TEMPO.CO, Jakarta - Hiperlakrimasi gangguan kelenjar air mata yang sering dialami lansia berumur 60 tahun ke atas. Kondisi hiperlakrimasi menyebabkan air mata keluar terus-menerus. Mengutip Healthline, hiperlakrimasi menyebabkan mata kemerahan, terasa sakit, bengkak, penglihatan kabur, dan sensitivitas terhadap cahaya.
Penyebab hiperlakrimasi
1. Kelopak mata melemah
Mengutip dari laman Elderly Health Service, kelopak mata melorot diakibatkan otot dan kulit di sekitarnya kehilangan kelenturan. Itu membuat air mata mudah keluar.
2. Iritasi dan infeksi mata
Hiperlakrimasi tersebab iritasi kimia di mata, seperti polusi asap kendaraan. Infeksi penyebab hiperlakrimasi bisa meliputi cedera kecil atau goresan di bagian depan mata, Kondisi lainnya, karena terpapar partikel atau pasir yang tersangkut di mata.
3. Penyaliran air mata tersumbat
Tersumbatnya penyaliran air mata menyebabkan hiperlakrimasi. Tapi, kondisi itu bisa hilang secara sendirinya dalam beberapa bulan. Caranya menyeka kotoran di sekitar mata menggunakan air hangat.
Merawat mata yang hiperlakrimasi
1. Mengatasi iritasi
Mengutip Centre for Sight salah satu iritasi yang terkadang tak disadari menyebabkan hiperlakrimasi, yakni bulu mata tumbuh ke dalam. Bulu mata yang tumbuh ke dalam bergesekan dengan kornea. Sama seperti kondisinya partikel atau debu menempel di bagian mata yang terkena. Dokter akan mengeluarkan partikel asing atau bulu mata di dalam itu untuk mencegah iritasi.
2. Tindakan medis
Hiperlakrimasi yang disebabkan kelopak mata menonjol ke luar memerlukan pengencangan. Itu supaya menahan kelopak mata tetap sesuai di tempatnya agar tidak kendur.
Baca: Risiko Kesehatan Jika Jarang Mata Berkedip
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.