningkat.
Para ibu hamil dapat menurunkan risiko terkena preeklamsia dengan mengontrol gula darah dan tekanan darah, berolahraga secara teratur, mengurangi asupan garam dan kafein, kemudian terapkan pola tidur yang cukup.
BALQIS PRIMASARI
Baca: Preeklamsia pada Ibu Hamil, Apa yang Perlu Diwaspadai?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.