TEMPO.CO, Jakarta - Jahe merupakan rempah yang termasuk dalam keluarga Zingiberaceae. Bukan hanya cita rasanya yang mampu memberikan kehangatan alami pada tubuh, jahe juga miliki segudang khasiat sehat lain. Tanaman ini masih satu genus yang sama dengan kunyit, kapulaga, dan lengkuas.
Rimpang atau batang bawah tanah adalah bagian yang biasa digunakan sebagai bumbu sehingga sering disebut akar jahe. Jahe dapat digunakan secara langsung, kering, hingga bubuk. Rimpang ini merupakan bahan yang sangat umum digunakan dalam resep, bahkan tak jarang digunakan ke dalam bahan olahan kosmetik. Berikut 11 manfaat jahe untuk kesehatan yang didukung oleh penelitian ilmiah.
Mengandung gingerol
Gingerol adalah senyawa bioaktif utama dalam jahe. Gingerol memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan yang kuat. Di antara manfaat gingerol adalah dapat membantu mengurangi stres oksidatif , yang merupakan hasil dari kelebihan jumlah radikal bebas dalam tubuh.
Atasi mual
Jahe banyak dipercaya jadi obat mual. Bahkan, beberapa ibu hamil juga meminum campuran air jahe untuk mengatasi morning sickness atau mual yang kerap muncul di pagi hari saat awal kehamilan. Sekitar 1-1,5 gram jahe dapat membantu mencegah berbagai jenis mual, termasuk mual terkait kemoterapi, setelah operasi, dan mual di pagi hari.
Bantu menurunkan berat badan
Mengacu pada berbagai penelitian yang dilakukan, jahe dipercaya dapat membantu menurunkan berat badan. Dilansir dari Healthline, dalam sebuah studi yang dilakukan terhadap 80 wanita dengan obesitas ditemukan jahe juga dapat membantu mengurangi indeks massa tubuh (BMI) dan kadar insulin darah. Kadar insulin darah yang tinggi secara langsung berhubungan dengan obesitas.
Bantu atasi osteoartritis
Osteoarthritis (OA) merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi. Penyakit ini melibatkan degenerasi sendi di tubuh, yang menyebabkan gejala seperti nyeri sendi dan kekakuan. Dalam sebuah tinjauan literatur, ditemukan pengidap osteoartritis yang rutin mengonsumsi jahe dapat membantu mengurangi rasa sakit dan kecacatan yang signifikan.
Bantu menurunkan kadar gula darah
Jahe telah terbukti mampu menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki berbagai faktor risiko penyakit jantung pada penderita diabetes tipe 2. Dalam sebuah studi yang dilakukan pada 2015 terhadap 41 peserta dengan diabetes tipe 2, didapatkan hasil 2 gram bubuk jahe per hari menurunkan gula darah puasa sebesar 12 persen.
Bantu atasi gangguan pencernaan
Siapa sangka jahe mampu mengatasi gangguan pencernaan kronis? Gangguan pencernaan kronis biasanya ditandai dengan nyeri berulang dan ketidaknyamanan di bagian atas perut. Jahe mampu mempercepat pengosongan lambung, yang dapat bermanfaat bagi penderita gangguan pencernaan dan sensasi tidak nyaman yang muncul di perut akibat masalah gangguan pencernaan kronis.
Mengurangi nyeri haid
Jahe menjadi salah satu rempah yang sangat efektif melawan nyeri haid bila diminum pada awal periode menstruasi. Bahkan, dalam studi terbaru disimpulkan jahe lebih efektif daripada plasebo dan sama efektifnya dengan obat-obatan seperti asam mefenamat dan asetaminofen/kafein/ibuprofen.
Bantu turunkan kolesterol
Kadar kolesterol LDL (jahat) yang tinggi erat kaitannya dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Ada beberapa bukti jahe dapat menurunkan kadar kolesterol LDL (jahat), kolesterol total, dan trigliserida darah secara signifikan. Dalam sebuah penelitian 2018 terhadap 60 orang dengan hiperlipidemia, 30 orang yang menerima 5 gram bubuk jahe setiap hari mengalami penurunan kadar kolesterol jahat sebesar 17,4 persen selama tiga bulan.
Cegah kanker
Jahe telah dipelajari sebagai obat alternatif untuk beberapa jenis kanker. Sifat antikanker yang terdapat pada jahe kerap dikaitkan dengan kadar gingerol, yang ditemukan dalam jumlah besar pada jahe mentah. Dalam penelitian yang dilakukan selama 28 hari terhadap individu yang berisiko normal untuk kanker kolorektal, sebanyak 2 gram ekstrak jahe per hari mampu secara signifikan mengurangi molekul sinyal pro-inflamasi di usus besar.
Lindungi otak dari penyakit Alzheimer
Stres oksidatif dan peradangan kronis dapat mempercepat proses penuaan. Kondisi tersebut diyakini menjadi salah satu pendorong utama penyakit Alzheimer dan penurunan kognitif terkait usia. Jahe dipercaya mampu melindungi otak dari risiko penyakit Alzheimer karena kandungan antioksidan dan senyawa bioaktif dalam jahe dapat menghambat respons inflamasi yang terjadi di otak.
Bantu atasi infeksi
Jahe dapat membantu melawan bakteri dan virus berbahaya, yang dapat mengurangi risiko infeksi. Menurut sebuah studi, jahe sangat efektif melawan bakteri mulut yang umumnya menyebabkan gingivitis dan periodontitis. Kedua penyakit tersebut merupakan radang gusi.
Baca juga: Mengenal Ramuan Obat Herbal dan Manfaatnya: Jahe, Kunyit, Kencur, dan...