Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Faktor yang Berpotensi Sebagai Penyebab Gangguan OCD

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Aktor, Aliando Syarief akhirnya muncul lagi setelah lama vakum dari dunia hiburan.
Aktor, Aliando Syarief akhirnya muncul lagi setelah lama vakum dari dunia hiburan.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan obsesif-kompulsif atau OCD merupakan kondisi gangguan kesehatan mental yang melibatkan pikiran atau obsesi seseorang yang berulang, namun perilaku tersebut sesuatu yang tidak diinginkan berulang atau kompulsi.

Dalam hal ini, obsesi membuat pikiran seseorang sulit untuk fokus terhadap suatu hal, sedangkan kompulsi meliputi adalah tindakan tertentu yang membuat seseorang perlu menanggapi obsesi tersebut.

Tentu hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi seorang OCD untuk melakukan aktivitas kesehariannya. Diambil contoh dari psychcentral.com, ketika seseorang terlalu mengkhawatirkan pikiran tentang kuman yang ada di sekitarnya. Dampaknya membuat penderita gangguan untuk memaksan rutin mencuci tangan secara berlebihan.

Bahkan gangguan ini membuat seseorang wajib mengatur objek dari urutan tertentu yang bertujuan untuk menghindari ketidaknyamanan atau bahaya. Namun tentu kita jadi bertanya-tanya apa penyebab dari gangguan OCD ini. Oleh karena itu berikut merupakan beberapa penyebab yang diketahui berpotensi membuat munculnya gangguan ini.

Apa Penyebab OCD?

Penyebab dari OCD belum diketahui penuh oleh para ahli, namun mereka memiliki beberapa teori tentang kemungkinan penyebabnya, antara lain:

Faktor Biologis

Pertama, nampaknya OCD dapat disebabkan dari faktor biologis. Dalam laman med.stanford.edu, menunjukan bahwa penderita OCD bisa terkena darigangguan fungsi atau masalah transmisi bahan kimia di bagian otak tertentu, seperti serotonin dan norepinefrin yang berkontribusi pada OCD.

Lalu mengutip ocduk.org, studi pencitraan otak secara konsisten menunjukkan pola aliran darah yang berbeda di antara orang-orang dengan OCD. Ada juga penemuan dari studi meta-analisis yang memperlihatkan perbedaan ditemukan secara konsisten hanya di gyrus orbital dan kepala nukleus berekor di antara penderita OCD dan seseorang dengan kontrol yang sehar

Faktor Autoimun

Penyebab selanjutnya ialah OCD yang mampu diturunkan setelah terjadinya infeksi. Melansir Medical News Today, beberapa infeksi tersebut bisa berupa infeksi streptokokus grup A yang juga termasuk radang tenggorokan, lalu penyakit Lyme, dan terakhir virus flu H1N1.

Faktor Kognitif

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Teori atas penyebab lain OCD ialah ketika dimulai saat seseorang menafsirkan pikiran mereka sendiri. Misalnya dalam merawat bayi, penderita OCD bisa saja memiliki tekanan kuat yang mengganggu sehingga tidak sengaja melukai bayi.

Tindakan tersebut mungkin diambil dengan tidak banyak alasan, namun penderita OCD mengetahui bahwa tindak itu harus terjadi dan terus-menerus untuk mencoba mengambil tindakan secara berlebihan.

Faktor Keluarga

Diketahui bahwa ada potensi untuk OCD diturunkan, tetapi riwayat keluarga yang positif tidak terjadi pada banyak pasien. Masih dalam ocduk.org, sebuah tinjauan meta-analitik melaporkan bahwa seseorang dengan OCD empat kali lebih mampu untuk mengirimkan gangguan ini kepada anggota keluarga lainnya.

Faktor Lingkungan

Dilansir dari Healthline, trauma, pelecehan, atau peristiwa stres lainnya mampu secara kuat menjadi faktor yang berpotensi dalam mengembangkan gangguan OCD dan kondisi kesehatan mental lainnya, salah satunya kehidupan yang penuh akan tekanan.

Banyak juga yang telah melaporkan bahwa gejalanya muncul dalam waktu enam bulan setelah kejadian seperti persalinan dan komplikasi lainnya, konflik yang menimbulkan trauma, sampai penyakit serius. Selain itu, OCD juga dapat terjadi bersamaan dengan gangguan stres pasca-trauma, atau PTSD.

FATHUR RACHMAN
Baca juga : Mengenal OCD, Gejala dan Pengobatannya 


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

2 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

2 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

7 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

7 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

10 hari lalu

Ilustrasi wanita lelah bekerja. Freepik.com
Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

Jika karyawan mengalami burnout, bukan hanya ia sendiri yang harus mencari solusi mengatasinya. Atasan juga perlu memperhatikan hal ini.


Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

12 hari lalu

Ilustrasi anak main game. Shutterstock.com
Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

Kak Seto mengatakan game atau permainan dengan kekerasan dan konten negatif mesti dibersihkan karena berdampak buruk pada anak.


Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

12 hari lalu

Ilustrasi lansia. Mirror.co.uk
Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

Banyak warga senior yang merasa kesepian setelah masa pensiun sehingga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Apa yang perlu dilakukan?


4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

14 hari lalu

Ilustrasi surat keterangan sakit / sehat dari dokter. Nieuwsblad.be
4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

Produktivitas karyawan yang tinggi harus dibarengi dengan perhatian dan dukungan yang memadai dari perusahaan. Apa saja benefit yang bisa ditawarkan?


Menonton Drama Korea, Belajar Kesehatan Mental hingga Budaya Korea

15 hari lalu

Bagi Anda yang ingin menonton drama dengan tema thriller, beberapa list drama Korea detektif berikut ini bisa jadi pilihan. Ada banyak plot twist. Foto: Canva
Menonton Drama Korea, Belajar Kesehatan Mental hingga Budaya Korea

Beberapa drama Korea atau drakor mengajarkan beberapa hal secara populer misalkan soal kesehatan mental hingga budaya Korea Selatan.