TEMPO.CO, Jakarta - Serangan jantung terjadi akibat penyempitan di lubang pembuluh darah koroner sehingga menimbulkan sumbatan total. Spesialis jantung dan pembuluh darah Siska S. Danny menyebut keluhan umum pasien serangan jantung antara lain nyeri dada yang luar biasa hebat disertai sesak napas dan mual.
"Pasien seringkali menggambarkannya sebagai nyeri terberat yang diderita seumur hidup. Bisa disertai sesak napas, keringat dingin, mual, muntah, pingsan," ujar Ketua Ilmiah 31st ASMIHA itu.
Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) itu mengakui tak semua nyeri dada pertanda serangan jantung. Namun, selalu ada potensi penyakit ini muncul. Dia menuturkan keluhan nyeri dada dapat membantu dokter mendiagnosis potensi serangan jantung pasien.
Selain keluhan, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan rekam jantung untuk menangkap aktivitas listrik jantung. Pemeriksaan ini dapar mendeteksi ada tidaknya cedera atau kerusakan otot jantung akibat tidak mendapatkan aliran darah dengan baik.
"Pokoknya kami mencari abnormalitas aktivitas listrik di rekam jantung," katanya.
Baca Juga:
Perlunya pemeriksaan
Komponen lain yang juga dapat membantu dokter mendiagnosis serangan jantung yakni pemeriksaan protein jantung dalam darah. Pada pasien serangan jantung ada otot jantung yang mengalami kerusakan dan proteinnya bisa terdeteksi di dalam darah.
"Dari ketiga komponen ini kami menentukan seseorang sakit jantung atau bukan," tutur Siska.
Dia menyarankan pemilik keluhan nyeri dada hebat, apalagi ditambah sesak napas, keringat dingin, segera mendapatkan perawatan di rumah sakit. Ini demi memastikan pasien dalam kondisi serangan jantung akut atau bukan. Menurutnya, serangan jantung masih menjadi problematika karena angka kematian yang tinggi.
"Kalau terkena serangan jantung, risiko 11,7 persen Anda akan meninggal dunia di rumah sakit. Jadi, satu dari 10 pasien serangan jantung meninggal di rumah sakit," ujarnya.
Baca juga: Pentingnya Kontrol Faktor Risiko untuk Cegah Penyakit Jantung Koroner