TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis jantung dan pembuluh darah Oktavia Lilyasari, mengatakan cara mengenali penyakit jantung bawaan (PJB) pada bayi baru lahir dapat melalui gejala seperti sulit menyusu, napas cepat, biru dan berkeringat dingin. Kemudian pada anak usia 1 bulan ke atas gejala mencakup sering tersedak atau terputus saat menyusu, berat badan susah naik, gangguan tumbuh kembang, keluhan biru, infeksi saluran napas berulang, dan keterbatasan melakukan aktivitas.
"Biru biasanya di mukosa bibir, mulut, kadang di bawah area mata, bibir warna ungu, kalau berlanjut lebih lama akan timbul jari jendol-jendol seperti tabung dan biru," jelas Oktavia.
Tanda lain bising jantung saat pemeriksaan jantung, nadi lemah, dan tungkai teraba dingin. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti rekam jantung, rontgen dada, pemeriksaan lanjutan berupa kateterisasi jantung.
Keluhan pada remaja
Sementara pada remaja keluhannya antara lain mudah lelah, sesak napas, sering terbangun karena sesak, sakit dada, berdebar, pingsan, serta bengkak di bagian perut dan kaki. Berbicara faktor risiko penyakit jantung bawaan antara lain kelainan gen, riwayat keluarga dengan penyakit jantung bawaan, sindrom tertentu, dan faktor ibu seperti mengalami penyakit rubella, toksoplasma, diabetes, sering menggunakan obat yang tidak direkomendasikan dokter kandungan, kebiasaan minum beralkohol, terpapar radiasi, dan merokok.
Oktavia mengatakan sekitar 30 persen penyakit jantung bawaan dapat ditemukan pada bulan-bulan pertama kehidupan. Oleh karena itu, deteksi dini penting. Kemudian melakukan proses rujukan untuk mendapatkan diagnosis konfirmasi dengan jelas.
Baca Juga:
"Masalah terutama di negara berkembang keterlambatan diagnosis. Sebuah jurnal tahun 2016 menyebutkan sekitar 85,1 persen kasus PJB terlambat didiagnosis. Kalau terlambat kemungkinan tata laksana juga akan terlambat," paparnya.
Baca juga: Hipertensi Termasuk Silent Killer dapat Membunuh Secara Perlahan, Kenali Penyebabnya