TEMPO.CO, Jakarta - Prostat merupakan sebuah kelenjar pada pria yang terletak di bawah kandung kemih dan berada di sekitar uretra. Prostat memilikki fungsi untuk memproduksi cairan yang membawa air mani atau semen serta membantu mengeluarkan air mani ketika ejakulasi. Pada umumnya, prostat memiliki ukuran 15-25 milimeter dan dapat bertambah ketika semakin tua karena adanya perubahan hormonal.
Melansir laman Ikatan Ahli Urologi Indonesia, disebutkan bahwa laki-laki yang berusia di atas 50 tahun memilikki risiko besar untuk mengalami gangguan berkemih yang disebabkan oleh pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia (BPH).
Gejala Pembesaran Prostat Jinak
Gejala utama dari pembesaran prostat jinak adalah gangguan berkemih. Gejala pada pembesaran prostat jinak dikelompokkan menjadi 3, yaitu gejala iritasi, gejala obstruksi, dan gangguan pasca berkemih.
- Gejala iritasi
- Sering terbangun pada malam hari untuk berkemih.
- sering buang air kecil lebih dari biasanya.
- Mengompol.
- Timbul rasa ingin buang air kecil mendadak dan sulit menahan. - Gejala obstrukti
- Buang air kecil terputus-putus
- Pancaran urin lemah.
- Butuh waktu lama untuk berkemih.
- Harus mengejan untuk buang air kecil. - Gangguan pasca berkemih
- Rasa tidak lampias.
- Urin menetes setelah selesai buang air kecil.
Penyebab Pembesaran Prostat Jinak
Melansir laman RS Wijaya Kusuma Purwokerto, terdapat beberapa hal yang menyebabkan pembesaran prostat jinak, antara lain:
1. Berusia di atas 50 tahun.
2. Kurang berolahraga.
3. Berat badan berlebih.
4. Rutin mengonsumsi obat hipertensi jenis penghambat beta.
5. Memilikki keluarga yang mengalami gangguan prostat.
6. Menderita diabetes atau penyakit jantung.
Diagnosis Pembesaran Prostat Jinak
Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami pembesaran prostat jinak, akan dilakukan pemeriksaan, antara lain:
1. Meminta pasien membuat buku catatan harian berkemih selama 3 hari. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pola berkemih pasien.
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium darah dan urin.
3. Melakukan uroflowmetry untuk mencatat aliran urin. Dalam melakukan pemeriksaan ini, pasien diminta untuk berkemih dalam sebuah alat bernama uroflowetri dan laju pancaran urin akan dinilai.
4. Pemeriksaan USG. Pemeriksaan USG dilakukan dengan tujuan mengevaluasi prostat dan organ saluran kemih lainnya. USG jdilakukan juga untuk mengukur volume prostat.
EIBEN HEIZIER
Baca: Berikut 4 Cara untuk Mendeteksi Kanker Prostat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.