Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Itu Penyakit Legionellosis?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan surat edaran mengenai kewaspadaan terhadap penyakit legionellosis di Indonesia. Namun, apa sebenarnya penyakit legionellosis tersebut? 

Melansir dari laman kemenkes.go.id, legionellosis adalah penyakit infeksi bakteri akut yang bersifat new emerging diseases yang disebabkan legionella pneumophila. Legionellosis adalah istilah umum untuk penyakit legionnaires dan pontiac fever. Legionnaires ditandai dengan pneumonia dan dapat menyebabkan kematian.

Kewaspadaan terhadap penyakit ini diakibatkan adanya kasus pneumonia di Argentina yang belum diketahui juga penyebabnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerima laporan dari MOH Argentina ada 9 kasus pneumonia misterius. Laporan tersebut disampaikan pada 30 Agustus 2022. Kemudian per 3 September 2022, total ada 11 kasus dengan 4 kematian komorbid. 

Penyakit legionellosis pertama kali terjadi di Philadelpia Amerika Serikat pada 1976 dengan jumlah kasus 182 dengan korban meninggal sebanyak 29 orang. Sedangkan di Indonesia kasus serupa terjadi di Bali pada 1996 dan Tangerang pada 1999.

Menurut Kemenkes, penyakit legionellosis dapat menyerang segala usia, terutama untuk kelompok berisiko tinggi, seperti orang dengan lanjut usia dan memiliki komorbid.

Infeksi bakteri legionella dapat berdampak fatal bagi penderita yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, seperti perokok, penderita penyakit paru-paru, penyakit kronis, penyakit autoimun, sampai kanker. Adapun gejala-gejala yang timbul adalah demam, myalgia (nyeri otot), diare, dispnea (sesak nafas), dan sakit kepala.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bakteri legionella masuk ke dalam paru-paru bersama udara yang ikut terhirup ketika bernapas melalui hidung atau mulut. Bakteri legionella menular melalui aerosol di udara atau minum air yang terkontaminasi bakteri. 

Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui aspirasi air yang terkontaminasi, inokulasi langsung melalui peralatan terapi pernapasan, dan pengompresan luka dengan air yang terkontaminasi. Namun, hingga saat ini tidak ada penularan dari manusia ke manusia.

RINDI ARISKA

Baca juga: Mengenal Penyakit Legionnaire yang Mirip Pneumonia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

11 hari lalu

Ilustrasi pria menggunakan ponsel di toilet. buzznigeria.com
Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

17 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

23 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja di kantor. shutterstock.com
Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.


Ragam Radang Telinga yang Paling Sering Dialami Anak

26 hari lalu

Ilustrasi periksa telinga. Shutterstock
Ragam Radang Telinga yang Paling Sering Dialami Anak

Radang telinga yang paling sering dialami anak adalah otitis media akut, di mana infeksi rongga hidung menyerang secara cepat.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

28 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

28 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.


Jake Gyllenhaal Banyak Lakukan Adegan Berkelahi di Road House Hingga Terinfeksi Bakteri

35 hari lalu

Jake Gyllenhaal di Festival SXSW 2024. Instagram.com/@roadhousemovie
Jake Gyllenhaal Banyak Lakukan Adegan Berkelahi di Road House Hingga Terinfeksi Bakteri

Jake Gyllenhaal menceritakan pengalamannya syuting film Road House


Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

41 hari lalu

Imelda Marcos. AP/Pat Roque
Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

Mantan Ibu Negara Imelda Marcos keluar dari rumah sakit setelah pekan lalu dirawat karena pneumonia ringan.


Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

45 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

Tidak hanya pada ikan buntal, tetrodotoxin juga ada pada katak, guritam, dan amfibi.


Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

47 hari lalu

Burung kakatua putih. ANTARA
Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?