TEMPO.CO, Jakarta - Massa otot dan fungsi kekuatannya akan berkurang terkait usia atau sarkopenia. Merujuk Cleveland Clinic, sarkopenia biasanya dialami saat memasuki masa lanjut usia atau lansia.
Penurunan massa otot mengurangi kemampuan melakukan aktivitas. Setiap orang kehilangan massa otot secara bertahap, walaupun bukan hanya faktor usia. Tubuh yang tak cukup protein juga rentan mempengaruhi kebutuhan otot untuk tumbuh.
Apa itu sarkopenia?
Baca Juga:
Mengutip Healthline, sarkopenia kondisi hilangnya massa otot yang secara khusus berhubungan dengan penuaan. Kehilangan massa otot seiring bertambahnya usia hal yang normal. Namun, sarkopenia menggambarkan kehilangan otot yang parah menyimpang dari normal.
Sarkopenia bisa memengaruhi cara berjalan, keseimbangan, dan kemampuan seseorang secara keseluruhan dalam beraktivitas. Walaupun pengurangan massa otot tak bisa dihindari, tapi setidaknya mungkin memperlambat proses itu.
Mengutip WebMD, meskipun sarkopenia dialami sebagian orang yang tidak aktif. Namun, sarkopenia juga dialami orang yang tetap aktif secara fisik. Itu menunjukkan ada faktor lain dalam perkembangannya.
- Pengurangan sel saraf untuk mengirim sinyal dari otak ke otot memulai gerakan
- Konsentrasi rendah dari beberapa hormon, termasuk pertumbuhan, testosteron, dan insulin
- Penurunan kemampuan untuk mengubah protein menjadi energi
- Tidak mendapat cukup kalori atau protein setiap hari untuk mempertahankan massa otot
Memperlambat risiko sarkopenia
Latihan resistansi bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan dan stamina otot. Latihan ketahanan juga membantu menyeimbangkan kadar hormon. Latihan ini terbukti meningkatkan kemampuan untuk mengubah protein menjadi energi. Intensitas dan frekuensi olahraga yang tepat sangat penting untuk mendapat manfaatnya.
Penambahan suplemen dibutuhkan, namun digumakan bersamaan latihan ketahanan. Bukan sekadar konsumsi saja.
Mengonsumsi cukup protein juga bermanfaat untuk mencegah sarkopenia. Makanan laut, seperti ikan trout dan salmon termasuk sumber protein. Sedangkan sumber nabati, yaitu tahu, lentil, kacang-kacangan, dan kinoa.
Baca: Penting, Olahraga Peningkatan Massa Otot untuk Lansia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.