TEMPO.CO, Jakarta - Detoksifikasi digital ketika seseorang menahan diri tidak menggunakan perangkat seperti ponsel, televisi, komputer, tablet, dan mengakses media sosial. Meninggalkan perangkat digital, setidaknya untuk sementara orang bisa melepaskan stres yang bersumber dari konektivitas yang konstan.
Detoksifikasi digital sering dilihat sebagai cara untuk fokus interaksi sosial kehidupan nyata tanpa gangguan perangkat elektronik. Sering terpapar teknologi ponsel, media sosial memiliki banyak konsekuensi yang tidak diinginkan, sebagaimana dikutip dari Everyday Health.
Orang yang memerlukan detoksifikasi digital
Mengutip Cleveland Clinic, seseorang yang mungkin membutuhkan detoksifikasi digital biasanya menunjukkan gelagat, antara lain cemas jika tak beraktivitas dengan ponsel dan mengakses media sosial. Orang yang sibuk dengan jumlah suka, komentar, atau membagikan ulang posting media sosial pribadi. Merasa takut kehilangan sesuatu jika tidak terus memeriksa perangkat digital atau sering begadang untuk bermain ponsel..
Mengapa perlu detoksifikasi digital?
1. Keseimbangan
Mengutip Verywell Mind, perasaan selalu terhubung media sosial membuat seseorang sulit memberi batasan antara kehidupan rumah, interaksi nyata, dan aktivitas kerja. Biasanya seseorang sulit menahan diri untuk tidak bermain media sosial atau memeriksa pesan saat bersama teman, keluarga, sedang liburan, atau saat istirahat di rumah.
Laporan penelitian yang diterbitkan dalam Applied Research in Quality of Life, penggunaan teknologi berperan menentukan keseimbangan kehidupan kerja individu. Penurunan kepuasan kerja secara keseluruhan, stres dan perasaan terlalu banyak bekerja akibat penggunaan internet dan teknologi seluler secara berlebihan.
2.Sulit merasa puas
Mengutip WebMD, terlalu banyak terpapar posting media sosial membuat seseorang membandingkan kehidupan, keluarga, fisik, finansial, barang, dan lain-lain yang dimiliki orang lain. Ini membuat seseorang mendapati diri, orang lain menjalani kehidupan yang lebih baik, terpenuhi, dan menyenangkan daripada dirinya.
3. Perasaan kehilangan
Ketakutan diri ketinggalan informasi yang dibagikan di media sosial. Misalnya, topik trending Twitter dan isu-isu kekinian. Perasaan itu yang membuat seseorang terus-menerus memeriksa pemberitahuan dan pembaharuan di media sosial. Detoksifikasi digital bermanfaat agar seseorang tidak selalu fokus dunia maya.
Baca: 5 Manfaat Detoksifikasi Digital, tak hanya untuk Kesehatan Tubuh
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.