TEMPO.CO, Jakarta - Penderita echolalia punya kebiasaan mengulangi suara dan kalimat yang didengar, seperti namanya echo atau gema. Melansir Healthline, Anda mungkin tidak dapat berkomunikasi secara efektif karena tidak dapat mengungkapkan pikiran. Misalnya, orang dengan echolalia mungkin hanya bisa mengulang pertanyaan daripada menjawabnya.
Dalam banyak kasus, echolalia adalah upaya untuk berkomunikasi, belajar atau berlatih bahasa. Ucapan berulang adalah bagian yang sangat umum dari perkembangan bahasa dan biasanya terlihat pada balita yang sedang belajar berkomunikasi. Pada usia 2 tahun, kebanyakan anak mulai mencampuradukkan kata-kata sendiri dengan mengulangi apa yang didengar.
Pada usia 3 tahun, echolalia berkurang pada kebanyakan anak. Anak-anak dengan autisme dan keterlambatan perkembangan sering mengalami echolalia selama masa kanak-kanak, terutama jika perkembangan bahasa tertunda.
Gejala
Gejala utama dari echolalia adalah pengulangan kalimat atau suara yang terdengar, bisa juga langsung, di mana pembicara mengulangi sesuatu segera setelah mendengarnya. Bisa juga tertunda, seperti mengulang sesuatu berjam-jam atau berhari-hari setelah pembicara mendengarnya.Tanda-tanda lain dari echolalia termasuk frustasi, depresi, dan keheningan saat berbicara. Penderita bisa sangat mudah tersinggung, terutama ketika ditanya.
Penyebab dan faktor risiko
Semua anak mengalami echolalia ketika belajar bahasa lisan. Kebanyakan orang mengembangkan pemikiran mandiri seiring bertambahnya usia tetapi beberapa orang terus mengulangi apa yang didengar. Anak-anak dengan gangguan komunikasi mempertahankan ekspresi berulang lebih lama. Anak-anak dengan autisme sangat rentan terhadap echolalia.
Beberapa orang hanya mengalami masalah ini ketika sedang depresi atau cemas. Orang lain mengalaminya sepanjang waktu dan akhirnya menjadi bisu karena ketidakmampuan untuk mengekspresikan diri. Orang dewasa dengan amnesia berat atau trauma kepala mungkin mengalami echolalia ketika mencoba untuk berbicara kembali.
Perawatan
Echolalia dapat diobati melalui kombinasi metode berikut:
Terapi wicara
Beberapa orang dengan echolalia mengikuti sesi terapi wicara reguler untuk belajar bagaimana mengatakan apa yang dipikirkan. Intervensi perilaku yang disebut titik jeda isyarat sering digunakan untuk echolalia menengah. Dalam perawatan ini, terapis wicara meminta penderita untuk menjawab pertanyaan dengan benar dan memberitahu mereka kapan waktunya menjawab. Terapis kemudian mengajukan pertanyaan seperti "Siapa namamu?" Setelah jeda singkat, mereka meminta pembicara untuk menjawab. Mereka juga mengangkat kartu petunjuk dengan jawaban yang benar.
Pengobatan
Untuk memerangi efek samping echolalia, dokter mungkin meresepkan obat antidepresan dan kecemasan. Meskipun tidak mengobati kondisi itu sendiri, ini dapat membantu menenangkan penderita. Karena gejala echolalia dapat meningkat ketika orang stres atau cemas, efek menenangkan pada gejala dapat membantu mengurangi keparahan
Perawatan di rumah
Penderita dapat mengembangkan keterampilan komunikasi di rumah dengan bekerja bersama orang lain. Ada program pelatihan teks dan online yang dirancang untuk membantu orang tua mendapatkan umpan balik positif dari anak-anak mereka. Mendorong anak untuk menggunakan kosakata yang terbatas memudahkan mereka untuk belajar berkomunikasi secara lebih efektif.
Pencegahan
Echolalia adalah bagian alami dari perkembangan bahasa. Mencegah sepenuhnya tidak selalu merupakan ide yang baik. Untuk menghindari echolalia permanen, orang tua harus mendorong bentuk komunikasi lain. Biarkan anak mengenal kata dan kalimat yang berbeda. Seiring waktu, kebanyakan anak pulih dari echolalia secara spontan.
JESSYCA GAZELLA
Baca juga: 5 Manfaat Memahami Bahasa Cinta untuk Diri dan Pasangan